Gadis itu duduk sendirian di koridor kelas, dia nampak menunggu seseorang yang biasanya berangkat sangat pagi. Mukanya sangat menyeramkan sehingga kalau di banding setan yang ada di sekolah mungkin masih seram muka gadis itu.
Sesekali melirik jam di tangannya, gadis itu nampak tidak sabaran menanti sang ketua kelas yang ingin dia beri perhitungan. Beberapa menit menunggu, akhirnya pemuda yang dia tunggu muncul juga batang hidungnya.
"Tumben berangkat pagi, biasanya lima menit sebelum bel lo baru datang," kata pemuda itu terheran heran.
Gadis itu berdiri dari duduknya, dia menjulurkan tangan bak mengajak pemuda itu berkenalan. "Apa?" tanya pemuda itu bingung.
"Sini tangan lo!"
Dengan polos sang lelaki menjulurkan tangannya, gadis itu menyelipkan jari jarinya sehingga membuat sang pemuda geer. "Ekhem! Kalau mau ngebucin didalam aja Nai," ucapnya menggoda.
Naira tersenyum manis, tanpa diduga sang pemuda, Naira dengan cepat memulis tangannya sehingga membuat pemuda itu memekik. "Argh Nai sakit gila, Nai lepas woy!!"
Naira langsung melepas tangan pemuda itu, dengan sekuat tenaga Naira menampar tangannya pemuda itu hingga memerah. Tak sampai disitu, Naira juga mencubit dengan cubitan super berbisa membuat tangan pemuda itu membiru.
"Sakit Woy!! Gila lo pagi pagi udah menganiyaya gue aja," untung saja Naira itu cewek, coba saja kalau cowok, mungkin sudah dia balas perlakuan Naira tadi.
"Salah siapa pake chat 'sayang-sayang'!!" kesal Naira dan kembali menampar tangan pemuda itu geram.
"Dih geer, kapan gue ngechat kayak gitu coba?"
"Laah gak usah pura pura Amnesia lo!"
"Sumpah gue gak--" pemuda bernama lengkap Galih Prinando itu terdiam saat dia tiba tiba teringat sesuatu. "Bang**t! HP gue kemaren di pinjam sama Toni"
"Hah?"
Galih mengusap wajahnya kasar, lalu menatap Naira serius. "Kemaren HP gue di pinjam sama Toni, dan gue yakin dia yang udah iseng sama lo Nai"
Naira yang mendengar penjelasan Galih tidak langsung percaya. "Gue enggak percaya, lo sengaja kan jadiin Toni kambing hitam biar gue gak nyalahin lo? Ngaku lo!"
"Terserah! Yang jelas gue gak pernah chat lo yang kayak begituan. Perlu lo ingat! gue itu punya cewek, jadi gak usah perbesar masalah sepele kayak gini, perkara di panggil sayang aja lo udah lebay banget."
"lagian ya! gue ngeliat lo aja udah gak nafsu, gimana mau ngechat pake 'sayang' coba," sambung Galih.
Pemuda itu meninggalkan Naira yang masih menatapnya tajam dan tangan yang mengepal. Gadis itu memejamkan matanya sesaat untuk meredakan emosi. Berhadapan dengan Galih, Naira harus bersiap mendapatkan ucapan nyelekit dari Galih.
Menarik nafasnya dalam dalam...
"GOOD MORNING!!"
"Uhuk!!"Naira tersedak liur sendiri saat Arsyi datang yang langsung mengagetkan Naira yang tengah menarik nafas.
Arsyi menepuk nepuk belakang Naira untuk meredakan batuk sahabatnya itu. Gadis itu bahkan mengambil botol minum yang dia bawa dan langsung memberikannya kepada Naira.
Karena masih di kelilingi amarah, Naira bahkan menghabiskan minumam Arsyi hingga tidak tersisa setetespun. "Wah gak tau diri banget lo kalau minta punya orang"Ucap Arsyi sambil menatap botol nya yang sudah kosong dengan miris.
"Lo yang ngasih ya! gue gak ada minta," sentak Naira yang membuat Arsyi kaget.
"Kenapa lo? Marah marah udah kayak tante Lala aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
FANTASTIS FOUR
Teen Fiction"Tinggal di tempat pelosok gimana sih rasanya? Disini mungkin kalian akan menemukan jawabannya dari kisah 4 orang gadis yang tinggal di desa yang berbeda beda dan bersahabat dimulai dari mereka kelas 10 SMA. Berkisah jalan kehidupan mereka di masa S...