12

5.7K 507 132
                                    

Olimpiade sudah selesai, kini Harraz dan Dion sedang duduk di kursi taman sekitar gedung.

"Akhirnya"

Dion mengehela napas lega

Dion membuka pembicaraan,

"Oh iya, bukannya waktu itu lo mau bilang sesuatu ya?"

"Kok lo inget?"

"Lo bikin gue penasaran, mau gue mati penasaran?"

"Ya engga"

"Jadi?"

Harraz berdehem

"Jadi gini" Harraz menggantungkan kalimat nya

"Jadi gimana?"

"I have a crush on you, I'm not sure how to say this right. I hope you can appreciate my sencere feelings. You must of sense it. All those attention is because i like you a lot. Would you be mine from now on?" Ucap Harraz dengan yakin.

"Tiba-tiba banget?" Dion tidak siap dengan kalimat yang diucapkan Harraz itu. Jantungnya berdegup kencang.

"Sorry, gue payah banget kalo soal nembak orang gini."

"Sejak kapan?"

"Sejak kelas 10"

"Hah? kok bisa?"

"Waktu itu gue mau deketin lo, tapi kayaknya waktu itu lo benci sama gue dan ya emang benci kan? sampai akhirnya waktu itu gue bisa ngobrol sama lo di kantin, gue awalnya tertarik doang sama lo"

"Maaf"

"Udah lewat kok. Waktu itu gue cuma tertarik. Tahapannya itu ada tertarik, suka, kagum, sayang, cinta. Tahapan gue saat ini mungkin udah tahapan cinta?"

"Lo mau gue ngapain?" Tanya Dion

"Lo cuma harus jawab gue. Lo bawa gelang yang gue kasih waktu itu?"

Dion mengeluarkan gelang pemberian Harraz dari sakunya.

"Ini?"

Harraz mengangguk

"Kalo lo nerima gue, lo pake gelangnya dan pasangin sana gelang gue. Kalo engga, simpen aja. Gue ulang ya, will you be mine?"

Harraz menunggu jawaban Dion.

Dion juga menyukai Harraz kok. Ia sudah merenung memikirkan dan meyakinkan perasaannya dari kemarin-kemarin, sampai mencari di sumber-sumber terpercaya.

Harraz itu orang yang baik, sudah berapa kali Harraz direpotkan olehnya? Harraz juga orang yang hangat, He's such a spreads happiness guy.

Terima tidak ya?

"Liat kesana dulu" Ucap Dion

Harraz menurutinya

"Udah, coba liat kesini lagi"

Harraz melihat gelangnya sudah terhubung dengan gelang di tangan Dion.

"Lo beneran nerima gue?"

"Iya"

"Bener? lo juga suka sama gue?" Harraz masih tidak menyangka.

"Iyaaa Harraz"

Harraz membawa tubuh Dion ke pelukannya, Dion pun membalas pelukannya.

"I love you"

"I love you moooreeee"

Senyuman tercetak di wajah keduanya.

"Lucu banget pacar aku" Harraz mencubit pipi Dion

"Jangan di cubit"

"Kamu lucu banget sih"

"Kamu lucu banget sih"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tapi Harraz, aku bakal pergi"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tapi Harraz, aku bakal pergi"

Harraz menatap kekasihnya itu bingung,

"Pergi kemana?"

"Aku mutusin buat tinggal sama ayah di Jepang, aku mau coba berdamai sama masa lalu"

- END -

Terimakasih sudah membaca cerita ini, maaf jika sekiranya tidak sesuai dengan ekspektasi dan kesannya terburu-buru. Aku masih belum pandai membuat narasi, jadi tolong dimaklumi ya. Peace🙇🏻‍♀️

bye👋🏻

aku mungkin bisa jadi bikin sequelnya, tapi nanti yaa🤩

oh iya, aku bakal lebih sering buat AU di twitter.

ini akunnya -> @zelkalaz

26/03/22

TOUGH - HARUBBY [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang