ADAPTATION - 17

4.2K 444 35
                                    



Mungkin ini hanya perasaanya saja namun Gista merasa bahwa Harya agak sedikit berubah.

Pernikahan mereka sudah mulai menginjak bulan ke 6 namun di 2 bulan terakhir ini Gista merasa bahwa proses adaptasi antara dirinya dan Harya terasa begitu menjanjikan di 2 bulan pertama. Mereka sudah mulai bisa bersikap selayaknya suami-istri dan bahkan sudah berani melakukan hubungan intim. Tapi semuanya terhenti begitu saja sejak acara peluncuran buku terbaru Marka 2 bulan yang lalu.

Harya tetap terlihat ceria, jahil dan sering kali mengganggunya dengan candaan-candaannya yang konyol sekali itu. Mereka juga sering menyalurkan afeksi lewat sentuhan seperti berpelukkan dan berciuman seperti biasa. Namun begitu Gista ingin melakukan yang lebih dari itu, Harya pasti akan menolaknya dengan cara yang sangat halus. Dia selalu menggunakan alasan untuk menyelesaikan pekerjaannya di ruangan dekat halaman yang telah ia sulap sebagai studio itu.

Jadi praktis selama enam bulan menikah, Harya dan Gista hanya melakukan hubungan intim selama dua kali saja. Gista sendiri juga baru menyadari bahwa selama ini dirinya lah yang selalu berinisiatif untuk mengajak duluan, dan penolakan yang dia terima dari Harya selama beberapa bulan terakhir ini serta adanya jarak tak kasatmata yang terbentang diantara mereka membuat Gista merasa tidak percaya diri dan juga takut. Tidak percaya diri karena merasa tidak pro soal urusan ranjang dan takut jika Harya telah mengetahui perasaan yang ia punya untuk kakaknya, Marka.

Apakah Jessie telah memberitahu Harya soal itu?

Apakah itu penyebab kenapa Harya memutuskan untuk menjaga jarak dengannya?

Gista duduk termenung di sofa sambil terus memikirkan kemungkinan-kemungkinan itu. Saking takut dan risaunya, tanpa sadar Gista mulai menggigiti kukunya. Beragam pikiran negatif mulai menguasai kepalanya namun dia juga tidak berani untuk bertanya pada Harya. Akan lebih kacau lagi jika pria itu belum mengetahuinya.

Tiba-tiba saja dia merasakan tangannya diturunkan dengan lembut dari arah samping yang mana hal itu langsung membuatnya tersadar kembali. Dan begitu dia menoleh kesamping, Harya sudah duduk di sebelahnya, sudah rapi dengan pakaian kerjanya yang kasual seperti biasa.

"Kenapa?" tanya Harya membuat Gista langsung gelagapan.

"K-Kenapa apanya? N-Nggak apa-apa kok." Jawab Gista dengan agak sedikit terbata.

"Jangan bohong. Kalau udah gigitin kuku kayak gini, pikiran lo pasti lagi kacau banget," Harya meraih tangan Gista dan menggenggamnya erat-erat. "Ada apa, Agista Sasmaya?"

"Seriusan gue nggak apa-apa, Harya Al Ghazi." Gista tersenyum lebar hingga deretan giginya yang rapi terlihat. "Kayaknya gue lagi capek aja sama proyek yang lagi gue kerjain ini, makanya gue jadi banyak pikiran."

"Kenapa nggak cerita ke gue? Ya mungkin gue emang nggak paham tentang kerjaan lo sih, tapi seenggaknya gue kan bisa dengerin semua keluh kesah lo dan lo jadi nggak perlu stress sendirian kayak gini." ujar Harya sambil mengusap-usap ibu jari Gista yang tadi sempat wanita itu gigiti.

"Bukan masalah besar kok. Namanya kerja kan pasti ada capeknya juga, cuma emang kali ini agak hectic aja makanya gue lumayan stress. Alhamdulillah Nicole masih bisa bantuin dan Jaden juga berusaha sebisa mungkin untuk ngeringanin beban kerjaan gue."

Harya terdiam sejenak lalu kemudian dia tersenyum tipis.

"Yaudah kalau gitu, gue berangkat dulu ya? Lo juga siap-siap gih sana, jalanan kalau jam segini suka macet, nanti lo telat loh."

Gista menganggukkan kepalanya dengan cepat, berusaha untuk menyembunyikan rasa kecewanya karena Harya tidak menawarkan diri untuk ada disini menemaninya. Padahal dulu Harya selalu meninggalkan apapun yang sedang dikerjakannya hanya untuk memastikan bahwa dirinya baik-baik saja. Pria itu benar-benar telah berubah. Dan Gista pun hanya bisa menyalahkan dirinya sendiri yang telah bersikap egois pada Harya atas rasa cinta yang ia miliki untuk Marka.

ADAPTATION (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang