Tubuhnya menegang ketika rentetan kalimat yang ditangkap oleh indra pendengarannya langsung diterima dengan cepat oleh syaraf otaknya dan membuat respon tubuhnya menjadi berlebihan. Ia belum siap dan mungkin saja tidak akan pernah siap mendengarnya namun pada kenyataannya hal yang kini ia rasa akan baik-baik saja justru mendatanginya
Berbeda dengannya, tiga orang wanita dewasa itu semenjak terakhir mereka berucap hingga kini belum ada satupun yang membuka mulutnya lagi. Tidak, mereka tidak berusaha menghakimi salah satu temannya, mereka hanya ingin Yoona jujur karna mereka tidak akan ikut campur jika saja mereka tidak tau
"aku tidak tau apa yang sedang kalian bicarakan"
"Na, jangan membohongi kami"
"aku tidak membohongi kalian"
Tiffany mendesah kecil, "aku mendengar percakapan kalian lewat telepon. Aku pikir itu Chanyeol tapi ternyata Sehun" ia membawa tubuhnya menyandar pada sofa apartemen Sooyoung, "hubungan kalian lebih dari itu bukan?"
Nafasnya menghela pelan, siapa sangka jika saat seperti ini akan tiba. Saat dimana ada orang yang mengetahui soal mereka berdua. Pria itu menjaga jarak dengannya, menganggapnya sebagai seorang nona yang harus ia jaga sedemikian rupa dan akan berhenti setelah waktu bekerjanya selesai, tentu saja jauh dalam jangkauan semua orang. Semuanya sudah tertutupi—pikirnya—namun sesuatu yang buruk tetap akan tercium juga oleh orang lain
"aku juga pernah bertemu dengan kalian" ucap Yuri, "tak sengaja" ralatnya
"jangan membuat cerita"
Yuri menghela nafas, "aku normal, entah mata atau pendengaranku"
"aku—"
"di apartemen Sehun. Karna seingatku apartemenmu belum pindah" potongnya cepat
Hari itu Yuri dan Siwon sedang mengunjungi salah satu sahabat Siwon untuk menyampaikan undangan pernikahan mereka. Tanpa sengaja ia melihat sosok serta suara Yoona dengan amat jelas terekam dalam otaknya. Pikirnya, mungkin ia hanya salah lihat atau dengar dan menanyakannya pada sahabat Siwon, yang katanya seorang pria tengah tinggal di apartemen sebelahnya. Ia tidak mengenal pria itu tapi beberapa kali mereka berpapasan meski tidak saling menyapa
Awalnya, Yuri tidak ingin terlalu mempermasalahkan apapun namun siapa sangka semenjak kejadian ia merasa bertemu dengan sosok Yoona, kini ini ia mulai sadar jika Yoona tidak pernah sekalipun bercerita soal Chanyeol. tidak bercerita secara keseluruhan tapi biasanya temannya ini akan menceritakan soal pacarnya itu pada mereka. Yoona tidak pernah menyebut nama Chanyeol kecuali jika salah satu dari mereka yang menanyakannya perihal itu
Yuri merasa dirinya gila karna ia nekat mendatangi unit apartemen yang terus mengganggunya. Ia mengetuk pintunya, berpura-pura jika salah unit karna apartemen temannya berada disebelahnya dan siapa sangka jika dugaannya tidak meleset karna pada malam itu Sehun benar-benar membuka pintu apartemennya lebar-lebar dengan wajah kebingungan melihat salah satu teman nonanya berdiri diambang pintu unitnya
"aku tidak ingin ikut campur tapi kau tentu harus memikirkan soal hal ini, Yoona"
Yoona tetap bungkam, memandang satu persatu temannya dengan wajah tidak bisa ditebak
"Na, jujurlah pada kami" pinta Tiffany, "katakan pada kami ada apa sebenarnya"
Ia menghela nafasnya dan tersenyum, "aku belum bisa menceritakannya tapi bisakah kalian mempercayai dan mendukungku? Aku hanya ingin itu".