02. Sakit

668 117 12
                                    

Happy reading all

Berulang kali Amella mengaduk-adukkan sedotan minumannya, sesekali menatap wajah lelaki didepannya. Saat ini Amella dan Gempa sedang berada di kantin sekolah. Suasana kantin terlihat sepi tidak terlalu ramai seperti biasanya.

Helaan nafas berat yang keluar dari mulutnya saat melihat Gempa sibuk dengan benda pipih berlogo setengah apel itu.

"Gem, kamu tidak mau pesan?" Amella membuka percakapan keduanya.

"Nanti."

Amella terdiam. "Gem, nanti sore ada waktu nggak?" tanya Amel. Gadis itu berusaha mencairkan suasana yang terasa dingin. Dia tidak suka suasana canggung gini.

Gempa mengerutkan dahinya. Lalu mengingat-ingat apakah nanti dirinya ada kegiatan. Merasa tidak ada Gempa menggeleng sehingga membuat senyuman Amella merekah.

"Nanti sore bisa temani aku ke rumah sakit," Pinta Amella membuat Gempa menghentikan aktivitasnya.

"Ngapain? Gue nggak suka ke rumah sakit."

Wajah Amella terlihat bingung saat mendengar pertanyaan dari Gempa. Tidak biasanya Gempa bertanya jika dirinya minta ditemani, Gempa itu tipikal orang yang langsung menolak tanpa bertanya. "Hmm... Aku mau temuin Tante aku sekaligus buat cek kesehatan."

Gempa yang percaya hanya mengangguk saja. "Tapi nanti gue nggak bisa. Minta anterin sama Calva sana!"

"Kenapa nggak kamu aja." Wajah kecewa gadis itu terlihat jelas, jarak antara Gempa dan Amella begitu jelas. Namun Gempa seolah tidak terpengaruh akan ekspresi gadis didepannya itu.

"Gue ada kegiatan sama Kana." jawab Gempa.

Amella memalingkan wajahnya kearah lain, kemana saja. Perasaan aneh menjalar didalam lubuk hatinya. Ia tidak suka melihat kedekatan antara Gempa dan Kana, walaupun keduanya adik-kakak. Tapi, tetap saja Gempa dan Kana bukan saudara kandung. Amel takut ada rasa disalah satunya.

"Aku nggak suka kamu dekat-dekat sama Kana." Amella mengucapkan kalimat itu hampir seperti bisikan untung saja Gempa masih bisa mendengarnya dengan jelas.

"Nggak usah kekanak-kanakan, Amel. Gue sama Kana cuma saudara."

Amella mendongak untuk sekedar menatap ekspresi Gempa. "Tapi Kana bukan saudara kandung kamu, Gem."

"Apaan sih. Udah minggir sana gue mau ke kelas!" kesal Gempa saat topik Amel membuatnya muak. Sudah cukup ia ingin pergi sekarang dari hadapan gadis itu. Gempa meninggalkan Amella begitu saja hingga membuat Amella berteriak memanggil namanya.

"Gempa!"

"Gempa!" lirih Amel.

Amella tertawa miris saat melihat cara Gempa meninggalkannya. Kejadian ini sudah terulang entah  berapa kali yang jelas setiap mereka berdua membahas tentang Kana, lelaki itu akan meninggalkannya begitu saja.

Setiap pernyataan yang ingin dia pertanyakan pada laki-laki hanya bisa dia simpan. Amel merasa hubungannya dengan Gempa sudah tidak bisa di katakan baik-baik saja.

"Kenapa rasanya sesakit ini?"

Amella memukul dadanya yang tiba-tiba sesak.

Amella (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang