🌹EMBUN🌹

8 1 0
                                    

Typo bertebaran
 
       Selamat membaca

***
Kini Embun dan Galaksi berada di belakang gedung IPS, mereka berdua tengah duduk di kursi panjang yang berada di bawah pohon mangga. Hening tidak ada yang membuka suara namun dalam keheningan itu Galaksi sibuk memainkan ujung rambut Embun namun Embun belum menyadarinya.

"Ngapain bawa aku ke sini " Ucap Galaksi tiba-tiba. Embun pun tersadar dari lamunannya dan menoleh melihat Galaksi yang masih memutar rambut Embun di jari-jari Tangannya.

"Gue mau bilang nanti pas pemilihan OSIS Aksa Sama  Agas mau calonin diri" Ujar Embun.  "Nah terus hubungan sama gue apa" Tanya Galaksi.

"Yah kamu bantulah buat rekomendasi in ke teman kamu buat mereka berdua kalo bisa mereka yang kepilih jadi OSIS " Jelas Embun.  Galaksi pun mangguk-mangguk saja  tapi "tunggu tumben lo mau bantu orang biasanya ogah kecuali ada imbalannya, pasti lo di sogok yah" Tebak nya dan di angguki Embun.

Galaksi menghela nafas pelan iya memang tidak terlalu dekat dengan Embun tapi iya tau kebiasaan gadis ini, iya tidak akan membantu jika tidak ada imbalan atau sogokan yang setimpal dengan yang iya lakukan .

"Jadi gimana deal yah awas lu gue mutilasi lu kalo ngga bantu gue" Ancam Embun dan hanya di angguki Galaksi iya pasrah toh demi gadis yang iya cintai apa pun akan iya lakukan.

Embun pun tersenyum senang "eh gue mau peluk gue capek " Kata Embu  tiba-tiba dan langsung memeluk Galaksi tampa izin membenamkan wajahnya di dada bidang Galaksi, seketika Galaksi syok namun dengan cepat iya membalas pelukan gadis itu, astaga mimpi apa iya semalam bisa di peluk Embun duluan jantung nya tidak aman rasanya mau teriak saking senang nya namun iya urungkan iya tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini.

Dibalik tembok ada seseorang yang mengepal kan tangan kuat matanya menyorot tajam ini di luar perkiraan nya bukan ini yang iya mau,

Apakah cowok itu menyesal tentu saja seharusnya iya sendiri yang mengatakan pada Galaksi buka Embun maka hal ini tidak akan terjadi, segera cowok itu pergi dari sana dengan wajah yang tidak santai
Iya tidak kuat melihat gadis iya sukai bersama cowok lain apa lagi berpelukan.

Sedangkan Embun tertidur di dalam pelukan Galaksi entah apa yang membuat gadis itu tertidur apakah pelukan Galaksi senyaman itu atau ada hal lain yang membebani pikirannya.
Sedangan orang yang di peluk bahagia bukan main apa lagi pas iya tau gadis nya tidur di pelukan  nya rasanya iya mau terbang menembus langit.

Di tempat  lain tepatnya di Koridor sekolah sahabat Embun, Safira sedang mencari gadis itu kemana teman laknatnya itu pergi langsung hilang bak di telan bumi tanpa jejak saja . Saat sedang sibuk mencari Embun tiba-tiba dari arah belakang iya di rangkul oleh seseorang yang sangat iya benci siapa kah dia yaps dia adalah Agas cowok itu.

"Apa sih rangkul-rangkul sorry dah kita ngga kenal" Kata Safira judes dan mencoba melihat sekitar mencari keberadaan sahabatnya "mana sih nih si Embun " Ucapnya pada diri sendiri.

Iya pun menengok ke samping tempat Agas berdiri "ngapain lo masih di sini dah sana pergi" Usir nya namun cowok itu bukanya pergi iya malah makin memepet kan tubuhnya ke Safira sampai-sampai mereka menjadi pusat perhatian anak-anak yang ada di Koridor tersebut.

"Kok makin mepet sih sana deh jauh-jauh risih tau ngga " Katanya dan pergi dari sana namun buka  Agas namanya kalo ngga keras kepala iya mengikuti Safira dari belakang dengan  dua tangannya di masukin ke saku celana abu-abunya, sedangkan Safira sudah lelah dengan tingkah adek kelasnya tersebut. Sekarang iya memfokuskan dirinya untuk mencari Embun di seluruh sekolah namun tidak ada juga dan jangan lupa Agas masih mengikutinya sekarang Safira melangkah menuju ke belakang gedung IPS ini bisa di bilang tempat terakhir yang belum iya datangi.

Saat iya sudah berada di tempat tersebut iya membulatkan kedua matanya melihat orang yang cari dari tadi tapi yang paling membuat iya kaget adalah Embun gadis itu berpelukan dengan Galaksi ada apa gerangan baru saja iya ingin mendekati kedua nya namun tangannya di cegal oleh Agas "jangan samperin biarin mereka kek gitu" Ucap nya dan menarik Safira dari sana menuju taman sekolah. Safira hanya pasrah mungkin apa yang di bilang Agas benar biar mereka seperti itu dulu siapa tau Embun mulai menerima Galaksi kan.

Cukup lama Embun tidur dan iya pun perlahan membuka matanya hal yang pertama ita lihat adalah baju sekolah Galaksi nyawanya masih belum terkumpul sepenuhnya, ketika sudah terkumpul iya mendongak menatap Galaksi yang menunduk melihatnya juga dengan senyum tipis  dan Embun pun kembali membenamkan wajannya di dada bidang Galaksi, jangan lupa iya masih memeluk cowok itu Galaksi terus saja mengusap punggung Embun membuat gadis itu kembali mengantuk dan tertidur pulas

"Gantuk baget yah" Ucap Galaksi dan terus mengusap punggung Embun senyum cowok itu terus saja terukir di bibir nya iya menunduk dan mendaratkan satu kecupan pada puncak kepala Embun.  Mungkin mereka berdua akan bolos nanti nya melihat Embun yang kembali tertidur di pelukan nya.


🥰🥰🥰🥰🥰🥰

                              ~nexs part~

EMBUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang