LIMA BELAS

991 73 2
                                    

Revan tercengang, tak ada satupun patah kata yang keluar dari bibirnya. Bahkan, dalam mimpi sekalipun ia tidak berani berharap kalimat itu keluar dari bibir Tono. Tapi sekarang, dengan telinganya sendiri Revan dapat mendengar dengan jelas pertanyaan yang baru saja diajukan oleh Tono.

"Rev...," Panggil Tono memecah lamunan Revan.

"Eh...?" Sahut Revan dengan gugup kali ini.

"Aku menunggu jawaban kamu." Tono menatap lekat kedua bola mata pria yang ada di hadapannya. Tiba-tiba Revan memalingkan wajahnya dan memutuskan kontak mata diantara mereka.

"A-aku nggak tau. Ton." Jujur Revan hanya bimbang, hatinya pun belum mantap dengan jawabannya nanti.

Tono meraih dagu Revan dan menariknya sehingga wajah mereka lebih dekat berhadapan, tapi tidak dengan tatapan mereka. "Aku mohon sama kamu untuk jujur sekali saja sama perasaan kamu sendiri. Katakan kamu mencintaiku jika memang hatimu menginginkan hal itu."

Revan menggigit bibir bawahnya, perasaannya bercampur aduk dan entah kenapa air mata mulai menggenang di pelupuk matanya. Namun masih belum menetes karena Revan sangat menahan air matanya untuk jatuh.

"Rev, pandang aku sebagai sahabat kamu. Bukan sebagai pria yang sedang melamar kamu kalau kamu sekarang malu." Ujar Tono dengan lembut.

Akhirnya, tanpa bisa di tahan lagi cairan bening itu perlahan mengalir di kedua pipi Revan. Sebelah tangan Tono terangkat untuk mengusap air mata yang mengalir di pipi Revan dengan ibu jarinya.

"Jangan menangis," pinta Tono di sela Isak tangis Revan.

"Kamu itu pria paling nggak romantis yang aku kenal."

Tono terkekeh mendengar ucapan Revan yang seperti sedang bercanda agar dirinya tidak gugup.

"Tapi, aku tau kamu sangat mencintai pria membosankan ini, iya kan?"  Tono kembali menggoda Revan dan sukses membuat pria itu tersipu malu.

Revan tergelak mendengarnya meski sebenernya jutaan kupu-kupu sedang berterbangan di dalam hatinya karena saking senangnya. Rasanya hari ini adalah hari paling membahagiakan dalam hidupnya. Bukan karena akhirnya mereka bisa bersama lagi, melainkan karena sekarang mereka bisa menjadi satu. Menyatukan cinta mereka yang sempat tertunda.

Revan menatap ke dalam mata Tono sambil kembali tersipu-sipu. "Aku mau menikah dengan kamu."

Tanpa menunggu lebih lama Tono membawa Revan ke dalam pelukannya lagi. "Terimakasih, Revan. Aku mencintaimu. Sangat mencintaimu."

Di balik punggungnya Revan menyunggingkan senyum bahagia dan tak lama kemudian senyum bahagia ikut menyertai Tono. Namun, kali ini air mata bahagia Revan tak tertahankan untuk mengalir. Karena akhirnya cintanya terbalaskan. Dan Revan boleh memiliki Tono untuk selamanya.

•••
•••
•••

"Kenapa senyum-senyum sendiri?" Tanya Revan penasaran saat mereka berada di dalam mobil bersama.

"Nggak ada apa-apa. Aku cuman senang aja gitu bisa lihat wajah kamu lagi dari dekat begini."

"Emangnya nggak bosen? Padahal, kemarin baru lihat wajah aku."

"Nggak. Aku nggak akan pernah bosan lihat wajah manis dan menggemaskan kamu, Rev." Sahut Tono dengan jujur.

"Bagaimana kalau nanti aku udah tua? Wajah aku kan bakalan keriput," goda Revan.

Tono memalingkan pandangannya. "Nggak masalah. Mau wajah kamu keriput, mulus, atau berjerawat, pokoknya aku akan tetap mencintai kamu." Jawab Tono.

Sudut bibir Revan naik ke atas. Rasanya ia menjadi pria paling bahagia saat ini. "Aku juga cinta sama kamu."

Sebelah tangan Tono yang bebas terulur untuk menggenggam jemari Revan. "Aku tau, terima kasih karena sudah mau bersamaku, Revan."

Rasa haru memenuhi hati Revan. Dirinya merasa bahagia akhirnya bisa bersama pria yang dirinya cintai selama ini. Walaupun perjalanan yang ia lalui begitu rumit tetapi semuanya sebanding dengan apa yang ia peroleh saat ini. Sebab sekarang dia sudah bisa bersama dengan pria yang dicintainya.

TBC~

•••°°°•••

REVAN



•••°°°•••

TONO

Warmth Inside You - BoyxboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang