10. kita putus?

504 61 14
                                    

Tandai jika kalian  menemukan typo ya!!!

Happy enjoy gees!!
.......

"Gue nggak cemburu." bantah lelaki itu dengan cepat.

Amel hanya mengulas senyum manisnya. Dari sikap dan cara bicara Gempa jelas cowok itu cemburu. Hanya saja gengsi Gempa sepertinya  masih setinggi langit.

"Yasudah, nggak usah larang larang aku buat dekat sama Calva."

Gempa menatap wajah cantik, gadis dihadapannya itu dengan marah. "Nggak usah ganjen lo!"

"Aku nggak ganjen." Kesal Amel pada Gempa. Bisa bisanya Gempa mengatainya ganjen. Padahal ia hanya berteman baik dengan Calva tidak lebih. Lagian yang membuat ia dekat dengan Calva selama ini adalah Gempa sendiri.

"Terus apa kalo nggak ganjen?"

Amel menari nafas perlahan. "Kamu kenapa sih? Biasanya juga aku sama Calva kamu nggak gini."

"Udah gue bilang gue nggak suka. Budeg lo?" kesal Gempa.

"Kenapa kamu nggak suka? Cemburu bilang jangan kayak gini!"

"Ke geeran lo jadi cewek."

Amel hanya diam dengan mata yang menahan kekesalan.  Ia menatap wajah tampan cowok itu dengan kesal. Rasa ingin menonjok mulut Gempa ada cuma hanya sebatas angan-angannya saja. Jika Caca yang bicara plin-plan seperti sekarang mungkin sudah ia tonjok beneran.

"Udah?" tanya Amel kemudian.

Gempa yang  tidak mengerti pun mengerutkan dahinya. "Udah?"

"Kamu udah selesai bicaranya? Aku mau balik lagi ke kantin, lapar."

"Pergi sana!" Usir Gempa tanpa perasaan. Hal tersebut tentunya membuat gadis itu dongkol setengah mati. Sepertinya Gempa menguji kesabarannya yang hanya setipis tisu.

Sebelum pergi Amel menatap Gempa lama hingga membuat Gempa menaikan sebelah alisnya tanya bertanya.

"Cowok dan gengsinya."  ucapannya lalu pergi meninggalkan Gempa begitu saja.

***

"Kak lihat Kana cantik kan pake jepitan ini."

Gempa hanya memandang Kana sebentar lalu mengangguk. Moodnya sekarang tidak baik-baik saja setelah perdebatan singkatnya dengan Amel siang tadi.

"Kak Gempa kenapa kok diam aja dari tadi? Kana sampai di cuekin." tanya Kana sambil meletakkan jepitan rambut di meja belajar Gempa.

Gempa diam tak menjawab, cowok itu malah menajamkan matanya.

"Kakak punya masalah sama kak Amel?"

Mendengar nama Amel disebut Gempa langsung saja mendengus. "Nggak usah sok tau lo."

"Bukannya sok tau tapi Kana emang tau sesuatu, tadi Kana nggak sengaja liat kalian bicara di taman depan." ucap Kana sambil mendudukkan tubuhnya di kasur Gempa.

Saudara tiri Kana itu berdecak tidak suka, "Pergi sana lo. Gue ngantuk mau tidur." Usirnya.

"Aku belum selesai kak."

"Kana lo di kamar cowok sekarang! Dan ingat, gue sama lo baru sama-sama kenal."

"Tapikan kita Saudara ngga papa dong Kana di sini bareng kak Gempa." Ujar Kana membuat Gempa kesal bukan main.

Amella (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang