O3

4.1K 514 45
                                    

- Pukul 10.00 p.m
Akhirnya Dion tiba dirumah. Sepi, selalu sepi. Tidak ada kehangatan di rumahnya. Ayah nya pulang tidak menentu, Ia sendiri pun tak tahu apa yang dilakukan ayahnya itu.

Ia berjalan menaiki tangga menuju kamarnya. Kamar bernuansa abu-abu itu menjadi saksi bisu apa yang dilakukannya selama ini. Sangat rapih, ada sebuah meja belajar dikamarnya, dan ada foto keluarga terpajang di atasnya.

Ia membantingkan tubuhnya ke kasur. Menatap langit-langit kamarnya, tertegun memikirkan hal-hal yang sudah terjadi sejak 2 tahun lalu. Dion merindukan Bundanya.

"Bunda, gimana kabarnya diatas sana? kangen Dion ga bun?" Ia tertawa kecil.

"Dion sendirian disini, Ayah udah beda" Dion bermonolog.

Dion menangis? tidak, mungkin terakhir kali menangis saat sang bunda pergi. Kata bunda, Dion harus menjadi anak kuat dan melindungi orang-orang yang disayanginya.

Oh iya, Dion baru ingat kalau Ia belum belajar lagi.

Dion segera bangkit dari kasur, mengganti pakaian, dan langsung belajar.

*ting* bunyi notifikasi terdengar

dari Ayah, lagi.

Ia tidak mengharapkan balasan seperti "selamat malam juga" dari ayahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia tidak mengharapkan balasan seperti "selamat malam juga" dari ayahnya. Ia tahu bahwa Ia tidak akan mendapatkan ucapan itu.

Ia tak ambil pusing dan melanjutkan kegiatan belajarnya.

Harraz sampai dirumahnya dengan satu kantung plastik ditangannya, mie dari indojuni atas permintaan ibunya.

"Ibuuuu, ini mienya abang taro di lemari makanan"

"Iyaa makasih abang"

"Ibu dimana sih?" Harraz mencari keberadaan ibunya dirumah ini.

"Di deket kolam bang, lagi pake masker wajah" balas ibu nya dengan suara yang agak besar.

"Oh kirain dimana, gaya bener pake masker wajah" Harraz menghampiri ibunya, ikut duduk dikursi pinggir kolam.

"Biar cakep lah"

Harraz menanggapinya dengan tertawa kecil.
"Ayah belum pulang bu?"

"Belum, paling bentar lagi"

Harraz hanya ber-oh saja.

"Kenapa kamu senyum-senyum gitu bang? kayaknya kamu perlu ibu bawa ke rsj" ibunya bergidik ngeri karena melihat Harraz senyum-senyum sendiri.

"Tadi abang ketemu orang manis tapi galak" Ia bercerita tentang tadi

"Naksir ya kamu?"

"Engga cuma lucu aja liat muka juteknya, dia aja nganggep abang sebagai rivalnya"

TOUGH - HARUBBY [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang