PEEK-A-BOOM!

712 72 24
                                    

THE WOLF - 3.30pm - Bukit Belakang Manoban National University.

.
.
.

"Ini yakin kita mau pake ginian?" Wendy bertanya pada ketiga manusia di depannya.

"Nggak yakin si, tapi ini kan ide Jin Hyung" Jawab Seulgi yang sibuk memunguti dedaunan disekitarnya.

"Yaa! ini cara terampuh, kalian nggak percaya hah?!" Jawab Jin lantang.

"Tapi Hyung ini, aw-awhh!" Belum sempat menyelesaikan bicaranya Wendy mengaduh karena tergigit semut di lengan kiri nya.

"Pfftt, makanya diliat dulu tuh daun, jangan main tempel-tempel aja" Ledek Jin pada Wendy yang sedang menggaruk lengannya dengan muka sad girl.

"Hyung, tapi kalau nempel satu-satu gini bakalan lama" Keluh Lisa yang sedari tadi diam karena sibuk menempelkan dedaunan di tubuhnya.

"Bener Lis, gue daritadi nempel baru dapet setengah perut" Timpal Seulgi.

"Lagian kita ngapain sih Hyung harus pake ginian? kan tinggal ambil aja tuh cctv nya terus balik ke basecamp univ" Protes Wendy karena merasa ide Jin tidak masuk akal dan merepotkan saja.

"Mwo?! jadi menurut lu ini nggak penting? lu pada dengerin, kita pake cara ini biar pergerakan kita nanti nggak bisa terdetect sama cctv. Karena sensor cctv nangkepnya kita semak-semak bukan orang yang jalan mondar-mandir! " Jelas Jin pada ketiganya.

"Woahh, pintar juga kamu Hyung" Puji Wendy, karena hal itu sama sekali tidak terpikirkan olehnya.

"Gue tau caranya biar cepet!" Tiba-tiba ide cemerlang menerangi pikiran Lisa.

"Kalian semua tiduran, cepet" Lalu ketiganya cuman cengo dan menuruti perintah Lisa.

Waktu posisi mereka sudah sesuai dengan intruksi Lisa, dengan cepat Lisa langsung menggelindingkan tubuh mereka satu persatu. Dari Seulgi yang pasrah, Jin yang hanya tertawa terbahak-bahak karena melihat mulut Wendy yang tidak sengaja terjejali dedaunan, hingga Wendy yang sepanjang waktu mengumpat mati-matian.

"Yasshh Lalisa Manoban sialan!" teriak Wendy yang masih terbaring ditanah dengan seluruh tubuh sudah ditutupi oleh daun.

"HUHAHAHAHAHA" Jin masih tertawa terbahak-bahak diikuti oleh Seulgi.

"Sorry Wen, this is emergency" Jawab Lisa tidak bersalah.

"Udah siap semua? kajja!" Tukas Jin.

Mereka berjalan dengan hati-hati, mereka tahu itu tempat baru dan asing untuk mereka. Terus berjalan hingga mendekati cctv itu.

Terlihat seperti wilayah bukit biasa, pohon-pohon rindang membuat tempat itu sedikit gelap karena cahaya matahari tidak bisa masuk kedalamnya.
Lisa memelankan langkahnya karena ia merasa ada yang aneh.

"Stop! Wait Hyung, Bear, Wen" Lisa mengintruksi.

"Eoh? ada apa Lis?" Tanya Seulgi.

"Kayak ada sesuatu di pohon itu" Jawabnya.

"Apaan? pohonnya napas?" Timpal Wendy dengan cengengesan.

"Haishh!" Jin menggeplak kepala Wendy karena sebal.

"Awhh anj- sakit Hyung" Keluh Wendy sambil mengelus-elus kepalanya.

Seulgi yang sedari tadi mengamati pohon tersebut juga menyetujui perkataan Lisa "Heumm, bener sih sedikit mencurigakan. Kalo gitu kita harus hati-hati" 

Mereka kembali berjalan dengan lebih hati-hati, akhirnya mereka sampai di belakang cctv tersebut dan mulai menjalankan aksinya untuk mengambil cctv itu dari tempatnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 31, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE WOLF (don't want to be mafia) [ H I A T U S ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang