FF-Bagian 1

11 14 9
                                    

Arsyila Laiba nama lengkap gadis hitam manis itu. Lahir di keluarga yang sederhana tak membuat Arsyi mengeluh tentang kehidupannya. Gadis itu selalu bersyukur dengan apa yang dia dapatkan sekalipun hal itu tidak seberapa.

Arsyi merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Arsyi memiliki kakak laki laki yang juga hitam manis sama seperti dirinya. Orang tua dan Abang Arsyi bekerja di perusahaan yaitu sebagai karyawan perawat Kebun sawit. Sebenarnya abang Arsyi baru lulus SMA.

Sudah sana sini melamar pekerjaan, namun belum ada sama sekali yang diterima. Zaman sekarang mungkin ijazah SMA sudah seperti tidak ada gunanya lagi lantaran persyaratan untuk bekerja di pekerjaan yang layak minimal lulus D3.

Penghasilan mereka 1 bulan seperti tidak ada apa apanya karena harga ekonomi di daerah mereka cukup mahal. Tak ayal terkadang mereka harus ngutang terlebih dahulu dan dibayar saat sudah menerima gajih.

Abah Arsyi juga mempunyai pekerjaan sampingan, yaitu sebagai nelayan. Itupun berlaku kalau air sungai surut saja.

Seperti pagi di hari minggu ini, keluarga kecil Arsyi tengah sibuk menjemur ikan asin mereka. Ditengah lantangnya panas pagi, Arsyi sedikit menggerutu. Tak biasanya sepagi ini cuaca sudah sangat cerah, apalagi ikannya masih banyak.

Arsyi melirik kulit tangannya yang memang sudah gelap jadi makin gelap karena sinar matahari yang terik. Mana Skincarenya sudah pada habis lagi. Haduh! Ini tidak bisa di biarkan, Arsyi harus menutupi kulitnya lebih tebal.

"Uma! Aku Kerumah dulu ya!"Teriak Arsyi kepada Uma nya yang tengah sibuk menyusun ikan asin.

Uma Arsyi menoleh dan menatap anaknya tajam. "Selesaikan dulu jemurannya Arsyi!"

"Sebentar doang kok Ma, aku mau ambil sweter dulu"

"Ikan bagian kamu udah tinggal dikit, atau mau uma tambah?"ancam Uma Arsyi.

Sedikit apanya? Padahal ikan Arsyi masih banyak. Yah kalau dibanding ikan uma abah sama abangnya bagian Arsyi memang keliatan sedikit, tapi tetap saja menurut Arsyi itu masih memakan waktu yang lama untuk menyelesaikan tugasnya.

Uma Arsyi bernama Mina, wanita yang sudah berumur 40 tahun itu merupakan seorang ibu yang keras mendidik anak anaknya.

Maka dari itu, di banding abahnya, Arsyi lebih takut kepada Uma Mina karena sang ibu tidak segan segan mengeluarkan kata kata yang terkadang menyakiti hati Arsyi. Memang sekeras itu!!

Karena tak ingin bagian menjemurnya ditambah, Arsyi terpaksa menurut dan lebih mempercepat gerakan tangannya.

"Itu nyusunnya yang bener! Jangan berantakan kayak gitu!"Tegur Abang Arsyi yang bernama Aril.

"BACOT!!"Sahut Arsyi kesal. Namun gadis itu tetap menuruti perkataan abangnya untuk memperbaiki susunan ikan.

Setelah hampir setengah jam, akhirnya ikan yang berada dalam ember milik Arsyi sudah habis tersusun semua. Dengan cepat Arsyi berlari ke arah rumahnya. Kulitnya terasa terbakar, maka langsung saja Arsyi menyiram kaki tangan serta kepala nya dengan air.

"Haah Seger"ucapnya lega saat merasakan air dingin itu menyerap kedalam kulitnya.

Tak lama Uma dan abang Arsyi menyusul naik kerumah. Uma meletakan embernya dan melirik pakaian yang sudah di cuci ternyata belum juga dijemur. "ARSYI!"

"IYA UMA!!"Sahut Arsyi yang masih menikmati air dingin itu. Dirumah Arsyi tidak ada WC, jadi untuk BAB dan menyuci pakaian semuanya dilakukan disungai

"Ini baju bajunya di jemur ya Syi, uma sama abang mau nemenin abah nangkep ikan!"perintah Uma.

FANTASTIS FOURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang