"kau yakin onnie"tanya Lia pada jisoo.
Dua manusia cantik itu sedang lah di kantor polisi.
"Aku yakin, benarkan pak"tanya jisoo pada polisi itu.
"Ya, nona Lisa sudah mengetahui tetapi, dia masih ingin memberi kesempatan pada. . . "
"Shtttt, saya sudah tau. Terimakasih"jisoo langsung menutup bibir polisi itu dengan jari telunjuknya.
Jisoo pergi tanpa ngajak adik nya itu.
"Kok gue ditinggal sih"kesal Lia.
"Onnie tunggu"teriak Lia.
"Apasihh??"
"Tungguin"
Sesampai mobil, jisoo terdiam.
"Onnie"
"Aku tak menyangka Lia, ternyata ibu tiri Lisa yang membunuh tante na aegyo dan soobin"kata jisoo sambil kuat meremas setir mobil itu.
"Aku juga, apa om dan-tae sudah tau"tanya Lia.
"Aku tidak tau, yang penting kita harus merahasiakan ini. Biarkan Lisa yang melakukan nya, aku tau pasti Lisa sudah menyusun rencana untuk menghancurkan min seol-ah dan Shin sru-ryeon. Dan ku kapastikan. Kemungkinan besar Lisa akan lebih kejam dari yang dulu. Dan. . ."
"Lisa onnie akan membunuh mereka"Lia melanjutkan ucapan jisoo.
Lia dan jisoo saling menatap.
"Bagaimana kalau fans Lisa tau? Kalau sebenarnya Lisa itu pschyopat"jisoo.
Lia diam tak tau mau menjawab apa.
Sedangkan ayah Lisa Jo Dan-tae juga tidak mengetahui kalau Lisa itu memiliki jiwa pschyopat.
"Aku takut Lisa dibawa ke pengadilan. Bagaimana ini??"tangan jisoo bergetar.
"Itu tidak akan pernah terjadi"
Degg
Jantung Lia dan jisoo serasa ingin copot. Mata mereka membulat besar.
Suara itu berasal dari dibelakang mereka. Bangku kedua mobil mereka.
Keringat sudah mengalir di dahi mereka ber2.
Badan bergetar.
Takut
Itu yang Lia dan jisoo rasakan sekarang.
Perlahan mereka ingin menatap kebelakang.
"Hai cantik"
Sapa gadis yang memakai pakaian serba hitam banyak darah bercucuran di wajah nya. Bukan luka tapi cipratan darah manusia. Topi yang ia gunakan menutupi dahi nya dan terlihat mata yang amat menyeramkan.
Senyum miring yang menyeramkan. Kaki yang dia silangkan.
Tangan yang sudah di penuhi dengan darah. Dan tak lupa pisau serta pistol ada di genggaman tangan gadis itu.
Jisoo dan Lia menatap takut pada gadis itu.
"L-lisa/onnie"
"Kenapa kalian gugup haa??"tanya Lisa dengan senyum remehnya.
Walau jisoo dan Lia sudah mengenal Lisa sejak kecil, jisoo dan Lia masih takut pada Lisa.
Lisa itu gadis yang tak ada bedanya dengan ibunya. Dulu ibu kandung Lisa adalah seorang bad girl yang suka melihat orang hancur. Sudah hancur, mereka malah menambah nya. Sampai sampai orang yang hancur dalam kehidupan nya itu bunuh diri.
Itu yang mereka sukai. Menyukai manusia yang mudah menangis apalagi melihat darah waw.
"L-lisa se-sejak kapan kau di situ"tanya jisoo ketakutan.
"Sebelum kalian masuk ke kantor polisi aku sudah disini"
Degg
Lagi lagi jantung Lia dan Lisa berdegup kencang.
Bagaimana ini??
Apa mereka akan dibunu?
"L-lisa"
"Aku tak akan membunuh kalian. Cukup kalian tutup mulut, biarkan aku yang menyelesaikan ini semua. Dan untuk polisi, mereka tidak akan mengetahui itu. Kemungkinan sebelum mereka menangkap ku, mereka sudah tinggal nama. . . . Pasti sangat nikmat melihat mereka memohon padaku. . Hah sudah lah Bai"jelas Lisa dengan santai memainkan pistol nya itu.
Lia dan jisoo merinding. Membunuh itu dosa. Tetapi kenapa Lisa suka membunuh orang???
"Aku takut Onnie"kata Lia.
Lisa sudah keluar.
"Kita hanya bisa tutup mulut Lia. Kalau kau mau mati katakan saja pada semua orang"ucap jisoo menakut nakuti Lia.
"Aku gak mau mati. Aku masih berusaha mau nikah sama haruto"
"Dihh. Ya ampun tangan ku tak henti bergetar"jisoo menatap tangan yang sadari tadi tak berhenti bergetar.
"Onnie darah"Lia menunjuk tempat duduk Lisa tadi.
"Kita bersihkan nanti"
"Dimana?? Kalau kita balik kerumah. Appa bisa curiga"
"Tenang lah. Kita akan ke mansion milik kita dekat hutan"
"Tapi ini sudah malam"
"Kau penakut sekali oh. Disana sudah ada Jenni rose yeonjun dan Ji-Sung"
"Baiklah"
"Tapi bagaimana kalo mereka bertanya itu darah apa??"Lia
Jisoo terdiam.
Benar yang dikatakan Lia.
Mereka jawab apa nantinya kalau sepupu mereka bertanya.
"Haiss kita. . ."
"Ah bagaimana kalau ke mansion appa yang dulu, disana kan tak ada orang. Kita bisa membersihkan nya disana"ide cemerlang Lia.
Mengingat mansion appa nya yang dekat sekali dengan kota Seoul, dan sangat jarang di datangi oleh appa dari jisoo dan Lia.
"Kau benar ayo kita kesana"jisoo menjalankan mobilnya.