Ch. 5-A New Life

977 154 66
                                    

"Sekarang ini, karena anda merupakan bagian dari kami, anda tidak perlu terlalu menjaga tata krama"

"Kalau begitu, panggil saya (Name) saja, panggilan Lady atau Countess memberatkan"

"Ya, tentu (Name), anda juga bisa memanggil kami dengan nama depan kami"

"Ya, tentu (Name), anda juga bisa memanggil kami dengan nama depan kami"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti biasa, senyum nya itu sangat mematikan. Pasti senyum nya bisa membuat para Lady meleleh.

"Em, ada yang mau saya tanyakan, pasti ada rekan-rekan lain, bukan?"

"Ya, tentu. Mereka tinggal di kediaman utama kami di London" William menjawab.

"Tiap anggota di sini memiliki tugas masing-masing"

"Lalu, apa tugas saya?"

"Dekatilah Sherlock Holmes"

"Maaf?"

"Tinggal lah di penginapan Nona Hudson. Di jalan Baker nomor 221 B London"

"London?!"

"Cobalah mengambil waktu, kurang lebih 2 minggu dalam sebulan untuk bisa menginap di sana, dekati Sherlock Holmes, amati pergerakan nya"

"Baiklah, malam ini akan saya bereskan pekerjaanku, besok saya akan berangkat ke London"

"Ya, ini alamat rumah kami" William memberikan secarik kertas berisi alamat padamu.

"Baiklah, kalau begitu, saya akan pulang, selamat pagi"

Dirimu berjalan keluar kediaman Moriarty. Rene dengan ekspreksi lega berlari menghampirimu.

"Nonaaaa, apa yang terjadi??"

"Tidak ada, ah, besok aku harus ke London"

"London?!"

.

"Hah... Namanya ibu kota pasti ramai..." Dirimu tiba di London. Banyak orang berlalu lalang sibuk dengan pekerjaan mereka.

"Kakak cantik, beli lah roti saya..." Seorang anak perempuan dengan baju lusuh dan tubuh yang kurus menghampirimu.

"Wah? Aku akan beli semuanya" dirimu memasang senyum tercerah.

"Terimakasih! Terimakasih!" Wajah anak itu disinari cahaya, matanya kembali menyala.

"Tunggu, nak, dimana ibu mu?"

"Ibu ku....sudah tidak ada, aku tinggal di toko roti itu, dia bilang akan memberi ku makan jika aku berhasil menjual seluruh roti, kemarin roti nya hanya tersisa satu, namun aku tidak diberi makan, sekarang karena kakak mengambil semuanya aku bisa makan!" Anak itu tersenyum dengan riang.

"Mau ikut dengan kakak ke restoran itu? Ayo kita makan" dirimu mengajak anak itu menuju restoran sederhana, hingga kau melupakan sesuatu yang penting....

.

"Terimakasih kakak!!!" Anak itu melambaikan tangan, tanda perpisahan.

Red As Rose || William J. Moriarty x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang