part 9

332 26 0
                                    



"Sial, siapa lagi sih, ini?" gerutuku.

Apa maksud dari orang-orang yang menerorku. Salah apa aku sebenarnya pada mereka? Dan siapa gerangan mereka itu?

Berbagai pertanyaan berkecamuk didalam pikiranku. Namun, semua teror itu aku abaikan. Tak pernah sekali pun bercerita kepada Bang Said tentang teror itu.

Sampai sekarang, aku tak tahu siapa pengirim pesan misterius itu. Karena, nomornya selalu berbeda-beda. Dan setiap kali akan dihubungi, nomor misterius itu akan berada diluar jangkauan.

Teror misterius dan kiriman seseorang yang membenciku, akhirnya terjadi sampai sekarang. Dan Bang Said gak pernah mengetahui itu semua. Sampai akhirnya dia menyadari perubahanku, dari yang memakai pakai terbuka menjadi pakaian tertutup.

Kuceritakan semua yang terjadi, dari pengobatan medis sampai non-medis. Dan juga aku hampir terperangkap oleh dukun cabul. Beruntung, Tuhan masih melindungiku. Sehingga kejadian yang hampir membuatku malu, tidak terjadi.

Akhirnya, Bang Said mengundang ustadz Rifan, yang berasal dari kota santri, kalimantan selatan.

"Hei, apa yang kau lamunkan?" tanya ustadz Rifan yang membuatku terkejut.

"Aku---"

"Gak boleh ngelamun, ya. Itulah yang membuat pikiranmu kosong, sehingga para jin jahat kiriman orang-orang yang membencimu bisa masuk." potong ustadz Rifan.

Ustadz Rifan kemudian memintaku untuk berwudhu terlebih dulu. Karena, dia akan meruqiyah, membuang semua enwrgi negatif yang menempel diseluruh tubuhku.

Aku hanya mengangguk dan melangkah menuju dapur. Saat melangkah ke kran air untuk berwudhu, aku merasakan ada sesuatu yang berada dibelakangku. Saat membalikan badan, aku melihat sesosok makhluk besar hitam dan memiliki gigi yang yang runcing dengan mata merah yang melotot tajam ke arahku.

Makhluk hitam besar itu, menghembuskan nafasnya yang terasa panas ke arah wajahku. Aku terkejut dan berteriak  dengan sangat keras. Setelah itu, aku tak sadarkan diri.

**
POV.Ustadz Rifan

Aaaaaaaaaaaa ....

Kudengar suara teriakan dari arah dapur. Suara itu persis suara Tina, adiknya Said sahabatku. Segera aku dan Said menuju arah suara itu.

Sesampainya, terlihat Tina sedang menelungkupkan kepala diantara dua lututnya. Hijab yang tadi dia kenakan, kini sudah terlepas dan berada dibawah kucuran air kran.

Rambutnya yang panjang, menutupi sebagian lutut dan lengan yang menyangga kepalanya. Terdengar suara isak tangis dari mulut Tina.

Said segera mengambil handuk yang tergantung di kamar mandi, dan melangkah mendekati Tina untuk menutupi aurat yang terbuka.

Namun, Tina segera menepis handuk yang ada ditangan Said. Tina mendongakan kepalanya dan menatapku.

"Bantu aku bangun, Rifan," ucap Tina dengan manja.

Aku sudah melihat gelagat yang tidak beres pada diri Tina. Itu bukan Tina, tapi sosok jin yang telah merasuk kedalam dirinya.

Tapi, aku berusaha untuk tenang dalam menghadapu situasi ini. Aku berpura-pura tidak tahu bahwa dia adalah jin yang telah merasuk Tina.

"Fan, ayo bantu aku," ujar Said.

Namun aku tahu, jin jahat itu ingin menjebakku.

"Said, menjauh darinya," ucapku.

Tina kemudian melotot tajam ke arahku. Said yang tadi berdiri di samping Tina, perlahan menjauhinya.

Ada suara geraman keluar dari mulut Tina. Dan tiba-tiba saja, Tina menyerang Said dengan membabi buta.

Said yang mendapatkan serangan mendadak dari Tina, tidak bisa menghindar. Ada luka cakar di lengan dan wajah Said.

Aku yang sudah menyiapkan diri dari kemungkinan yang akan terjadi, segera membantu Said. Tanganku yang sudah memakai sarung tagan, agar tidak bersentuhan dengan kulit Tina, yang akan menyebabkan wudhuku batal.

Kutahan tangan Tina yang akan menyerang Said untuk yang kesekian kali. Tina sangat marah mendapatkan perlawanan dariku.

Lalu, dia pun menyerangku dengan sangat buas.

"Hei, anak muda. Jangan pernah menghalangku untuk tetap berada didalam tubuh wanita ini." dengan suaranya yang serak, makhluk itu memperingatkanku.

"Siapa kau?" aku balik bertanya.

"Sudahlah. Kau tak perlu tahu dan tak perlu ikut campur dalam hal ini. Aku sudah sangat senang berada dalam tubuhnya," ucap jin jahat itu dengan merasuk tubuh Tina.

"Kau keluar sendiri atau aku yang akan memaksamu?" tantangku.

"Jangan membuat aku marah, hai anak muda."

"Siapa kau? Dan siapa yang menyuruhmu?"

"Hahahahaaha ... Jangan ikut campur, hai manusia bodoh." hardik makhluk jahat itu.

"Jawab, atau aku hancurkan."

"Hahahahahaha ... Manusia sombong."

Makhluk yang dalam wujud Tina menyerangku kembali. Terjadi bertarungan antara aku dengan makhluk itu.

Kubacakan beberapa surah seperti Al-Fatihah, Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas dan juga suratul kursyi.

Tubuh Tina mengejang dan matanya melotot saat kubacakan ayat-ayat suci. Setelah itu, matanya terpejam dan tubuhnya berhenti bergetar.

Namun, itu hanya sementara. Tubuh Tina kemudian melayang diudara dan setelah itu matanya kembali melotot memandang ke arahku.

Dengan wajah yang menyeringai, tubuh Tina menempel di plafon rumah Said seperti cicak.

Suasana begitu sangat mencekam, beruntung istri dan anak Said sedang tidak berada dirumah.

Perlahan kudekati Said yang terus memandang adiknya.

"Said, telpon istrimu. Agar dia jangan dulu pulang ke rumah. Kasihan anak-anakmu, apabila menyaksikan semua ini," ujarku.

Said hanya mengangguk, karena dia terkejut melihat apa yang terjadi pada adiknya.

"Hai, kau makhluk ciptaan Allah, katakanlah siapa yang telah mengirimmu untuk melakukan semua ini?"

"Hihihhihihihi .... Kau tak perlu ikut campur, atau kau akan menyesal." suara Tina berubah menjadi suara nenek-nenek tua.

"Owh, ternyata kau keluar juga. Berapa makhluk yang orang itu kirim kepada Tina?"

"Katakan atau akan aku hancurkan."

"Hahahahahaha ... Tangkap aku kalau kau bisa, hai manusia. Akan kami kataan kalau kau berhasil menangkap kami. Hahahahahahaha ...."

Kemudian, Tina berlari didinding mengelilingiku yang berada dilantai. Dengan mengucap Bismillah, aku mengikuti langkah Tina yang berlari didinding. Dan berhasil menangkapnya.

Aku mengunci tubuh Tina dan menekan jempol kakinya, seraya membaca salah satu surah Al-Baqarah ayat 255, yang insha Allah bisa menghalau jin jahat.

Yang artinya: " - Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (Q.S. Al-Baqarah: 255)"

Seketika, para makhluk yang berada didalam tubuh Tina berteriak.

"Ampun ... Ampun ... Baiklah, akan kami katakan siapa yang telah mengirim kami."

"Tapi, jangan kau hancurkan tubuh kami. Kami akan keluar dari tubuh ini."

"Baiklah. Ayo, katakan, siapa yang menyuruh kalian?"

"Yang telah menyuruh kami adalah ....

.
.
.
.
.
Sampit,
Khanza Az-Zahra

______________________________

Guna-gunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang