ADAPTATION - 14

4.7K 460 29
                                    

Gista baru saja selesai berbicara dengan asisten pak Lewis yang hari ini bertugas untuk mengawasi jalannya pembangunan rumah milik bos nya itu sebelum akhirnya dia berhasil menyingkir sebentar untuk mengistirahatkan dirinya di tengah terik matahari yang menyengat kepalanya itu. Dia meraih ponselnya untuk mengecek email sekaligus membalas pesan dari Harya yang mengingatkannya untuk tidak lupa sholat dzuhur dan makan siang. Gista terkekeh, padahal biasanya dia lah yang sering mengingatkan sang suami untuk tidak melupakan kedua hal yang teramat sangat penting dalam hidup itu.

Selain pesan dari Harya, Gista juga mendapat pesan dari Lila yang baru saja memamerkan hasil desain pakaiannya yang baru dan memintanya untuk datang ke butik sore ini untuk melihatnya langsung, lalu ada pesan dari Nicole yang curhat tentang betapa kesepiannya dirinya karena harus makan siang sendirian tanpa dirinya hari ini. Sepasang matanya langsung terbuka lebar begitu dia mendapati pesan yang datang dari Marka. Seketika rasa lelahnya langsung hilang tak berbekas begitu melihat nama kakak ipar sekaligus orang yang sangat ia cintai itu muncul di kolom chat nya.

Isi pesannya hanyalah sebuah foto 2 buah tiket untuk menghadiri acara peluncuran buku terbarunya yang akan dilaksanakan 2 minggu lagi. Marka juga meminta Gista agar dia bisa membujuk Harya untuk ikut datang juga. Meskipun sering kali bertengkar kecil dan adu mulut setiap waktu, Marka dan Harya sebenarnya saling menyayangi. Perbedaan usia mereka yang tidak terlalu jauh membuat keduanya lebih sering menghabiskan waktu bersama-sama dibandingkan dengan kakak sulung mereka, Kaisar, yang lebih sering melakukan aktivitas di luar rumah sejak remaja.

Dan Gista juga tahu betapa bahagianya Marka jika Harya bisa datang ke acara peluncuran buku terbarunya seperti sebelum-sebelumnya. Kehadiran suaminya itu berarti sangat besar untuk Marka.

Ketika Gista baru saja selesai membalas semua pesan itu, termasuk pesan milik Marka, tiba-tiba saja dia dikejutkan dengan kehadiran Jaden yang menyodorkan sebotol air mineral dingin ke arahnya. Selama beberapa saat Gista hanya bisa terdiam sampai akhirnya dia memutuskan untuk mengambilnya dengan sopan.

"Makasih." Gista tersenyum canggung dan langsung meminumnya karena tenggorokkannya memang terasa sangat kering sekali.

"Lo beneran udah sembuh?" tanya Jaden dengan nada sepelan dan sehalus mungkin.

"Hmm udah kok." jawab Gista lagi, setengah meringis karena dia tidak benar-benar sakit 3 hari yang lalu. Dia hanya perlu mengistirahatkan bagian bawah tubuhnya yang masih terasa nyeri saat itu dan Harya juga memaksanya untuk tetap berada di rumah sampai kondisinya pulih.

"Kalau masih nggak enak badan harusnya lo nggak usah masuk aja hari ini," kata Jaden membuat Gista langsung menatap ke arahnya. "Kesehatan kan jauh lebih penting daripada urusan kerjaan. Apalagi lo juga terkenal sebagai karyawan teladan yang nggak pernah bolos sama sekali."

"Lo tau darimana kalau gue nggak pernah bolos?" tanya Gista kaget.

"Nicole? Selama lo nggak masuk kemarin, gue jadi sering ngobrol sama dia. Beberapa kerjaan lo yang di kantor juga dia yang handle sementara."

Gista mengangguk-anggukkan kepalanya paham. Pantas saja kemarin Nicole lebih banyak membicarakan Jaden dan tentunya dalam konotasi yang negatif karena menurut gadis setengah bule itu, Jaden sangat kaku dan agak jutek. Ternyata selama dirinya absen untuk memulihkan diri sekaligus menuruti perintah Harya untuk tetap beristirahat di rumah, Jaden banyak mengobrol dengan Nicole.

"Jaga Kesehatan. Cuaca lagi kurang bagus sekarang jadinya penyakit-penyakit aneh banyak yang dateng." lanjut Jaden lagi yang mana membuat Gista Kembali meringis.

Seandainya saja Jaden tahu bahwa penyebab dia izin tidak masuk selama 3 hari kemarin bukan karena sakit, melainkan karena 'hal' lain.

"Iya, Jade. Lo juga ya." Nada suara Gista pun berubah menjadi lebih lembut dan bersahabat. Walau bagaimanapun juga, sebelum menjadi pacar dan mantannya, pria itu pernah menjadi teman yang baik baginya. Tidak etis rasanya jika dia membenci Jaden hanya karena sikap posesif dan cemburunya yang sangat berlebihan itu.

ADAPTATION (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang