PART 15
-happy reading-
ceklek
Suara pintu kamar yang terbuka dan menampakkan sosok yang diharapkan keberadaannya saat ini.
"Ahra" panggil jihoon.
Jihoon yang melihat ahra tergeletak diatas kasur segera berlari menghampirinya.
Jihoon meraih tangan kanan ahra dan menggenggamnya erat. Ia juga menaruh sebelah tangannya diatas dahi ahra. Panas, itu yang ia rasakan.
"Kenapa bisa sakit by?"
Ahra tidak menjawabnya, dan malah memilih untuk mendudukkan badannya.
Ahra mulai mendekatkan badannya pada jihoon dan memeluknya. Jihoon bisa merasakan didadanya terasa panas karena sentuhan dahi ahra.
Tangan kanan jihoon mulai mengelus rambut hitam gadis kecilnya. Dan sesekali mencium pucuk kepalanya.
"Udah makan?" tanya jihoon.
Dijawab dengan anggukan oleh ahra. Tangan ahra masih setia melingkar dipinggang jihoon seolah tak ingin lepas darinya.
Mata jihoon melihat obat dan segelas air putih yang masih penuh di atas nakas di samping tempat tidur ahra.
"Belum minum obat kan?"
"Gamau"
"Mau cepet sembuh ga? minum obat dong, ayo"
Jihoon menjauhkan tubuh ahra dan beralih untuk menangkup kedua pipi ahra dengan kedua tangan besarnya.
Ahra menggelengkan kepalanya tanda tidak mau. Ia juga mem-poutkan bibirnya, hal itu membuat jihoon menjadi gemas.
"Kamu aja yang minum kalo gitu"
"Kan aku ga sakit by"
"Ya makanya gausah nyuruh-nyuruh"
"Oh iya, nanti kalo kamu udah sembuh kita jalan jalan deh"
Mendengar perkataan jihoon membuat senyuman dibibir ahra.
"Beneran ji?" tanya ahra antusias.
"Makanya kamu minum obat, biar cepet sembuh"
"Enggak mau, obatnya pahit tau"
Jihoon menghembuskan nafas kasar, usahanya ternyata sia-sia. Tapi jihoon ga habis pikir.
"Ya udah kalo gitu aku aja deh yang minum obatnya"
Ahra menatap heran kearah jihoon sambil memiringkan kepalanya.
Tangan jihoon mulai meraih obat di atas nakas dan membuka kemasannya.
Perlahan lahan jihoon memasukkan obat berbentuk kapsul tersebut kedalam mulutnya.
Ahra menatap jihoon dengan tatapan tidak percaya. Dia pikir jihoon ga mungkin ngelakuin hal gila kaya gitu, bukan dia yang sakit tapi kenapa dia mau minum obatnya gitu aja.
Mereka masih saling pandang. Ahra masih menunggu apa yang akan dilakukan jihoon selanjutnya.
Dan tanpa disadari sedetik kemudian jihoon menarik kepala ahra dan bibir mereka bertemu.
Mata ahra membulat sempurna, berbeda dengan jihoon yang malah memejamkan matanya.
Jihoon menggigit bibir bawah ahra yang membuat ahra meringis dan membuka sedikit mulutnya.
Kesempatan itu dimanfaatkan jihoon untuk mendorong obat yang ada didalam mulutnya agar berpindah kedalam mulut ahra menggunakan lidahnya.
Merasa berhasil, jihoon melepaskan ciumannya dan memberikan segelas air putih kepada ahra.
Ahra segera meneguknya bersama obat sialan yang ada didalam mulutnya.
"JIHOOOOOOON" protes ahra, tapi jihoon hanya tertawa melihatnya.
"Makanya kalo dibilangin jangan bandel. Sini peluk"
Pelukan jihoon dibalas oleh ahra dan menjadi semakin erat.
Mereka masih berpelukan lumayan lama sampai beberapa menit hingga ahra melepaskan pelukannya.
"Jihoon disini ya, temenin ahra" pinta ahra pada jihoon.
"Iya sayang. Aku bakal nemenin kamu. Tapi aku juga mau ngerjain tugas buat presentasi besok. Kamu tidur aja, aku jagain kamu kok"
"Tapi aku ga bisa tidur"
"Tidur aja. Itu obatnya juga ada obat tidurnya kok"
"Ya udah kamu ngerjain tugas aja dulu"
Ahra mendorong pelan dada jihoon, tapi tangannya ditahan sama jihoon.
"Aku ga akan ngerjain tugas sebelum kamu tidur"
"Iya iya aku tidur. Tapi peluk" rengek ahra.
"Manja banget kalo lagi sakit" kata jihoon lalu mendekati ahra.
Jihoon mulai merebahkan tubuhnya di samping ahra dan merentangkan tangan kanannya.
"Sini" jihoon mengisyaratkan agar ahra mendekat dan masuk ke pelukannya.
Akhirnya ahra terlelap dengan tangan jihoon sebagai bantal dan tangannya yang satu lagi mengusap lembut punggung ahra.
"Jangan sakit lagi ya sayang, jangan buat jihoon atau orang lain jadi khawatir"
Ahra membalasnya dengan anggukan kecil dan senyum tipis. Tak lupa ciuman kecil jihoon berikan pada pucuk kepala ahra.
"Cepat sembuh sayangnya jihoon" kata jihoon pelan.
############
Jam di dinding sudah menunjukkan pukul 9 malam. Ahra masih tertidur nyenyak di kasurnya.
Sementara jihoon baru saja selesai mengerjakan tugasnya dan menutup laptopnya.
Jihoon menghampiri ahra dan tersenyum melihat wajah cantik ahra.
Tangan jihoon menyentuh dahi ahra yang sudah tidak panas, artinya demam ahra sudah turun.
Jihoon mendudukkan dirinya di tepi ranjang dan mendekatkan wajahnya pada ahra.
Dikecupnya kening ahra lalu turun ke hidung dan berakhir di bibir manis ahra.
Jihoon memberikan ahra 3 kecupan sekaligus di tempat yang berbeda, sungguh manis perlakuan jihoon pada gadis kecilnya itu.
Kemudian jihoon bangkit, mengambil tasnya dan keluar dari kamar ahra.
Di ruang tengah jihoon mendapati mama ahra di sana.
"Tante saya pamit mau pulang" kata jihoon dengan sopan.
"Makasih nak jihoon sudah menjaga ahra"
"Sama-sama tante, itu sudah menjadi tugas saya menjaga anak tante"
"Kamu bisa aja, hati-hati di jalan ya"
"Baik tante, saya permisi" kata jihoon lalu keluar dari rumah ahra.
Jihoon masuk ke dalam mobilnya dan segera pulang menuju apartemennya.
-FIN-
udah selesai yaa..
aku ga tau mau buat cerita ini gimana lagi
jadi aku langsung selesaian aja daripada kepanjanganmakasih buat kalian yang udah baca dan vote
KAMU SEDANG MEMBACA
A Relationship | Park Jihoon Treasure✓
Fiksi Penggemarsebuah hubungan dua sejoli bernama park jihoon dan choi ahra. "Tidak ada perpisahan untuk kita. Di manapun kamu berada, kamu akan selalu ada di hatiku"