Our Last

677 93 2
                                    

Minju kembali ke rumahnya dan entah kenapa hal pertama yang dilakukan adalah memeriksa apakah Yujin masih di sana atau tidak.

Mungkin dia lupa akan pesan yang ditinggalkannya tadi pagi secara tidak langsung adalah usiran halus.

Ia berjalan menuju meja makan dan melihat piring dan wadah sup yang dibuatnya sudah dibersihkan dan tertata kembali... bersama sebuah kertas kecil dan foto polaroid yang Yujin tinggalkan untuknya.

"Aku minta maaf. Tapi, aku harap aku bisa liat kamu lagi"

Minju bersandar di sebuah kursi dan memandangi foto itu cukup lama... memori mulai terputar lagi di ingatannya ketika ia menoleh ke arah ruang tengah.

 memori mulai terputar lagi di ingatannya ketika ia menoleh ke arah ruang tengah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

---

1 tahun yang lalu....


"Yujin apaan sih...?"

"Ju! Sesederhana Kamu gak pernah nanyain aku lagi di mana, aku lagi apa, ngabarin kamu lagi di mana. Itu gak pernah ada lagi. Aku bukan gila perhatian. Tapi perubahan kamu terlalu drastis sampe aku gak tau apa kamu masih peduli atau enggak sama aku. Sama kita."

"Kamu selalu pulang pagi. Gak bisa ditelfon, chat pun jarang dibales"

"Dan sekarang...anehnya Aku harus liat Kamu pulang dianter sama orang lain. Mungkin ini Aku kebetulan lagi ke sini, kalau enggak? Jangan-jangan Kamu dianter tiap hari sama dia?? Iya???"

"Jin, dia cuma temen kantor! That's it."


"Apa bedanya sama kamu. Asal kamu tahu, kita jadi kayak gini karena kesibukkan Aku itu untuk pelarian. Pelarian dari the fact aku tahu kamu hampir setiap malem pergi ke club entah sama siapa. Kamu pikir aku gak tahu kamu bohong?" Minju mulai membalas dengan segala hal yang disimpannya selama ini.

"Aku gak mau banyak ribut dan aku kayak mikir whether ini cuma fase di tengah hubungan kita aja atau enggak. 5 tahun, Jin. Selama 5 tahun ke belakang aku sama kamu. Aku gak mau ngorbanin itu semua dengan curiga dan ngeributin soal hal itu"

"Tapi, kayaknya sekarang Aku tahu jawabannya.."


"Terus sekarang Kamu mau kita gimana?" tanya Yujin

"Aku ngerasa, mungkin kita emang udah beda buat ngeliat value dari hubungan ini"

"Minju please jangan..-"

"Mungkin kita udah gak usah sama-sama lagi"

Yujin meraih tangan Minju, "Ju, please jangan kayak gini..."

"Jin, Kamu gak capek apa? Beberapa bulan ke belakang kita udah gak kayak dulu lagi. Semua kayak cuma formalitas."

"Maafin ak-"

"Jangan minta maaf. Kita berdua salah"

"Jin, mungkin kita emang udah saatnya jalan masing-masing. Aku ngerasa pecuma buat ngelanjutin ini semua"

Yujin duduk dengan lemas, mencoba memproses segalanya


"Yaudah.... Kalau itu emang mau Kamu. Aku gak bisa maksa apa-apa."

Minju yang tidak berani melihat Yujin mulai berusaha membendung air matanya

"Aku gak tau harus ngomong apa lagi. Aku bener-bener bingung sekarang. Tapi, aku coba buat ngertiin ini semua"

"Aku pulang..."

Begitu pintu rumah itu tertutup, air mata segera keluar tak tertahan lagi. Minju terduduk di balik pintu itu dan menyesali semuanya.

Bukan menyesali keputusannya.

Namun, menyesali apa yang harus terjadi.


----

Semua adegan mimpi buruk itu terputar kembali di ingatan Minju yang masih berdiri di meja makan itu.

Masih terlalu banyak pertanyaan dan pernyataan yang belum terjawab kebenarannya di antara mereka


Dan sekarang... orang itu muncul lagi. Ahn Yujin datang lagi.

POINTLESS.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang