Chapter 10 - Crestfallen

1.4K 244 18
                                    

Sorak sorai para penonton Quidditch antara Asrama Slytherin dan Gryffindor berteriak riuh, Calypso mengatur nafasnya dan fokus dengan pertandingan mengabaikan fakta bahwa Aileen meneriakkan namanya dengan sangat kencang, Ia hanya fokus pada 3 hal ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sorak sorai para penonton Quidditch antara Asrama Slytherin dan Gryffindor berteriak riuh, Calypso mengatur nafasnya dan fokus dengan pertandingan mengabaikan fakta bahwa Aileen meneriakkan namanya dengan sangat kencang, Ia hanya fokus pada 3 hal : Quaffle, Menang dan Lucius ayahnya yang menontonnya di atas tribun khusus Dewan Sekolah. Ia menerima Quaffle dari Pucey dan segera terbang pergi kearah gawang, Ia menatap siapapun yang berada didepannya dengan tajam dan menabrak mereka semua tanpa ampun.

Satu gol lagi di cetak oleh Calypso, Quaffle itu terbang dan ditangkap kembali oleh Angelina Johnson, Marcus langsung menghantamnya dengan keras dan Calypso memukul Quaffle itu hingga jatuh dan menangkapnya lalu mengopernya kepada Pucey, Angelina Johnson mendelik tajam menatap Calypso yang hanya menyerigai puas. Lalu mereka kembali menggiring Quaffle ke gawang Gryffindor, lagi lagi Marcus menghantam salah satu Chaser Gryffindor memberi kesempatan bagi Calypso untuk mencetak gol kembali. "Goal lagi untuk Slytherin!" Teriak Lee Jordan. Poin yang mereka cetak 90 sedangkan Gryffindor 30.

"Mereka mengalahkan Gryffindor dengan 90-30!" Lee Jordan membuka suara, Calypso, Adrian dan Marcus terbang bersampingan dan bertos ria. Draco berada disana bergabung bersama mereka, "Fokus Draco!" Calypso mengingatkan Adiknya yang ia curi curi pandang hanya berfokus kepada Potter.

Tim Slytherin terbang dengan kencang dengan Nimbus 2001 mereka, memutari lapangan bahkan Marcus dengan sengaja hampir mengenai Potter kalau anak itu tidak menunduk.

Calypso bisa melihat Ayahnya yang menyerigai bangga kepada Tim Quidditch dengan Snape disampingnya yang juga menyerigai, Ayahnya tak pernah tersenyum. sama sekali tidak pernah.

Calypso kembali fokus dengan Quaffle dan berdampingan dengan Pucey menggiringnya. disisi lain Draco mengadahkan ucapan Calypso dengan mengejek Potter dengan muka codetnya lalu tidak menyadari bahwa Snitch berada tepat di sampingnya. Potter menyadari itu dan mengejar Snitch terlebih dahulu di susul Draco yang baru saja menyadari itu. Bludger dengan ganas melewati depan hidung Calypso hingga membuatnya agak kaget, Pucey juga memberi reaksi yang sama. Entah kenapa ada yang aneh dengan Bludger itu.

Bludger itu menghantam sapu Wood dengan kencang sehingga Calypso dan Pucey menatap satu sama lain dengan heran, Marcus rupanya malah senang dengan hal itu.

"Calypso Fokus!" Teriak Marcus, Calypso kembali kedalam kesadarannya dan bergerak menggiring Quaffle kembali melewati Angelina Johnson yang sudah siap menghadangnya di depan, Keduanya bertubrukan dengan kencang memperlihatkan kekuatan satu sama lain. Bludger itu menghantam Tribun tribun disisi lapangan dengan keras, Calypso berusaha tetap fokus dan membawa Quaffle itu masuk ke gawang Gryffindor.

"Aku khawatir sekali dengan Bludger itu .." Lirih Aileen dengan teropongnya menatap ngeri Bludger yang ganas menabrak apapun benda didepannya, "Kau membawa Wand Calypso kan?" Ucap Terence, Aileen mengangguk "Ada disaku ku ..". "Bagus .. Aku rasa ia akan membutuhkannya nanti .." Terence kembali menatap Calypso. Sebagai pemain Quidditch tentu ia tahu bahwa Bludger itu kemungkinan besar telah disihir seseorang.

The Older SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang