Bab 01. Awal Baru

489 157 584
                                    

❛❛Apapun masalahnya, selalu ada jalan untuk keluar.❜❜

───────⊹⊱✫⊰⊹───────

Pagi yang cerah menyapa Gibran, seorang pemuda yang sedang asyik berlatih basket di lapangan sekolah. Keterampilannya yang mumpuni dan penampilannya yang menawan menarik perhatian banyak siswi. Kehadirannya di lapangan menjadi pusat perhatian, diiringi sorak-sorai dan pujian yang terlontar dari para siswi yang terpesona.

"Semangat, Gibran!"
"Wah, sungguh tampan, Kak Gibran."
"Pangeran yang sangat tampan!"
"Pasti Gibran jodohku!"
"Gibran, semangat, Gibran!"
"Akhirnya suami wattpadku nyata."

Teriakan-teriakan itu terdengar nyaring saat Gibran berhasil memasukkan bola ke dalam ring basket. Namun, di balik sorak-sorai dan pujian itu, Gibran tampak dingin dan cuek. Sifat nakalnya yang terkadang muncul hanya menambah misteri di balik sikapnya yang terkesan acuh tak acuh.

Farhan, sahabat Gibran, mencoba mengajaknya beristirahat. "Gibran, ayo! Apa kamu tidak lelah? Aku haus," ajak Farhan.

Gibran hanya menatap Farhan tajam dan menjawab singkat, "Tidak."

Farhan yang menyadari bahwa Gibran sedang dalam masalah mencoba membujuknya. "Apa kamu benar-benar tidak haus?"
Melihat Gibran tidak memberikan respon, Farhan memutuskan untuk pergi membeli minuman. "Aku ikut," ucap Gibran berubah pikiran.

Farhan menoleh dan merangkul Gibran. "Ayo! Aku tahu kamu ada masalah, ayo ikut aku. Oh ya, lama-lama kamu bisa jadi 'sad boy' kalau begini terus, hahaha."

"Apakah kamu mengejekku?" Gibran menatap Farhan tajam.
Farhan menggeleng cepat, tidak ingin bertengkar dengan Gibran.

♡♡♡

Di koridor sekolah yang ramai, Gibran dan Farhan berjalan beriringan. Keduanya baru saja menyelesaikan latihan basket dan bersiap menuju kelas. Namun, langkah mereka terhenti ketika tak sengaja berpapasan dengan seorang siswi yang tengah asyik dengan pikirannya sendiri.

"Astaghfirullah!" Siswi itu tersentak kaget, menjatuhkan semua buku paket yang ia bawa. Buku-buku itu berhamburan di lantai, membuat suasana koridor seketika menjadi hening. Entah apa yang sedang dipikirkan hingga membuatnya terkejut dan menjatuhkan semua buku-bukunya ketika melihat kedua laki-laki itu.

"Ada apa denganmu?" tanya Farhan, yang juga terkejut melihat semua buku itu terjatuh. Namun, Gibran tetap mempertahankan wajah datarnya, seolah tidak peduli dengan kekacauan yang terjadi.

Siswi itu hanya diam, sibuk merapikan kembali buku-bukunya yang terjatuh. "Ayo, biar aku bantu. Buku-bukunya banyak sekali, namamu siapa?" tawar Farhan, ingin mengenal lebih jauh siswi tersebut.

"Tisha," jawab siswi itu singkat.

"Cabut," ucap Gibran tegas, suaranya dingin. Baginya, ini hanya sebuah drama.

"Tapi ini." Farhan menunjuk buku-buku yang berserakan.

"Cabut!" Gibran kembali menegaskan, lalu melanjutkan langkahnya tanpa menghiraukan Tisha yang masih sibuk merapikan buku-bukunya.

Farhan mengangguk, dan tanpa disengaja, Gibran menginjak salah satu buku yang hendak dibereskan oleh Tisha. Gibran menoleh, tanpa berniat untuk meminta maaf, lalu melanjutkan langkahnya. "Dasar sok cool," gumam Tisha kesal.

"Tisha!" Caca, sahabat Tisha, berlari menghampiri Tisha. "Apa yang terjadi?" Caca terlihat panik.

"Kamu tidak apa-apa 'kan? Tadi aku lihat dari jauh ada Gibran di sini. Kamu tidak apa-apa 'kan? Kamu baik-baik saja 'kan?" tanya Caca panik.

GibrantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang