2

1.1K 129 7
                                    

Kini mereka sudah berada di apartment Seungwan. Joohyun memperhatikan gerak-gerik Seungwan dari tempatnya duduk. Sahabatnya itu sangat diam semenjak makan malam. Entah karena keluarganya atau fakta keluarga mereka ingin menjodohkan Joohyun dengan kakak Seungwan, Eric.

Seungwan sangat pintar menyembunyikan ekspresinya. Hal itu membuat Joohyun kadang merasa tidak berguna menjadi sahabatnya.

Tapi satu hal yang Joohyun tau pasti setiap Seungwan sedang gelisah, Seungwan akan merokok. Habitat lama Seungwan yang susah hilang semenjak mereka kuliah.

Joohyun menghembuskan napasnya dengan kasar lalu menghampiri Seungwan yang sedang berada di balkon apartment.

"Udahan ngerokoknya, Wan. Lo kan bentar lagi mau comeback."

Seungwan hanya meliriknya sebentar lalu mematikan rokok yang masih nyala itu.

"Ada apa sih? Gak mau cerita?" Tanya Joohyun hati-hati.

Seungwan kemudian menatapnya sebentar lalu berjalan masuk ke ruang tengah apartmentnya tanpa mengucapkan satu kata pun.

"Bukannya besok pagi lo mau syuting? Gak mau istirahat?" Tanya Seungwan sambil merebahkan dirinya di sofa ruang tengahnya itu.

Joohyun ikut duduk di sofa dan menyalakan TV yang ada di depannya. "Gak usah ngalihin pembicaraan."

"Gue gak ngalihin?"

"Lo ngerokok lagi, Son Seungwan."

Seungwan kemudian melipat tangannya di depan dada dan menutup matanya. Hal itu membuat Joohyun mendengus kesal.

Joohyun dengan bosan terus mengganti channel TV yang ada di depannya. Dia butuh distraksi.

"It's just... gue udah lama gak ketemu Papa dan Mama."

Hal itu membuat Joohyun memperhatikan Seungwan kembali. Posisi Seungwan masih sama.

"I don't know but it feels so different. Mereka tadi tenang banget sama gue. Kayak gak ada masalah sebelumnya. Mungkin karena kakak gue juga udah bakal nikah sih, sama lo Hyun." Kata Seungwan dengan mata masih tertutup. "Setidaknya dengan kakak gue yang naik jadi CEO, mereka harusnya puas."

Seungwan kemudian membuka matanya dan membenarkan posisi duduknya. "Hyun, lo gimana sama kakak gue? Lo mau?"

Joohyun menatap Seungwan. Ekspresi Seungwan tidak bisa dia tebak.

"Mau coba jalanin dulu. Untungnya kita dikasi waktu sih."

"Lo masih nge-crush in kakak gue kayak dulu?"

Mendengar itu Joohyun tertawa kecil. Hal itu sudah terjadi lama. "Gue juga gak tau. Kan kita mau coba dulu beberapa bulan. Kalau gak cocok ya gak lanjut."

"Trus lo sama mantan-mantan lo udah gak ada urusan kan?"

Joohyun mendengar itu langsung mengernyitkan keningnya. "Apa hubungannya sama mantan gue?"

"Hyun, lo sama kakak gue tuh mau nikah bukan cuma dijodohin buat pacaran. Kalau lo sama pasangan-pasangan sebelumnya belum kelar ya jadi masalah dong? Trus lo seharusnya bisa jaga jarak dulu sama yang lain. Takutnya ada berita gossip yang gak bener. Lo tuh tunangan kakak gue, Hyun. Bentar lagi acara resminya kan."

Joohyun kembali memperhatikan raut wajah Seungwan. "Iya iya. Setelah dipikir aneh juga ya lo bakal jadi adek ipar gue."

Seungwan lalu memalingkan mukanya dan menonton TV yang ada di depannya. Joohyun pikir masih ada sesuatu yang disembunyikan Seungwan.

Joohyun memutuskan tidak menanyakan lebih lanjut. "Yaudah gue pulang dulu. Jangan ngerokok lagi kalau gue pulang."

💙

StayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang