Part 12

175 19 0
                                    

#Guna_guna

Pov.Ryan

"Huh, sial. Aku selalu ditolak Tina. Padahal udah dari dulu aku naksir dengannya." gumamku kesel.

Ya, sejak dulu aku memang sudah mencintai Tina, tapi dia hanya menganggapku hanya sebatas teman. Kurang apa sih, aku?

Dulu Tina lebih memilih Rudy dari pada aku. sekarang di saat aku mulai ingin mendekati Tina, Erik sok perhatian terus. Kalau begini, aku akan cari cara agar Erik tidak bisa mendekati Tina. Dia-kan sudah memiliki anak dan istri.

"Yan, kok ngelamun, sih?" tanya Ratna yang kebetulan ada di toko saat ini.

"Gak apa, Rat," jawabku asal.

"Kayaknya ada yang sembunyikan, nih," ujar Ratna.

Nah, ini kesempatan aku untuk membuat Erik tidak lagi mendekati Tina.

"Rat, ada yang ingin kusampaikan padamu."

"Apa itu?"

"Ah, gak jadi. Taku kamu marah."

"Maksudmu?"

"Takut aja, kamu gak percaya dan akan marah padaku."

"Jelaskan apa maksudmu?" terlihat Ratna agak mulai kesal denganku.

"Janji dulu, kamu gak akan marah." sahutku.

"Katakan aja dulu. Atau kamu mau aku---"

"Ya, udah, akan kukatakan." langsung kupotong perkataannya.

"Itu, suamimu, Erik, kemarin aku lihat ke temoat seorang perempuan."

"Apaaa?" wajah Ratna langsung memerah.

"Kamu tahu dari siapa?" tanya Ratna menahan amarah.

"Aku lihat sendiri. Lagian aku juga sering di minta Erik buat nganterin makanan untuk cewek itu." hasutku pada Ratna.

"Katakan siapa ja**ng itu?" Ratna semakin emosi.

"Yang kutahu namanya Tina. Seorang janda, cantik dan bahenol." aku terus membuat Ratna terpanasi.

"Apa saja yang kamu ketahui selama ini?" Ratna terus bertanya dengan nafas memburu dan gigi bergemeletuk menahan amarah.

"Banyak."

"Apa saja?"

"Berapa kamu berani membayarku?"

"Apa yang kamu mau akan kuberikan," sahut Ratna.

"Wuuuiiihhhh,,, ini sih kesempatanku." gumamku.

"Cepat, katakan Ryan." bentak Ratna.

"Wanita itu bernama Tina. Dia seorang janda yang memiliki sebuah toko baju di pasar ujung. Erik sering mengirim makanan dan buah-buahan pada Tina melalui aku. Selain itu, Erik juga pernah bilang ...." aku menghentikan bicaraku.

"Kenapa kau berhenti? Ayo teruskan. Ceritakan semuanya." Ratna semakin melototkan matanya padaku.

"Erik bilang, Tina pernah mengajaknya makan malam dan juga mengajak ke tempat hiburan, tanpa mengajak diriku."

Terlihat Ratna menggenggam tangannya, wajahnya merah, mata melotot dan gigi bergemeletuk.

Aku berhasil membuat Ratna marah, dan berharap Erik akan menjauhi Tina.

Semua yang kulakukan untuk Tina, tapi ditolaknya, aku ceritakan kebalikannya kepada Ratna.

"Yan, apakah kau mau menolongku?" tanya Ratna.

"Menolong apa?"

"Aku akan memberimu upah, apa bila kau bisa mendapatkan foto dan pakaian dalam Tina."

"Itu masalah kecil. Akan aku cari."

Karena aku sudah terlancur kecewa dengan penolakan Tina, maka aku ingin Tina tak bisa dimiliki oleh siapa pun.

"Tapi, untuk apa itu?" aku berpura-pura bertanya pada Ratna.

"Aku ingin memberikan pelajaran pada wanita itu," sahut Ratna.

"Kalau aku boleh usul, buat Tina agar tidak bisa memiliki pasangan hidup selamanya."

"Wah, oke juga idemu." Ratna tersenyum dengan sinis.

"Temani aku untuk menemui dukun yang ampuh."

"Tenang, akan kubantu kau, Ratna. Asalkan kamu tidak ingkar janji."

"Baiklah."

Selang beberapa hari, aku sudah mendapatkan syarat yang diminta Ratna. Foto dan pakaian dalam Tina

Aku mengajak Ratna ke seorang dukun sakti yang rumahnya berada di pinggir hutan.

Sesampai di sana ....

.
.
.
.

Guna-gunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang