10. he jealous?

419 71 35
                                    


"Jangankan dia, bayanganmu saja akan menghilang dari dirimu ketika gelap."
•••

"Amel Jangan ngelamun!"

Caca menghela nafas saat tidak ada tanggapan dari gadis di depannya itu. Terhitung sudah ketiga kalinya, ia menegur sang sahabat, tetapi Amel tetap diam. Saat di tanya gadis itu hanya menggeleng. Caca bisa gila melihat sahabat karibnya seperti patung itu.

"Kalo ada masalah cerita aja, gue akan dengar sampai lo selesai ngomong."

"Lo tahukah kalo ada masalah sebaiknya di ceritakan jika lo pendam sendiri tuh masalah nggak akan kelar."

Amel melirik sebentar, lalu kembali fokus ke makanannya. Saat ini, ia tidak ingin membahasa masalahnya. Ia hanya butuh pengalihan dan tidak ingin memikirkan apapun.

"Gue nggak mau bahas tentang apapun, Ca."

"Kenapa? Daripada lo melamun kaya patung gitu mending sini cerita aja."

Amel berdecak, kesal. "Tapi....gue gak ingin cerita saat ini."

Ucapan Amella tanpa sadar membuat gadis di depannya menghela napas. "Terus lo bakalan diem seharian?"

Amel tidak menjawab. Gadis itu malah mengambil makanan di atas meja lalu memakannya. Pisang goreng yang sempat dibeli Caca itu terlihat sudah tidak renyah lagi.  Saat ingin meminum teh dingin di depannya, gadis itu malah mengurungkan niatnya untuk minum.

Sebuah pemandangan yang tidak baik untuk kesehatan hatinya berada didepan matanya sekarang. Di depan mereka sepasang remaja sedang duduk di atas meja sambil tertawa. Saat sang lelaki itu membenarkan rambut sang gadis saat itulah, ia membuang muka.

"Kenapa?" tanya Caca melihat wajah murung Amel.

Amel menggeleng.

"Terus kenapa muka lo murung gitu?"

"Nggak apa-apa."

Merasa tidak puas dengan jawaban Amel, gadis itu langsung mencari biang masalah. Setiap sudut ruangan tidak luput dari tatapan mata Caca. Saat menoleh kebelakang, Caca menyipitkan matanya kala di seberang sana terlihat Gempa dan Kana sedang menikmati makanan mereka.

"Lo cemburu?"

Amel yang mendengar suara Caca langsung saja membuang muka. Bukannya sudah ia bilang kalo ia tidak suka kedekatan dua saudara itu.

"Enggak." bohongnya.

Saat ingin bertanya lagi Caca di buat kaget karena kursinya di agak di tarik kebelakang oleh seseorang. Saat menoleh suara dengusan terdengar begitu saja kala melihat Sagara dan Calva berdiri menjulang tinggi di belakangnya.

"Ngapain sih lo ke sini?" tanya gadis itu sambil menepis tangan Sagara.

"Penuh."

Amel dan Caca mengerutkan dahi tidak mengerti. Calva yang melihat kebingungan gadis di depannya itupun berucap.

"Meja kantin udah pada penuh semua cuma tinggal meja kalian aja yang belum. Jadi gue sama Sagara numpang di sini sama kalian. Boleh kan, Mel?" ucap cowok itu panjang lebar.

Amel mengedarkan pandangannya untuk melihat semua meja lalu tanpa sadar ia saling tatapan sama Gempa. Amel memutuskan kontak mata terlebih dahulu dan mengangguk pelan mengizinkan kedua kakak kelasnya itu.

Calva duduk di samping Amel begitu sebaliknya.

"Padahal meja Gempa di sana masih kosong." sindir Caca.

Sagara menoleh sekilas lalu kembali acuh. Hingga tanpa sadar membuat gadis di sampingnya geram bukan main. Caca menghela nafas panjang. Sepertinya ia harus memiliki stok kesabaran lebih banyak.

Amella (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang