O7

3.6K 484 51
                                    

— cw//mentoin blood

Harraz dan Dion duduk saling berhadapan.
Harraz heran, Dion akan belajar sambil memakai masker dan topi? apalagi Dion juga memakai hoodie.

"Lo ga bakal buka topi sama masker?"

Dion menggeleng.

"Ga panas?"

Dion menggeleng lagi.

"Mending buka aja, percuma dong belajar bareng"

"Lah emang kenapa?"

"Gue ga bisa liat wajah lo"

"Ngapain juga liat wajah gue? aneh."

"Buka aja Dion, disini panas."

"Bawel bener, yaudah gue buka"

Dion membuka topi dan maskernya, lagian disini hanya ada Harraz.

Harraz terkejut, Ia langsung berdiri dan mendekat untuk melihat wajah Dion lebih jelas.

Dion yang tak siap pun, reflek memundurkan tubuhnya.

Dion meringis, bagian punggung yang luka terkena sandaran kursi.

"Lo jangan tiba-tiba ngedeket gitu"

"Sorry, gue ga sengaja"

Harraz berpindah duduk disebelah Dion.

"Kepala lo kenapa?"

"Lo bisa liat sendiri, luka."

"Karena apa?"

"Dilarang kepo, ayo belajar"

"Karena apa Dion?"

"Karena orang" Sebenarnya bukan jawaban itu yang ingin dikeluarkan dari mulut Dion, Entahlah Ia tiba-tiba menjawab seperti itu.

"Di apain?"

"Stop nanya-nanya gue, katanya mau belajar"

Harraz menghela nafas.
"Coba balik kesana"

Harraz menyuruh Dion untuk membalikkan tubuhnya.

"Gak, ayo belajar"

"Balik kesana dulu"

Akhirnya Dion membalikkan tubuhnya menjadi membelakangi Harraz.

"Mau ngapain? main game tebak gambar pake jari?"

"Lepas hoodie lo"

"Ga mau"

"Lepas"

"Engga"

Akhirnya Harraz yang melepaskan hoodie Dion.
Dion meringis, jika tangannya diangkat ke atas, lukanya seperti tertarik.

"Luka kayak gini lo biarin?"

TOUGH - HARUBBY [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang