6. You

108 20 11
                                    

Sejak Tuan dan Nyonya Byun mengetahui hubungan terlarang yang dijalin kedua anaknya itu tidak ada lagi kehangatan dirumah besar ini.

Makan malam keluarga? Cih, apa Hera harus mengatakannya makan malam keluarga jika salah satu anggota keluarga tidak pernah ikut makan malam?

Sejak hari itu Baekhyun tidak pernah bergabung dalam makan malam ataupun sarapan. Bibi Kim yang selalu mengantarkan makanan pria itu. Membuat Hera selalu merasa bersalah. Bukankah yang salah mereka berdua? Tapi kenapa hanya Baekhyun yang dihukum.

Atensi Hera kembali tertarik dari lamunannya saat melihat sekertaris sang ayah datang dan menyerahkan sesuatu pada Tuan Byun. Dan setelahnya ia pamit bersama ketukan pantofelnya yang semakin menjauh.

Tuan Byun menyerahkan iPad yang ada ditangannya pada Hera tanpa mengatakan apapun.

Hera mengambil iPad yang ada diatas meja lalu melihat isi yang ditampilkan pada layar 12 inchi itu.

"Apa ini?" Tanya Hera dengan rahang mengeras.

"Pergi keluar negeri. Kau akan berkuliah disana." Ucap Tuan Byun.

Hera kembali meletakan iPad itu diatas meja, "Tidak." Tolaknya.

"Hera." Tegur sang ibu yang berada dihadapannya.

"Aku tidak akan pergi." Ucap Hera penuh penekanan.

"Kau akan tetap pergi."

"AYAH!"

Tuan Byun menatap Hera tanpa ekspresi. Decitan kursi terdengar saat Hera bangkit dengan kasar, "Aku tidak akan pergi." Ucapnya dengan bibir bergetar menahan amarah sekaligus tangisan.

Tuan Byun masih tetap diam sampai Hera sudah meninggalkan meja makan. Nyonya Byun menatap sendu punggu sang putri yang semakin jauh lalu ia beralih menatap sang suami.

"Jangan terlalu keras padanya."

"Dia akan tetap pergi." Ujar Tuan Byun sembari menatap sang istri. "Apapun yang terjadi dia akan tetap pergi."

"Hanya itu satu satunya cara. Biarkan dia pergi, aku janji akan membawanya kembali suatu hari nanti." Tatapan sendu dari manik lelah itu meyiratkan penyesalan dan rasa bersalah.

"Lalu Baekhyun?" Tanya Nyonya Byun.

"Dia akan tetap disini. Kita yang akan mengawasinya."

Mereka cukup tau sifat bebal yang dimiliki putranya itu. Jika Baekhyun yang pergi keluar negeri akan sangat mudah untuk anak itu kembali ke Korea dengan segala kenekatannya, jadi jalan satu satunya adalah dengan mengirim Hera tinggal diluar negeri untuk beberapa waktu kedepan dan mengawasi Baekhyun dengan mata kepalanya sendiri.

Hera menghempaskan tubuhnya keatas ranjang kasar. Menangis kencang sembari menyembunyikan wajahnya diatas bantal untuk meredam suara tangisannya.

Ia benar benar tidak ingin pergi. Hera tidak ingin pergi jauh dari Baekhyun, tidak masalah jika harus seperti ini asal ia tetap berada didekat Baekhyun.

Tangisannya semakin tidak terkendali membayangkan bahwa Baekhyun tidak ada disampingnya. Hera tidak bisa jika tidak ada Baekhyun.

Sementara dibalik pintu kamar Baekhyun sang empu terdiam ditempat. Baekhyun tau ada yang tidak beres setelah mendengar bantingan pintu yang cukup keras, perasaan tidak enak dan gelisah entah karena apa.

Ia mengusap wajahnya kasar lalu berbalik duduk diatas meja belajarnya. Makan malamnya yang tersaji disana seolah menjadi kasat mata untuknya.

"Apa yang sedang terjadi padamu Hera." Gumamnya sembari menyandarkan tubuhnya disandarkan kursi.

FATE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang