14. Jalan berdua

305 13 3
                                    

Tandai typo ya aku soalnya aku cuma baca sekilas

Happy reading

Semilir angin berhembus kencang membuat rambut Amel sedikit berantakan. Suasana hening membuat kedua remaja tersebut sedikit merasa canggung. Setelah perkataan Gempa tadi, baik Amel maupun Gempa sama-sama diam. Entah apa yang mereka perkirakan sekarang.

Gempa melirik gadis disampingnya, mata Amel terpejam menikmati semilir angin tanpa sadar sudut bibir cowok itu sedikit terangkat membentuk sebuah senyuman tipis. Namun, hanya sesaat kala mata gadis itu mulai terbuka buru-buru Gempa mengubah mimik wajahnya.

Amel menoleh lalu menghela napas hampir puluhan menit mereka tidak ada yang ingin memulai pembicaraan lagi. Sebenarnya, Amel ingin bertanya lebih banyak tetapi saat melihat wajah marah Gempa membuatnya mengurungkan niatnya itu.

"Gem...,"

"Amel...,"

Keduanya tersentak saat saling memanggil nama satu sama lain secara bersamaan. Amel tersenyum kikuk berbeda dengan Gempa, lelaki itu malah menatap wajah sang gadis dengan tatapan rumit.

"Lo duluan aja!"

Bukannya mengangguk gadis di sampingnya ini malah menggeleng, Gempa menghela napas berat, mencoba tidak berkata kasar. Percayalah ia masih Gempa yang suka emosian dan tidak mau berbasa-basi, namun saat bersama Amel kali ini pengecualian. Ia harus lebih bersabar demi mendapatkan informasi yang Meisya inginkan.

"Gue mau tanya sesuatu sama lo....," Gempa berhenti sejenak.

Bagaimana caranya bertanya pada gadis yang berstatus pacarnya itu. Kenapa ia malah seperti orang kehilangan kata-kata. Seolah-olah tenggorokan tercekat begitu saja.

"Kenapa berhenti?" tanya Amel, heran. "Kamu mau tanya apa sebenarnya dari tadi aku liat kamu kelihatan orang bingung."

Gempa diam enggang menjawab. Sebagai gantinya Ia menatap bola mata cantik cewek itu dan dibalas oleh Amel. Keduanya saling bertatap beberapa menit, Sorot mata kecoklatan milik Amel seakan menghipnotisnya. Gempa dengan cepat memutuskan kontak mata keduanya. Takut nanti gadis itu berhasil membuangnya jatuh cinta.

"Gue mau tanya...,"

Lagi-lagi suara milik Gempa berhenti hal tersebut tanpa sadar membuat Amel berdecak. Ia tidak tahu apa yang pacarnya itu mau tanyakan dari tadi itu terus yang Gempa ulang.

"Apa?"

"Lo...Lo masih suka sama gue?" Sialan, kenapa malah itu yang ia tanyanya. Gempa mengacak rambutnya frustasi. Ia sedikit menjauh untuk mengindari tatapan gadis itu.

Sementara, Amel hanya bisa terkejut, kenapa Gempa malah bertanya apakah ia masih mencintai lelaki itu. Padahal tanpa Gempa bertanya pun dia sudah tahu jawabannya. Amel dari dulu maupun sekarang masih sangat mencintai pemuda itu. Walaupun, tabiat Gempa seperti itu ia tetap mencintai Gempa.

"Kamu beneran cuma mau tanya aku masih cinta sama kamu atau enggak?"

"Hmm." jawab lelaki itu sambil menatap bangunan di bawah sana.

Amel terdiam, ia bisa melihat wajah kesal lelaki itu walaupun Gempa tidak menatapnya. "Kamu tahu jawabannya."

"Hmm, tahu."

Kerutan di wajah cantik gadis itu terlihat jelas, "Terus kalo kamu tahu ngapain masih nanya?"

Gempa diam tak menyahut.

"Atau kamu punya pertanyaan yang lain?" lanjutnya.

"Nggak ada! Kalo Lo tadi mau ngomong apa sama gue?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Amella (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang