"Ada satu hal yang belum Kamu tahu selama ini."
Yujin mundur perlahan dan hanya diam menatap Minju.
"Mama Kamu udah tahu soal kita."
"M-maksud Kamu?" Yujin sedikit terkejut mendengar perkataan Minju.
"Dia udah tahu, kita bukan cuma sahabatan..."
----
3 bulan sebelum malam perpisahan....
Minju baru saja kembali dari urusannya di luar kantor. Ia menunggu salah satu staffnya di depan cafe yang berada di dekat lobi sebelum naik bersama ke lantai atas.
Saat sedang sibuk dengan HP dan kopi yang ada di tangannya, sebuah tamparan keras mendarat di pipi bagaikan petir di siang hari yang cerah. Kopi yang di tangannya pun sampai terjatuh dan menimbulkan kekacauan kecil di sana.
Minju yang memegangi pipinya langsung terkejut ketika melihat sosok yang memberikan tamparan itu. Ibu Yujin.
"Bisa-bisanya Kamu bohongi saya."
"Kamu pacaran kan sama Yujin???"
"T-tante....s-"
"Jawab Kim Minju!"
Dengan suara yang cukup keras itu, tidak mungkin mereka tidak menjadi pusat perhatian di tengah lobi. Minju yang kaget dan malu, masih mencoba untuk menenangkan wanita paruh baya itu.
"Tante kita bisa bicara di luar?.." Minju mencoba mengajak ibu Yujin untuk ke arah lain, tapi tangannya segera dihempas kembali oleh orang itu.
"Hebat kalian, selama ini sembunyi di balik kata sahabat?? Putuskan hubungan kalian sebelum saya bertindak lebih jauh"
"Tante saya mohon, bisa kita bicara di tempat lain?.."
"Hentikan hubungan kalian yang menjijikan ini! Jangan berani-berani Kamu bilang kejadian ini ke anak saya." Ibu Yujin pun pergi dan meninggalkan Minju dengan fase shocknya yang begitu hebat.
Salah satu staffnya yang melihat kejadian itu dari kejauhan langsung menghampiri Minju.
"Mbak....gapapa?.."
"G-gapapa.. " Minju langsung berjalan ke arah lift dengan tubuh lemas dan pikirannya yang kosong.
Selama seharian, Minju tidak dapat menjernihkan pikirannya, bahkan sampai ia tiba di rumah kembali. Di saat yang berdekatan, Yujin pun datang ke rumahnya.
"Kamu kemana aja sih? Kok gak bales chat Aku?"
"Jin, Aku capek. Bisa gak jangan bahas ini dulu?..." Minju sedang duduk dengan tubuh lelahnya di sofa.
"Kamu kenapa?"
"Capek aja"
"Kenapa? Aku bisa tahu kalo Kamu bohong"
"Gak ada apa-apaaa"
"Kamu selalu gini. Aku udah gak bisa tahu lagi Kamu lagi kenapa, ada kejadian apa. Kamu udah jarang mau cerita. Aku juga perlu tahu. Even cuma soal kerjaan Kamu, Aku mau dengerin kok"
Yujin terus mengeluarkan keluhannya sambil bergerak ke arah dapur dan meninggalkan Minju yang semakin diselimuti pikirannya yang semakin bercabang.
Sejak awal, Minju tidak pernah berniat untuk menuruti permintaan Ibu Yujin yang dilontarkan di hadapan wajahnya siang tadi. Ia tidak pernah sekali pun berpikir untuk mengakhiri hubungannya dengan orang yang disayanginya sejak kecil itu.