Daisy

750 106 26
                                    

Sebuah gerakan membangunkan kesadarannya, sebelum kedua kelopak matanya terbuka ingatan soal apa yang terjadi semalam membuatnya menghembuskan nafasnya pelan

"eungh"

Ia melirik kearah dimana tubuhnya tertutup oleh selimut namun tangan pria yang ada disebelahnya masih bersarang disana mendekapnya erat-erat. Kembali ia menghembuskan nafasnya, ada yang salah dengan pikirannya namun ia tak ingin terlalu memikirkannya lebih jauh.

Ini bukan pertama kalinya dirinya mendapati dirinya sendiri memandang penuh takjub pada pantulan kaca yang ada didepannya. Bisa dikatakan ini salah satu bentuk dari self-love yang sering ia dengar dari orang-orang diluar sana. Dulu ia tidak seberisi ini namun sekarang tubuhnya yang berisi terlihat lebih sehat dan mengagumkan

Jemari tangannya bergerak menyusuri daerah sekitar leher, bahu, tulang selangka, bagian atas dadanya yang kemudian turun hingga keperutnya. Ini bukan hal aneh karna hampir setiap hari tanda ini tak pernah hilang darisana, mungkin hanya berpindah dan untuk apa repot-repot memikirkannya karna pria itu tidak akan pernah berhenti membuat tanda diseluruh tubuhnya

Aku menyukainya

Rasanya sangat mengagumkan

Hanya itu kalimat yang terus dilontarkan ketika bibirnya sibuk mencari-cari hal yang ia inginkan. Sedangkan wanita ini hanya membiarkannya, mengikuti permainan yang juga diinginkan oleh tubuhnya. Tak ada yang bisa menolaknya, bahkan ketika jemari itu menyentuhnya, ia bisa merasakan tubuhnya bereaksi berlebihan

Rambutnya ia satukan, ia angkat tinggi-tinggi hingga leher jenjang yang selalu mendapatkan pujian dari semua pria diluar sana itu terlihat secara keseluruhan

Tanda ini untuk memberitahu pria diluar sana jika leher ini adalah milikku

Tangan panjang dengan guratan otot disepanjang lengannya itu melingkar diperutnya, hembusan hangat itu kembali menjalar dari tengkuknya kearah bahu polosnya, ada jejak basah yang tertinggal membuatnya hanya diam menutup mata menikmati apa yang sedang dilakukan oleh pria dibelakangnya

Dia menggeram kasar, membalik tubuh wanitanya dan menciumnya dalam, ini lumatan lembut dan ia tau jika pria ini bersikap seperti sekarang maka dia akan aman untuk kedepannya. Dia hanya membutuhkan cumbuan dan mungkin sedikit sentuhan, tidak lebih dari itu

"kau—mengagumkan"

Wanita ini benar-benar membuat akal sehatnya hilang. Bra hitam berenda yang menempel ditubuh wanita ini semakin menambah kesan seksi. Oh, atau mungkin lebih tepatnya karna menuruti pria ini yang hanya menyukai wanitanya ketika memakai bra berwarna hitam, oleh sebab itu kalian mungkin akan melihat koleksi dalaman berwarna hitam didalam lemarinya—kecuali bikini

"oke, aku rasa itu cukup" nafasnya terengah-engah setelah berhasil menahan perasaannya sendiri

"ada apa?"

Dia mengerjap, kepalanya menggeleng diiringi sebuah senyuman tipis

Cup

"aku ingin menciummu jika kau tersenyum seperti tadi"

Tok! Tok! Tok!

"sepertinya kau harus pergi"

Pria ini mendesah, melirik kearah pintu dan membuang muka. Meninggalkan wanita itu seorang diri dengan helaan nafas pendek.

Ketika sosok itu keluar dari kamar mandi, wanita itu sedang duduk dengan kaki menyilang di sofa berwarna abunya ditemani segelas anggur merah sisa semalam. Sinar matahari tipis-tipis yang masuk lewat celah korden kamarnya tampak membuat wanitanya bersinar bagaikan seorang malaikat yang dikirimkan Tuhan ke bumi

LowkeyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang