1

1.8K 136 1
                                    

Seungwan kembali ke apartmentnya pada pukul 4 dini hari. Persiapan comeback selalu menyita banyak waktunya. Dia harus banyak istirahat sebelum acara radionya nanti malam.

Setelah berendam air hangat di bathtub kesayangannya itu, dia baru mengecek handphone. Seungwan melihat notif dari keluarganya. Akhir-akhir ini orang tuanya mulai menghubunginya lagi. Seungwan tidak mengerti kenapa.

Orang tua Seungwan selalu memaksa dia bergabung untuk melanjutkan perusahaan keluarga. Padahal sudah ada kak Eric. Dari dulu Seungwan selalu ingin menjadi penyanyi. Salah satu alasan mereka dulunya bertengkar hebat dan membuat Seungwan memutuskan keluar dari rumah untuk hidup sendiri.

Seungwan terus scrolling pesan masuk di handphonenya dan menemukan satu nama yang selalu menarik perhatiannya.

Joohyun
[19.00] Seungwan, kata Joy lo seharian syuting? Jangan lupa makan.

[19.30] Mau gue kirimin makanan?

3 Missed calls

[21.00] Sok sibuk banget. Ew.

Seungwan
[4.35 ] Bawel. Iya udah makan kok. Makasih ya tadi makanannya.

Seungwan lalu mematikan handphonenya dan mencoba untuk tidur.

💙

Seungwan terbangun ketika merasakan sinar matahari masuk ke kamarnya. Perasaan tadi malam dia sudah menutup gorden kamarnya itu. Diliatnya jam yang berada di nakas tempat tidurnya. 12.00. Waktu yang cukup lama untuk dirinya beristirahat.

Seungwan lalu keluar kamar untuk mengambil minum dan dia sangat terkejut ketika melihat ada sosok wanita di dapurnya itu.

"Akhirnya bangun juga."

"Joohyun?"

Joohyun mempersiapkan makanan yang dia buat lalu menaruhnya di atas meja makan.

"Karena kemungkinan lo bakal makan makanan instan lagi, gue buatin makanan aja."

Seungwan tersenyum. "Tumben baik banget lo." Kata Seungwan sambil duduk di kursi makan yang jarang sekali dia gunakan itu.

"Kok lo gak makan?" Tanya Seungwan sambil memakan nasi goreng buatan Joohyun.

"Ntar aja sekalian di tempat syuting."

"Lo kesini buatin gue makan tapi lo nya gak makan. Aneh." Seungwan kemudian menyendokkan nasi goreng dan mencoba menyuapi Joohyun.

Joohyun yang sibuk dengan hp nya itu mau tidak mau membuka mulutnya.

"Wan, lo dateng kan ke acara keluarga lo sabtu malam?"

"Oh gue ada acara keluarga?"

"Lo masih gak mau dihubungi keluarga lo?"

Seungwan hanya mengedikkan bahu dan melanjutkan makan nasi gorengnya itu.

"Keluarga lo ngundang keluarga gue buat makan malam. Sepertinya ada sesuatu yang penting."

"Lo disuruh Mama buat nyuruh gue dateng ya?"

Joohyun hanya tersenyum malu. "Lo udah dihubungin katanya. Trus pada minta gue mastiin lo juga dateng."

"Kalau soal perusahaan kan harusnya gue gakpapa gak dateng?"

Seungwan kemudian berdiri dari kursinya lalu mencuci piring. Makan malam keluarga dengan keluarga Joohyun? Ada apa? Sepertinya ini bukan soal ortunya akan memaksanya lagi untuk menjadi bagian perusahaan.

"Kalau lo gak mau dateng karena ortu lo itu setidaknya ntar ada yang lain kan? Ada kakak lo, gue, Jimin, Ayah, Bunda."

Joohyun sudah berdiri didekatnya dan menatap Seungwan seperti memohon. Seungwan tidak kuat kalau melihat Joohyun memasang ekspresi itu. Dia pun memalingkan wajahnya dan berjalan ke ruang tengah.

"Kayaknya gue ada jadwal sabtu malam."

"Gue udah tanya Joy dia bilang gak ada."

Seungwan hanya mendengus kesal. Joohyun selalu satu langkah di depannya.

"Ntar gue usahain deh." Kata Seungwan sambil mengganti channel TV di depannya itu.

Joohyun kini duduk di sampingnya. Seungwan tau Joohyun sedang memperhatikannya sekarang. Dia pun mencoba mengatur ekspresinya.

"Janji dulu. Ntar ortu lo malah hubungin gue mulu." Kata Joohyun sambil mengangkat jari kelingkingnya di depan wajah Seungwan.

"Iya iya. Bilang aja gue bakal dateng." Seungwan dengan malas mengaitkan jari kelingking mereka. Dia melihat Joohyun kegirangan dan itu membuatnya tersenyum.

"Eh gue belum denger tuh lagu buat comeback lo. Tentang apaan kali ini?"

Seungwan menatap Joohyun sekilas dan mengganti fokusnya kembali ke TV yang ada didepannya. "Cuma lagu spring aja sih."

Lagu lain tentang lo, Joohyun.

"Gue gak boleh denger dulu?"

"Sekali-sekali surprise aja kenapa sih?"

"Ya gak bisa dong. Lo kan tiap ada lagu baru selalu gue yang jadi pendengar pertamanya?"

Joohyun merajuk dan itu membuat Seungwan tertawa. Seungwan akhirnya mengambil handphone dan membiarkan Joohyun mendengar lagunya dan membiarkannya berpikir itu benar-benar tentang spring.

💖

"Kakak lo kemungkinan bakal naik jadi CEO tahun ini."

"Oh, syukurlah. Papa dan Mama harusnya berhenti minta gue jadi bagian dari perusahaan mereka."

"Tapi Wen, kalau kakak lo jadi naik harusnya bentar lagi ada acara tunangan sih. Udah jadi peraturan tidak tertulis kalau mau jadi CEO harus ada pasangan. Soalnya pemegang saham bakal mikirin itu."

"Apa hubungannya naik CEO sama harus punya pasangan? Aneh banget."

"Ya gak tau. Tapi siap-siap aja untuk acara keluarga, gue bakal kosongin jadwal lagi kemungkinan untuk acara tunangan dan ketika kakak lo itu naik jadi CEO."

"Eh, tapi kakak gue emang ada pasangan? Gue kayaknya gak pernah ketemu?"

"Kalau gak ada paling dijodohin sih. Kayak sepupu-sepupu lo itu? Dan kemungkinan ya orang terdekat. Anak temen ortu lo kali."

Ucapan Joy membuat Seungwan berpikir.

Orang-orang terdekat?

Seketika dia teringat jadwal makan malam untuk sabtu malam yang harus dia hadiri itu.

Makan malam dengan keluarga Joohyun.

Tubuh Seungwan kini berubah kaku.

Tidak mungkin, kan?

StayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang