Malam hari.
Jalanan terasa sepi, hanya ada aku, motor yang kupakai, dan beberapa lampu jalan yang sangat terang.
Aku merasakan bahwa malam ini angin terasa begitu menusuk dikulitku, tubuhku menggigil, gigiku saling bertabrakan, dan jantungku berdetak sangat keras ntah apa yang membuatku merasa cemas.
Tidak mau berlama-lama. Aku melajukan motorku dengan cepat.
Saat sampai di perempatan, aku menekan tombol sen motor untuk belok ke arah kanan. Gang di sana cukup gelap dan tak ada yang berlalu lalang.
Saat aku menolehkan mataku kearah kaca spion. Tiba-tiba ada beberapa orang yang mengikuti.
Aku tidak tahu maksud mereka mengikuti. Awalnya, aku hanya berpikir biasa saja, mungkin itu adalah orang yang kebetulan searah denganku, akan tetapi, jika dipikir-pikir Kembali, mengapa pengendara itu terus mengikutiku. Aku tidak ingin berusaha cemas. otak milikku terus berusaha berbicara, berusaha meyakinkanku bahwa tidak akan terjadi apa-apa. Namu, lain dengan hatiku. Ia merasa gelisah.
Ketika aku menaikkan kecepatan motor milikku, mereka pun sama. Aku berbelok ke kana, mereka ikut berbelok kanan, aku berbelok ke kiri, mereka pun sama.
Takut? Tentu saja! Seorang wanita seperti diriku pulang larut malam setelah bekerja, lalu tiba-tiba ada yang mengikuti.
Sesampainya di jalan raya, aku menyalip banyak kendaraan sehingga membuat mereka membunyikan klakson dengan sangat keras. Aku tidak memikirkan bahwa hari itu akan mati, yang terpenting adalah menyelamatkan diriku sendiri. Aku tidak lagi memikirkan orang-orang yang memaki-maki ku di jalanan.
Tuhan mereka tetap saja mengikutiku.
Pikiranku mulai kacau, detak jantungku mulai tak beraturan. Aku merintih, aku menangis sambil mengendarai. Biasanya, ketika aku pulang bekerja, menangis dalam mengendarai motor adalah hal yang membuatku merasa lega. Tapi tidak untuk kali ini.
Mataku terus melirik ke arah kaca spio, berharap mereka berhenti di suatu tempat dan berharap bahwa pikiran buruk ini adalah pikiran yang hanya dibuat-buat saja. Tapi sayangnya tidak!
Aku tidak tahu aku telah berbuat salah apa kepada mereka, bahkan wajah merekapun aku tidak tahu. Tapi mengapa mereka mengejarku?
Tanpa aku sadari, sebuah mobil melaju dengan kencang dari arah depan. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan saat ini. Mendadak tanganku sulit untuk memegang untuk memegang kendali. Aku hanya terdiam, tubuhku tidak bergeming barang sedetik pun. Gemuruh suara napasku sendiri, aku bisa merasakannya.
Semuanya terasa sangat nyata. Aku bisa merasakan degup jantungku yang berdetak sangat kencang.
Brak!
Aku terlempar ke atas, untuk selanjutnya, aku merasa tubuku berguling-guling. Aku tidak merasakan nyeri sama sekali pada saat ini.
Aku tergeletak disebuah aspal. Rasa nyeri itu sedikit demi sedikit terus menjalar. sekujur tubuh terasa remuk. kepalaku sedikit pusing.
Semua orang berteriak dengan keras. Samar-samar, aku melihat pengendara mobil itu melaju dengan cepat.
Tolong rintihku dengan suara yang seadanya.
Sungguh aku tidak bisa merasakan apa-apa saat ini. Pandangan mataku sedikit demi sedikit mulai kabur, aku melihat bahwa semua orang yang berada di sana berlairian menuju ke arah sini. Mimik wajah mereka bermacam-macam, ada yang khawatir, gelisah, dan takut.
Ah... aku paling tidak suka melihat mimik wajah mereka. Aku tidak suka dikasihani seperti ini. Aku membencinya.
Namun apa daya. tubuhku tidak bisa bergerak. Untuk sesaat, aku memang harus dikasini seperti ini. Tanpa aku sadari, air mataku mulai berlinang, aku berpikir, mungkin ini saatnya aku mati.
Tak sadar satu hal yang aku ucapkan dalam hati.
'aku ingin beristirahat'
Sedetik setelah aku berbicara seperti itu, semuanya mendadak gelap.
Di alam Bawah sadarku, aku melihat sesuatu yang sangat berkilau mendekat. Kilauan itu kemudian membentuk seseorang yang begitu sangat cantik.
Dia tersenyum kepadaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
The New Princess
FantasySaphira Aretha. Dirinya tiba-tiba masuk ke dalam tubuh seorang putri setelah ia dikejar-kejar oleh seseorang yang tidak diketahui. Ia masuk ke dalam tubuh Eleanor Frost dan menjadi putri yang berbeda sebelumnya. Seperti, mereka berdua bertolak belak...