ADAPTATION - 24

5.1K 453 82
                                    

Jika kebanyakkan orang-orang akan merasa down setelah mendapatkan banyak komentar kebencian di sosial media, maka hal itu tidak berlaku untuk Gista. Perempuan itu benar-benar tidak memedulikan semua DM berisi cacian serta cercaan dari orang-orang yang nampaknya telah termakan oleh cerita Jessie. Gista juga membacanya tentu saja, dan dia hanya bisa tertawa miris melihat betapa pandainya Jessie memutarbalikan semua faktanya.

Jessie menulis bagaimana Harya berniat untuk mengajaknya menikah, namun Gista lah yang menggagalkan semuanya. Jessie juga menjelek-jelekkan Gista dengan mengatakan bahwa selama ini dia memang punya niat untuk merebut Harya darinya. Dan tentu saja Jessie tidak akan mungkin menceritakan kepada para followers nya bahwa dia lah yang menggagalkan niat Harya itu dengan perselingkuhannya bersama sang mantan pacar. Gista benar-benar merasa sangat heran sekaligus miris melihat kelakuan Jessie yang sangat di luar nalar itu.

Dan cerita dari insta story Jessie itu juga telah sampai ke telinga Marka, Yura, Seira bahkan Kaisar. Mereka berempat pun langsung kompak membantu Harya dengan membuat kalimat klarifikasi beserta bukti-bukti berupa foto-foto Jessie bersama mantan pacarnya yang ia jadikan selingkuhannya saat masih berpacaran dengan Harya dulu. Yura bahkan sampai membuat klarifikasi dalam bentuk video agar followers instagramnya yang sangat banyak itu bisa percaya.

Beruntung baik orang tua Gista maupun orang tua Harya tidak ada yang aktif bermain sosial media, jadi mereka sama sekali tidak tahu bahwa Gista sedang dijadikan bulan-bulanan netizen akibat fitnah yang dilakukan Jessie. Namun kepulangannya ke rumah serta durasi menginapnya yang lumayan lama mau tak mau membuat sang mami penasaran sekaligus curiga.

"Dek."

Gista yang sedang duduk di dekat jendela kamarnya langsung menolehkan kepalanya begitu dia mendengar suara mami seiring dengan pintu kamarnya yang diketuk secara perlahan dari luar.

"Masuk aja mi. nggak dikunci kok." sahut Gista.

Wanita yang sudah memasuki usia 50 itu pun langsung masuk ke dalam kamar sang putri dengan senyum keibuannya yang khas. Gista balas tersenyum seraya berpindah tempat ke kursi belajarnya sedangkan mami duduk di tempat tidur.

"Kamu nggak kemana-mana dek? sayang loh hari libur gini kamu di rumah aja." ucap mami.

"Nggak ah mi. Justru karena lagi libur makanya aku mau istirahat di rumah." Gista nyengir lebar berusaha untuk terlihat baik-baik saja namun nampaknya usahanya itu tidak begitu berhasil. Mami menatapnya lurus-lurus dengan sorot curiga dan itu cukup sukses membuat Gista salah tingkah.

"Dek, kamu kan udah 3 hari nginep disini tapi kok mami liat kayaknya Harya nggak pernah hubungin kamu ya?" tanya mami tiba-tiba membuat mulut Gista terkatup rapat. "Kamu lagi berantem sama dia?"

Gista terdiam. Seharusnya dia bisa menghindari atau kalau bisa mengalihkan pertanyaan itu dengan sedikit kebohongan agar tidak membuat maminya khawatir. Tapi entah kenapa lidahnya langsung kelu seketika. Mami menatapnya dalam-dalam, seolah seperti sedang membaca raut wajah dari putri tunggalnya itu dengan seksama. Dan dilihat dari responnya yang hanya diam seperti patung, mami pun akhirnya paham. Saat Gista bilang kalau dia ingin menginap di rumah selama beberapa hari, beliau sudah merasa sedikit curiga karena tidak biasanya sang putri mau menginap di rumah tanpa membawa Harya bersamanya.

"Bener kamu lagi berantem sama Harya?" tanya mami lagi berusaha untuk memastikan. Nada suaranya terdengar jauh lebih lembut dan halus daripada sebelumnya dan hal itu sukses membuat sepasang mata Gista berkaca-kaca.

"Iya... mi..." jawab Gista dengan suara bergetar.

Mami tersenyum tipis seraya memberi kode pada Gista agar duduk di sebelahnya. Gista bangkit dari kursi belajarnya dan duduk di pinggir tempat tidur bersama mami, tangan keduanya saling bertautan erat. Genggaman erat mami pada tangannya langsung membuat air mata Gista meleleh. Mami tidak mengatakan apa-apa, perempuan paruh baya itu membiarkan sang putri menangis tanpa ada niat untuk menyela. Karena terkadang, jika masalah sudah terasa begitu besar dan sulit, menangis bisa menjadi salah satu cara untuk menenangkan hati dan pikiran, karena itu mami tidak ingin mengganggu Gista yang kini sedang terlarut dalam kesedihannya.

ADAPTATION (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang