Typo bertebaran
Selamat membaca
Masih menuju sekolah di sinilah Embun di dalam mobil Safira yang sedang melaju namun bukanya mereka mengobrol malah sibuk dengan aktifitas Masing-masing namun yang lebih parah lagi mereka memikirkan hal yang tidak penting namun membuat beban pikiran bertambah.
Keduanya masih sama-sama diam tidak tau mau apa mereka berdua hanya melihat gedung-gedung yang menjulang tinggi, Safira di sebelah kanan dan Embun di sebelah kiri.
"Gue pusing deh" Ucap mereka bersamaan namun masih di posisi yang sama. Mendengar apa yang Masing-masing mereka katakan seketika mereka berdua pun tertawa namun masih mempertahankan posisinya
"Gue pusing besti soalnya samudra ajak gue ke rumahnya ketemu ortunya kan lo tau gue takut ples gugup ketemu camer" Jelas Safira.
"Kalo gue sih kepikiran Langit tiba-tiba semalam gue ngga tau kenapa gue mikirin dia apa gue sakit yah " Ucapnya.
Keduanya pun menghela nafas berat masih pusing dengan pikiran yang sebenarnya prik luar biasa.
Setelah sekian lama, akhirnya mereka sampai di sekolah dengan langkah yang malas keduanya masuk ke sekolah melewati koridor menuju ke kelas namun belum sampai di kelas mereka sudah di hadang oleh adik kelas sepuluh AGAS SADEWA atau biasa di panggil Agas sahabatnya AKSA BRAMASTA atau biasa di panggil AKSA .
Keduanya pun berdecak tidak suka hari mereka berdua keknya lagi kurang baik dari hari biasanya.
"Ck ngapain sih lo pada halangin kita berdua ada hutang kalo ada bayar cepat " Kata Safira nyolot entah mengapa tiba-tiba mood nya tidak bagus setelah turun dari mobil.
"Kenapa sih lo berdua kurang kerjaan banget minggir kita mau lewat" Tegas Embun mendorong kedua laki-laki itu namun tidak bergerak sedikitpun bisa di bilang badan kedua laki-laki tersebut cukup besar sebelas duabelas lah sama Samudra dan Langit.
"Tunggu dulu napa sih ngga sabar banget" Ucap agas tiba-tiba. Kedua gadis tersebut pun melihat agas dan Aksa berganti menunggu apa yang akan di sampaikan oleh adik kelasnya tersebut.
"Ekm, jadi gini rencananya kita berdua mau calonin diri jadi ketua sama wakil ketua osisi nih " Kata Aksa mulai menjelaskan.
"Lah terus apa hubungan kita berdua" Tanya Safira nyolot menurut nya ini sangat tidak penting.
"Bisa denger dulu ngga sampek selesai gue pites juga lu lama-lama" Cerocos Agas.
"Lanjut" Pinta Embun iya mau tau apa yang akan adik kelasnya ini minta dari nya. "Jadi kesimpulan nya kita mau minta bantuan sama kak Embun buat bilangin ke kak Galaksi buat rekomendasiin kita ke ketos soalnya kan kak Galaksi temenan sama kak ketos nahterus juga kak Galaksi masuk organisasi OSIS jadi boleh kan kak soalnya kan kakak dekat sama kak Galaksi " Jelasnya.
"Oh jadi mereka berdua ini minta bantuan gue buat bilangin ke Galaksi biar mereka gitu yang nanti kepilih " Ucap Embun dalam hati "bisa di manfaatkan" Timpah nya.
"Oh jadi gitu kalo gue bilangin Galaksi tentang kalian berdua terus Galaksi mau imbalan nya ke gue apa" Tanya Embun.
Mereka berdua pun mengeluarkan paper bag yang ada di dalam tas mereka berdua dan menyerah kan nya kepada Embun. Seketika mata Embun berbinar sepatu merek GUCCi yang iya idam-idam kan selama ini namun sudah kehabisan stok karena memang sepatu itu hanya sedikit dan dengan mudahnya mereka berdua dapatkan daebak memang mereka.
Jangan salah mereka berdua bukan anak kaleng-kaleng Embun jadi lupa kalo Aksa adalah anak pengusaha dan Ibunya adalah model salah satu merek bren ternama salah satunya adalah GUCCI mestilah mamanya bisa mendapatkan sepatu langkah ini dengan mudah.
"Ok gue bantu tapi gue ngga janji yah" Ucap embun dan di angguk ki keduanya. "Embun aja nih yang di kasi gue ngga gitu" Tanya Safira jutek "kalo lo mau jadi istri gue dulu kalo udah terserah deh lo mau apa gue beliin" Jawab Agas, bukan hal baru kalo Agas bicara seperti itu soalnya dari pertama mereka tidak sengaja bertemu Agas sudah menyukai Safira namun tidak dengan Safira iya lebih tertarik dengan Samudra namun jika di bandingkan Sam dan Agas tidaklah kalah tampan hanya saja selera Safira melebihi dewa makanya iya stay dengan Samudra.
"Apa an sih lo ngga jelas banget" Kata Safira ngga suka. Aksa hanya tersenyum melihat Agas sudah berapa kalo iya di tolak bukanya menyerah iya malah semakin berani bahkan iya sampai terang-terangan mendekati Safira di depan Samudra,
Jangan tanya apa kah mereka pernah adu jantos oh jawabannya pernah bukan sekali dua kali bahkan setia hari namun dua hati belakangan ini mereka tidak adu tos mungkin bosan atau malas, mungkin aja.
Di dalam keadaan itu Embun tidak menyadari jika dari tadi Aksa memperhatikan dia terus saat Embun tertawa Aksa juga akan tersenyum begitupun saat Embun berkedip iya juga akan berkedip jangan heran Aksa sudah menyukai Embun saat masih SMP namun iya tidak mengatakannya karena saat itu masih ada Langit dan Aksa tau betul kalau Embun suka kepada Langit begitu pun sebaliknya.
"Dah ah males gue ama lo kalo ketemu bahas nya itu mulu gedeg gue dengernya minggir" Ujar Safira menerobos masuk ke tengah mereka berdua dan pergi dari sana
Embun hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah sahabatnya itu "kalo gitu gue pergi dulu yah nanti istirahat jawaban pertanyaan kelian udah ada " Kata Embun dan melenggang dari sana. Keduanya pun hanya melihat dua gadis itu pergi menjauh dari mereka jangan tanya bagai mana tatapan mereka berdua rasanya melihat masa depan senyum tak pernah luntur dari bibir keduanya."Cantik sama seperti dulu" Batin Aksa.
Keduanya pun masuk ke kelas mereka karena belum sudah berbunyi
Sampai sini dulu yah
Semoga suka
Jangan lupa komen dan vote~nexs part~
KAMU SEDANG MEMBACA
EMBUN
Teen FictionMasa lalu adalah luka dan trauma yang paling sulit untuk di sembuhkan.