"Jennie" / "Lisa" Ucap Lisa dan Jennie bersamaan keduanya saling menatap dengan wajah yang sama-sama kaget.
"Ternyata kamu Jen" kekeh Lisa sedikit kikuk tak disangka bisa bertemu lagi dengan Jennie.
"Em, mau duduk dulu Lisa? eoh tadi kamu mau ngapain?" tanya Jennie sedikit tergesa-gesa.
"Ah ya, aku mau mengambil cincinku tadi jatuh ngegelinding di bawah kursi kamu" Lisa menggaruk tengkuknya yang bahkan tidak gatal.
"Mwo?! cincin yah, bentar aku coba liat dibawah.wait.. " Jennie menurunkan badannya berjongkok dibawah meja, celingak-celinguk mencari cincin Lisa yang berada di bawah kursi.
Dengan cekatan telapak tangan Lisa menghalangi sudut meja supaya kepala Jennie tidak terbentur "I got it! " monolog Jennie beranjak dari bawah meja.
Lisa terkekeh pelan melihat wajah menggemaskan Jennie seperti bayi yang diberi mainan baru oleh orang tuanya. "Aigo, gomawo Jennie-yaaa" Ucap Lisa lembut membelai pucuk kepala Jennie membuat empu nya tersipu malu oleh sikap Lisa.
"Nee.. " Jennie tersipu malu tetapi senyum terukir diwajahnya.
"Btw, kamu sendirian aja disini? eh-wait aku ambil makananku biar enak ngobrolnya" Lisa mengambil makanan dimeja lalu kembali mendudukan diri di kursi yang berhadapan dengan Jennie mulai menyantap makanannya.
Jennie mengangguk pelan menikmati cake yang sempat berhenti dimakannya "Iyaa Lisa, lagipula apartement ku persis di sebrang cafe ini kan" Jennie menjawab pertanyaan Lisa dengan senyum manis.
"Eoh?! kenapa aku baru sadar haha, benar juga peris di depan apartement mu" kekeh Lisa sembari menyuapkan sesendok nasi kemulutnya.
"Oh yaa Lisa, sekali lagi aku ingin berterimakasih banget sama kamu kemarin udah nyelametin aku dari penjahat itu. Gatau gimana sekarang nasib aku kalo kamu ngga nyelametin aku kemarin" tatap Jennie dengan puppy eyes nya kearah Lisa.
"It's okay Jennie-yaa, my pleasure" jawab Lisa dengan tenang
Mereka mengobrol ringan menghabiskan makanan masing-masing, waktu terus berjalan Lisa dan Jennie pun sadar kalau jam sudah nenunjukkan pukul 5sore, mereka mengakhiri percakapan dan saling berpamitan. "Sepertinya kita harus pulang, udah sore nih" Lisa tersenyum menatap Jennie.
"Nee, kita harus pulang Lisa haha sampai ketemu lagi yaa" tukas Jennie tersenyum manis, memasukkan handphone ke purse chanel dan menentengnya lalu berjalan menjauh dari Lisa, melambaikan tangan melengos keluar cafe menuju apartement mewah di sebrang jalan.
Lisa hanya tersenyum membalas lambaian tangan Jennie, matanya tak lepas memperhatikan Jennie yang sudah memasuki loby apartement nya. "She's so cute" gumam Lisa berjalan ke depan cafe dimana mobil kesayangannya terparkir, dengan cepat menaiki mobil dan menancap gas pergi meninggalkan tempat itu.
.
.
.07.00pm,
Lisa sudah terlihat rapih dengan look boyish tyle nya, ia memadukan varsity jaket dengan dalaman warna putih dan bawahan berupa wide leg jeans, Lisa memilih sneakers warna putih sebagai sepatu tak lupa sunglassesi plus tas celine broken white membuat look nya semakin outstanding, melangkah keluar dari apartement nya.
titt tittt tittt.. brakk
Pintu apartement nya tertutup, berjalan menuju lift, ting.
Lift terbuka Lisa masuk kedalam dan memencet lantai basement tempat parkir mobil kesayangannya, kendaraan Lisa tak hanya satu tapi lebih sering menggunakan Bugatti La Voiture Noire hitam kesayangannya karena itu hadiah sweeet seventeen dari mendiang mommy nya. Lift terbuka Lisa berjalan kederetan kendaraaan yang terpakir rapih.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE WOLF (don't want to be mafia) [ H I A T U S ]
ActionHallo gais :) ini ff pertama gw, gw bakalan belajar bikin ff ini semenarik mungkin buat kalian! dan maapin kalo banyak kurangnya. 👀🙏🏻 ° ° 8 anak ketua Mafia yang tidak ingin meneruskan pekerjaan para daddy nya. Ada satu syarat jika mereka ingin b...