16

38.9K 3K 16
                                    

Terimakasih sudah mampir di cerita 'Secret Imam'
Tolong tandai typo:)
*
*

Pagi ini Sahna termenung dalam baringnya. Seluruh keluarganya sedang pulang, dan akan kembali lagi, mungkin sebentar lagi mereka sampai.

Sedangkan Langga? Pemuda itu sedang ke kantin rumah sakit untuk sarapan sejak dua puluh menit yang lalu.

Sahna membuang napas kasar. Ia benar-benar bosan saat ini, coba saja ponselnya disini, ia pasti tidak akan merasa bosan dengan memainkan ponselnya.

Semalam, ia benar-benar di buat shok dengan pengakuan Langga dan keluarganya. Bahwasanya ia sudah menjadi istri dari seorang Langga sejak tiga bulan lalu dan seluruh keluarganya merahasiakan itu. yang lebih shoknya lagi, selama ia menjadi istri Langga, semua kebutuhannya Langga lah yang membiayainya.

Ia hanya pasrah, karena menolak pun tak ada gunanya, karena semua sudah terjadi. Saat ini ia masih merasa canggung dengan Langga.

Ceklek!

Pintu terbuka, menampilkan Langga yang berjalan kearahnya seraya tersenyum lebar membuat Sahna gelagapan.

"Assalammualaikum warohmatullah hiwabarokatuh ya, zaujati!" ucap Langga lalu mengecup singkat dahi Sahna yang terbalut hijab.

Spontan tubuh Sahna membeku saat mendapat kecupan Langga, ia yakin saat ini pipinya sudah seperti kepiting rebus. "Wa-Waalaikumsalam!" gugup Sahna membuang wajahnya.

Langga terkekeh melihat wajah merona Sahna. Langga membuang napas perlahan lalu menyiapkan obat untuk Sahna. Ia tersenyum melihat sarapan Sahna yang sudah habis.

"Humaira ... " panggil Langga lembut.

"Hem!?" dehem Sahna tanpa melihat Langga.

Langga tersenyum, "Ayo di minum dulu obatnya? Biar cepet sembuh, terus pulang."

Spontan Sahna menatap Langga berbinar, "Kapan gue bisa pulang!?" antusiasnya.

Langga mendengus lalu tersenyum kearah Sahna, "Panggil aku kamu, jangan gue!" tegas Langga lalu memberi obat pada Sahna.

Seketika nyali Sahna menciut kala mendengar nada tegas Langga lalu menerima obat tersebut lalu menelannya, kemudian Langga membantu Sahna untuk minum.

"Apa kepalanya masih sakit?" tanya Langga lembut seraya mengusap puncak kepala Sahna.

Sahna mengangguk pelan sebagai jawaban seraya memejamkan matanya. Langga mengecup lama puncak Sahna lalu duduk di bangku samping brankar Sahna.

"Mau aku bacain sholawat?" lembut Langga di angguki Sahna.

Langga mulai membacakan sholawat thola'al badri alayna seraya mengusap-usap puncak kepala Sahna. Sahna benar-benar hanyut dengan suara Langga yang sangat-sangat merdu hingga ...

Ceklek!

"Assalammualaikum! Princessnya Abi!" ucap Abram dengan semangatnya, Umi Lea dan kedua orang tua Langga yang berada di belakangnya menggelengkan kepala mereka tak habis pikir dengan ucapan Abi Abram.

"Assalammualaikum warohmatullah hiwabarokatuh!" salam Umi Lea dan kedua orang tua Langga.

"Waalaikumsalam warohmatullah hiwabarokatuh ... !" jawab Sahna dan Langga.

"Dek!? Lihat Abi bawa apa?" ucap Abi Abram seraya mengangkat kantung plastik berisi semangkan di tangan kanannya dan kantung plastik berisi mie ayam di kanan kirinya.

"Wah ... ! Kesukaan Sahna! Makasih Abinya Sahna!" heboh Sahna.

"Ya Allah, mengapa sipat buruk hamba dulu malah kini menurun dengan anak hamba Ya Allah ... " lirih Umi Lea menatap sedih Sahna yang sedang memakan semangka yang baru di potong Langga.

"Makasih Abi ... udah bawakin Sahna semongko and mie anyam!" ucap Sahna lalu merentangkan tangannya. Dengan senang hati Abi Abram memeluk Sahna dengan hati-hati agar tidak mengenai luka sang anak.

"Sahna sayang Abi!" gumam Sahna di pelukan Sang Abi.

Abi Abram tersenyum lalu mengecup puncak kepala Sahna, "Abi juga sayang kamu. Sekarang istirahat ya, Dek!? Mie ayamnya nanti aja di makan, Abi yakin pasti Adek juga baru sarapan yang di kasi rumah sakit kan?" tebak Abi Abram setelah melepas pelukan.

Sahna mengangguk, "Tapi, Abi jangan pulang sampe Sahna bangun nanti!"

Abi Abram tersenyum seraya mengusap puncak kepala Sahna, "Hari ini Abi harus pergi mengisi kajian di provinsi tetangga, dan akan pulang esok."

Sahna menatap sang Umi, "Umi ... ikut Abi?" tanyanya.

Umi Lea tersenyum lalu menghampiri Sahna, "Umi harus dampingi Abi di sana, sayang. Cuma sehari kok, abis itu kita pulang. Kan disini juga ada Langga, Ummah Nara, Abah Inayat, Bang Ibran dan yang lain." ucap Umi Lea seraya mengusap pipi Sahna yang berisi itu.

Sahna tersenyum lalu mengangguk, "Abi sama Umi hati-hati ya? Pulangnya jangan lupa bawakin Sahna oleh-oleh lo ... !"

Abi Abram terkekeh, "Kamu ini, persis sekali dengan Umi dulu."

Umi Lea kesal lalu mencubit pelan pinggang Abi Abram. "Abi ... " peringat Umi Lea.

Abi Abram tertawa, ia yakin bahwa saat ini pasti pipi istrinya itu sudah seperti kepiting rebus saus tiram. Canda saus tiram ... wkwkwk.

"Oh iya, ini Ummah bawakin puding ke sukaan  menantu Ummah lo ... " celetuk Ummah Nara seraya meletakkan cup berisi puding dengan rasa mangga di atas nakas.

Terimakasihnya'', Ummah!" jawab Langga dan Sahna bersamaan yang di balas anggukan dari Ummah Nara.

o0o

Secret Imam (Lengkap) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang