Typo bertebaran
Selamat membaca
****
Kini tiga orang yang duduk di kursi rumah tersebut hanya terdiam membisu apa lagi Aksa iya masih syok dengan orang yang tiba-tiba datang ke rumahnya, bagai mana tidak syok orang yang datang ke rumahnya adalah gadis yang mereka sedang mereka omong kan sangat estetik bukan.
"Kenapa kok pada diam" Tanya Embun tiba-tiba, iya sudah tidak tahan dengan kondisi ini diam seperti orang bisu.
"Ngga pa-pa oh iya kamu kenapa ke sini tumben banget" Tanya Aksa, kalo boleh jujur iya sangat bahagia melihat gadis yang iya sukai ada di rumahnya.
"Ngga Kenapa-kenapa gue lagi gabut gara-gara Safira laknat itu " Adu nya.
"Emang dia kenapa " Tanya Agav penasaran " Masa gue di sirem pake air seember bukan sahab banget orang masih mau tidur malah di sirem " Jelasnya panjang lebar.Kedua pemuda itu tertawa mendengar apa yang Embun ucapkan sangat lucu entah bagai mana jika mereka berdua melihat secara langsung membayangkan nya saja sudah se ngakak ini apa lagi di lihat secara langsung.
"Ih kok gue di ketawain bukanya di Tenangin gitu ini malah di ketawain " Katanya. "Yah sorry soalnya cerita lo lucu njir gue ngakak aduh sakit perut gue " Ucap Agav sambil memeluk perutnya yang keram karena tertawa.
Sedangkan Aksa tawanya sudah berhenti sedari tadi dan berganti dengan senyum yang tulus sambil melihat Embun yang terus bergumam tidak jelas karena Agav selalu menertawakan nya.
Lamunan Aksa buyar saat Embun menatap balik dirinya seketika jantung Aksa tidak dapat di kondisikan, seketika jantungnya berdisko ria di dalam sana sedangkan Embun tersenyum miring melihat tingkah Aksa yang seperti itu.
"Salting lo yah" Goda Embun pada Aksa, seketika Aksa kelabakan dan memalingkan wajahnya ke arah lain untuk menyembunyikan rona merah yang ada di pipinya sampe telinga.
*****
Sepulangnya Embun dari rumah Aksa iya mampir ke taman pinggir kota memang cukup jauh dari kota sekarang saja sudah pukul sebelas lewat taman itu pun sudah sepi tidak ada seorang pun yang berada di taman itu selain dirinya dan satu orang lagi.Embun pun masuk ke dalam taman itu dan berdiri di tengah taman sambil memandang bangku panjang di bawah pohon besar yang terdapat seseorang duduk di sana sambil tersenyum di balik tok sedo hitam yang menutupi sebagian wajahnya dari atas.
Embun pun mendekat pada orang yang berada di sana dan orang itu pun berdiri dari duduk nya dan menghampiri Embun.
Embun sudah berhenti lima langkah dari orang tersebut namun orang itu mengikis jarak di antara mereka hinggaBrukk
Seketika Embun berada dalam pelukan nya. "Kangen dengan ku sweetie" Bisik nya dengan suara rendah siapa pun yang mendengar akan merinding namun tidak dengan Embun iya malah tersenyum manis
" Iya lama ngga ketemu" Balas nya sambil berbisik juga setelah itu iya memeluk tubuh tegap laki-laki tersebut.Cukup lama mereka berpelukan hingga mereka sekarang berada di dalam mobil mewah milik laki-laki itu, tepatnya merek di kursi penumpang masih berpelukan mungkin mereka berdua akan tinggal semaleman di mobil seperti satu minggu yang lalu.
"Bagai mana sekolahmu " Katanya membuka pembicaraan. "Yah lumayan lah meskipun aku ingin membunuh Langit tapi yah biarkanlah dulu" Ujarnya.
"Apa ku tidak mau pergi dengan ku ke Amerika sayang aku bisa frustasi jika berpisah dengan mu begitu lama" Ucapnya frustasi. Embun hanya tersenyum sambil mengusap rambut laki-laki yang ada di depan nya ini.
*****
Di tempat lain tepatnya di rumah Safira iya masih mencoba menghubungi Embun entah mengapa tiba-tiba sahabat nya itu menghilang bak di telan bumi
"Bangsat si Embun telfon nya kaga aktif kemana sih apa jangan-jangan dia ketemu laki-laki itu"
Deg
"Mampus bisa terancam nyawa langit kalo gini ceritanya " Ucap Safira khawatir.
"Tapi ngga papa juga sih bukan urusan gue toh juga gue yang nikmatin hasilnya nanti kalo beneran langit di bunuh ama tuh orang " Monolog nya dan bersiap untuk tidur " Gue ngga sabar akhirnya bakal kek gimana nanti nya tunggu info dari Embun aja gue hahaha " Setelah itu Safira mulai tertidur namun iya tidak sadar kalo ada seorang pria yang berada di balkon kamarnya.
Cowok tersebut masuk ke dalam kamar Safira dangan cara mencongkel pintu balkon kamar, setelah berhasil masuk iya pun menuju kasur yang terdapat Safira di atasnya cowok tersebut memakai hodey hitam dan topi hodey itu nutupi sebagian muka cowok tersebut.
" Lama ngga ketemu Fira gue kangen tau ngga "ucap nya sambil duduk di tepi ranjang dan memegang tangan Safira.
" Lo ngga kangen gue gitu, jangan kan telfon chat aja kaga tega banget lo" Cowok tersebut membuka topi hodey dan terpampang lah muka cowok tersebut .
"Kangen tau sayang kamu mah Aiss " Iya pun membaringkan tubuhnya di samping Safira dan membawa tubuh Safira masuk ke dalam pelukan nya bukanya terganggu Safira malah mencari posisi yang nyaman di dada bidang tersebut.
Cowok itu hanya tersenyum dan mendekap tubuh gadis itu sampai terkubur di pelukan nya.
*****
"Kenapa semuanya berubah sih kalo gini terus gue bisa kembali kaya dulu yang di asing kan gue ngga mau!! Gue ngga mau!! ” teriak Nadia keras." Ini semua gara-gara lo Embun jalang sialan awas aja lo" .
BERSAMBUNG
Jangan lupa komen dan vote
Maaf cerita nya gaje soalnya pusing
Mau nulis apa lagi 🤣🤣
~Next part~
KAMU SEDANG MEMBACA
EMBUN
Teen FictionMasa lalu adalah luka dan trauma yang paling sulit untuk di sembuhkan.