Dua orang lagi mengendap-ngendap mereka berharap guru mata pelajarannya belum datang. mereka mengintip dari jendela sepertinya aman untuk masuk kekelas. Sehabis pulang dari pantai hanya bisa tidur satu jam itupun bangunnya tetap telat. semua yang dari pantai sama-sama telat. mereka bersyukur sekali hari ini pak jon memberikannya kesempatan, pak jon mau disogok tidak bisa jadi mereka ngemis-ngemis dengan segala cara dan yang paling penting ada dewa.
lea dan sasa menghela nafas lega untung gurunya belom datang, lea langsung duduk ditempat kepalanya ia taruh dimeja dirinya masih ngantuk sekali.
" eh lo sama sasa kemaren habis dari mana? "
" pergi lo gue ngantuk jangan ganggu dulu !! "
" habis healing-healing ya, eh ada nyari lo kemaren " lea megabaikan bualan amar, dan menyuruhnya pergi.
" Gaseru leaaa biasanya Lo langsung cerita "
Reno dan yang lainnya kembali ketempat duduknya sepertinya Lea tidak bisa diganggu saat ini.
beberapa saat kemudian felis datang dengan seorang guru yang akan mengajar pagi ini, dia membawa setumpukan buku yang akan dibagikan ketemannya, ini buku PR lusa felis membagikan satu persatu kemeja awalnya biasa saja tapi saat dia sampai dimeja lea, felis dengan sengaja menaruh buku lea dengan tidak santai, lea yang tidur sampai kebangun mereka perang mata, mata mereka seakan sangat mengintimidasi satu sama lain.
dua jam berada didalam kelas sangatlah membosankan, untung dirinya duduk paling belakang jadi Lea bisa tidur, beda nasib dengan Sasa mejanya yang berada ditengah mau atau tidak dia harus membuka matanya kalau tidak pasti disuruh jawab pertanyaan yang lagi diterangkan.
kriiiiing kriiing kriiiing
akhirnya kepala sasa bisa dia tidurkan kemeja, tapi dia harus ngisi perutnya sasa menoleh kebelakang dimana yang memperlihatkan lea yang lagi tidur sasa yakin pasti sepanjang jam pelajaran lea tidur dengan enak.
tok tok
sasa mengetok meja lea, lea mengangkat wajahnya yang masih terpejam ia tau kalau itu sasa, sasa tertawa saat melihat wajah bengkak lea terlihat jelas padahal ia tadi malam tidak ikut minum, tapi apa ini seperti bakpao baru mateng.
" lea apa-apaan wajah lo itu "
" kenapa sih? " lea ngambil cermin yang memang selalu ada dilaci mejanya.
lea melotot ia meraba wajahnya saat tau bengkak ia harus cepat-cepat kompres " udah lo tenang aja ntar kompres pake air dinging nih pake masker dulu, tapi btw kewarung depan yuks " beo sasa sambil memberi lea masker.
" ngapain kesana lo kan biasanya sama reno "
"hey hey lo nggak liat gue ditinggal" oke oke lea harus sekali-kali mau diajak sasa, lea menghela nafas dan berdiri.
dengan senang hati sasa juga ikut berdiri, lea tidak pernah mau kalau diajak kesana selalu beralasan tempatnya jauh tapi dia sendiri ke atap yang sama jauhnya, sasa heran dengan lea yang suka sekali keatap padahal sudah diperingati jangan ada yang keatap, mau heran tapi ini lea !! maksud sasa kenapa harus diatap kenapa tidak ditempat lain kalau hanya mencari tempat yang sepi.
lea itu tidak tau kalau jam istirahat diwarung depan itu sering ada anak sekolah sebelah yang membolos kesana, sasa yang setiap hari kesana sampai kenal baik dengan para cowok itu, aduh sasa yakin kalau sekalinya lea kesana terus bertemu para cowok sebelah pasti lea bakal ketagihan kesana.
mereka berdua jalan seperti biasa, yang menjadi kesalnya lea saat melewati koridor kelas sepuluh adek kelas pada caper enggak cowok, cewek sama saja.
lea duduk saat tiba diwarung ini, lea hanya tau bentuk luarnya saja kalau lewat pasti terlihat dari jaran raya, ini pertama kalinya sih Lea kesini." lo mau makan apa gue yang bayarin "

KAMU SEDANG MEMBACA
RUMOR
Ficção AdolescenteFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA " yang mau nemenin lo itu banyak, tapi buat yang memahamin sikap lo itu gak ada " ucap egar sambil cengkram dagu lea dengan sangat kuat. lea akui apa yang dilakukan memang sudah salah dari awal, apa boleh buat mau memuta...