FIRST PLAN

694 91 8
                                    

The Wolf masih berada di basecamp mereka, sesuai kesepakatan dari Jin yang akan mengadakan rapat selesai makan malam. Disinilah mereka sekarang, ruang rapat pribadi yang tidak besar tetapi juga tidak kecil, ceiling lamp crystal modern menggantung diatas, meja kayu bundar klasik besar ditengah ruangan dengan 8 buah kursi mengelilinginya, layar proyektor disudut ruangan, dan meja kopi kecil disudut yang lain.

Semua tengah serius dengan pikiran masing-masing, mencoba menyusun rencana pertama mereka dengan menggabungkan pikiran satu dengan yang lain. "Pertama-tama kita harus observasi isi gedung tua itu, kemudian kita perlu melihat area gedung lebih detail lagi. Otomatis kita butuh tempat untuk memantau gedung itu secara dekat." Jin mengutarakan pendapatnya.

"Benar Hyung, kita harus tau area itu lebih banyak lagi, kita belum tau kawasannya, sebelum kita masuk kita harus tau siapa aja yang keluar masuk gedung itu, dan musuh kita yang lain pasti udah bergerak mencarinya kan" Mingyu mulai memutar otaknya memikirkan strategi yang harus mereka lakukan dengan hati-hati dan teliti. Bermain halus lebih baik daripada mengibarkan bendera perang.

Lisa mengerjapkan matanya berkali-kali, memutar otaknya sekali lagi untuk mematangkan rencana kasar yang ada dipikirannya sekarang. "Kita harus punya akses lebih dekat, gedung itu harus kita pantau dari luar dan dari dalam." Lisa mencoba merangkai susunan rencananya.

"Gimana kalo rooftop Universitas?, bilang aja sama uncle Jiyong kalo kita butuh tempat privasi buat kumpul bersama." Ucap Jisoo yang mengingat salah satu orang kepercayaan daddy Joongki disana.

"Corretta! [benar!] " Wendy menjawab Jisoo dengan bahasa itali lengkap dengan nadanya.

"Dengan begitu kita bisa lebih leluasa dan pastinya ga keliatan mencurigakan" imbuh Wendy menyelesaikan jawabannya.

"Besok gue sama Nunu akan urus ijinnya. Kalian siapin apa aja peralatan memantau kita, biar bisa langsung dipindah pas udah dapet ijin dari uncle Jiyong" Chanyeol membagi tugasnya dan diangguki yang lain.

"Gue rasa kita gaboleh berlebihan, jangan bawa banyak barang dulu, cukup penyadap suara, cctv pinhole, dan komputer Jisoo" Seulgi masuk dengan sarannya.

"Lo benar bear! kita gaboleh terlihat mencurigakan, apalagi uncle Jiyong belum tau tugas kita." Lisa menjawab dan mengangguk-anggukkan kepala setuju dengan saran Seulgi.

Rencana disetujui, sepakat The Wolf besok hari akan langsung memulai rencana awalnya, mereka meninggalkan basecamp pulang ke apartement masing-masing, suara knalpot terdengar riuh keluar dari bassement ke jalanan yang lumayan ramai, membuat perhatian orang-orang mengarah pada segerombol anak muda yang mengendarai mobil sport, "berkharisma dan menawan" kata mereka.

Jelas saja orang-orang tau, orang mereka semua buka kaca mobil lebar-lebar. Dasar pemuda haus pujian! wkwk.

.
.
.

08.00am Manoban National University

The Wolf sudah sampai di Universitas, seperti biasa mereka menjadi pusat perhatian saat berjalan dikoridor tak lupa dengan bisikan-bisikan menggelikan dari beberapa mahasiswa/i kampus. Sejak awal kedatangan mereka sudah menjadi perbincangan dan kini semakin populer, banyak yang mengenal The Wolf karena salah satu mahasiswa tidak sengaja mendengar percakapan mereka di parkiran pagi ini.

"Oh shitt! lihat mereka"

"Aku bisa gila"

"Baru sehari disini udah bikin rame"

"Gilasih emang keliatan nggak TERSENTUH banget"

"Kenapa para tampang rupawan menjadi satu"

THE WOLF (don't want to be mafia) [ H I A T U S ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang