O1

8.6K 640 46
                                    

⎯

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SMA Treagon hanya sekolah biasa, tapi bisa dibilang sekolah ini cukup terkenal dengan murid-murid pintar di dalamnya. Salah satunya adalah Dion, murid-murid disekolah ini pun tahu. Tapi, ada Harraz yang lebih pintar.

Dion berjalan menyusuri koridor sekolah, masih lumayan sepi.

"Dion!" Oh ini temannya yang memanggil, Jello namanya.

"Kenapa lo?"

"Si Juan kaga mau bayarin naskun" Jello dengan ekspresi memelasnya

"Bayar sendiri lah bego" bukan Dion yang membalas, tapi Juan.

"Duit gue ketinggalan anjir, minjem Ju minjem bukan minta"

"Gak." final Juan.

"Beneran ketinggalan Jel? kaga nipu kan lo?" Dion bertanya

"Iya, muka gue kayak pelaku penipuan kah? minjem dulu Yon"

"Nih" Ia memberikan uang berwarna ungu kepada temannya itu. Harga naskun di depan sekolah hanya sepuluh ribu.

"Thanks Yon, emang paling baik tuh Dion. Bukan si onoh" terang Jello sambil melirik Juan

Juan hanya memutar bola matanya malas.

"Tapi besok traktir gue bakso Mang Ale ya Jel" Ia tertawa seraya pergi meninggalkan keduanya.

"Pamrih bener lo" keduanya berjalan menyusul Dion.

Dion sudah sampai dikelasnya, XI Ipa 3. Ia segera duduk dikursinya, kursi ke 3 dari depan dipaling kanan dekat jendela. Ia mengeluarkan buku kimia dan mulai membaca.

Jello yang duduk disamping nya pun heran, mengapa Dion selalu belajar? Jello kesal karena terkadang temannya itu tidak makan dan tidur hanya untuk belajar. Dion pintar, lalu mau sepintar apa lagi?

"Belajar mulu lo, mending sini main game sama gue"

Dion menengokkan kepalanya ke-samping,

"Biar pinter"

"Lo udah pinter, mau sepinter apa lagi?"

"Gue belum bisa dapet juara 1 paralel selama sekolah disini"

"Ga usah sampai segitunya kali"

TOUGH - HARUBBY [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang