Salting

7 1 0
                                    

Tinggalkan Vote dan comment setelah membaca :)

***

Happy reading :)

----

Ia mengangguk pelan. Pandangannya seolah di sihir oleh tatapan dan juga senyum manis seorang Jeyka.

"Oke. Kalau begitu saya akan menyerahkan laporan ini terlebih dahulu pada bos." Seru Jeyka senang.

Ia langsung pergi begitu saja.

"Aiishh.. anak itu bahkan tidak mengucapkan terimakasih."

Tiba - tiba ia kembali yang muncul hanya kepalanya saja. "Terimakasih. Aku akan segera menyelesaikan pekerjaanku. Tunggulah."

Gwina hanya mengangguk pelan. Lalu tak lama ia tersadar dengan ucapan Jekya tadi. "Tunggu.. apa dia bilang? Kelinci? Ke rumah nya? Kenapa gue langsung menyetujui nya dengan anggukan. Aarrgghh.!!! Gwinaa bodoh.!" Gerutunya sambil merutuki dirinya sendiri.

"Tapi tadi itu (mereka ulang) tatapan nya, gue langsung terhipnotis." Lanjutnya frustasi.

Tanisya terkejut ketika melihat Gwina di pantri sedang menggerutu hebat sambil menjambak rambut nya kesal.

"Gwina.. are you okay??" Tanya Tanisya heran.

Mendengar suara itu sontak Gwina langsung menghampiri temannya dan mencengkram bahu Tanisya kuat.

"Nis, tampar gue sekarang please.!!" Pintanya dengan wajah panik.

Dia heran dengan sikap temannya itu dan juga kedatangannya di saat waktu cuti dan itu membuatnya heran. Karena tidak biasa nya Gwina datang ke kantor di hari cutinya walaupun ada hal yang sangat mendesak sekalipun.

Gwina sangat tidak suka jika hari libur/cuti nya di ganggu dengan telfon dari kantor. Tapi sekarang, tiba - tiba saja dia datang ke kantor dengan setelan sweater kotor di belakang punggung nya.

"Gwina.. lo enggak lagi sakit kan?!!" Selidik Tanisya.

"Awal nya pas datang ke sini gue baik - baik aja. Tapi sekarang suhu badan gue sepertinya naik. Cepat lah tampar gue." Pinta Gwina tak tahan dengan rasa malu nya.

"Lo datang ke sini buru - buru? Siapa yang minta? Sampe baju lo kotor." Protes nya kesal. "Apa semendesak itu kah sampai lo ngak peduliin diri lo sendiri hah?!!" Amuknya.

"Saya yang minta." Ucap Jeyka di ambang pintu.

"Aiiisshh.. shiiitt.!!! Ya Tuhan rasanya gue pengen menghilang detik ini juga.!!" Gumam Gwina ingin menangis.

Gwina memalingkan wajahnya ia melepas cengkraman di bahu temannya itu, tubuhnya langsung berbalik dengan reflek.

Sedangkan Tanisya berbalik dengan arah berlawanan ia melipatkan ke dua lengannya menatap tajam ke arah Jeyka.

"Atas dasar apa lo nyuruh dia buat datang ke kantor. Padahal kita - kita aja susah buat hubungin dia kalau lagi libur atau cuti. Apa kalian pacaran?"

"GAK.!!" Jawab Gwina cepat dengan wajah terkejut.

"Untuk sekarang. Ntah besok atau lusa. Mungkin akan. Kami pergi dulu daahh." Celetuk Jeyka sambil menarik lengan Gwina dan membawa nya pergi dari pantri.

"Heyy.. yaakkk... tunggu gue belum selesai ngomong.!! JEYKAAA.. Aiiisshh.. Gwina lo salah mendidik anak buah.!!" Gerutunya kesal.

Setelah di dalam mobil mereka saling diam untuk beberapa saat. Gwina hanya bisa memainkan ujung sweater nya karena merasa kikuk.

Hold Me TightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang