Chapter 0

1.5K 92 5
                                    

Jika dikatakan sial, hari ini mungkin memang hari tersial bagi Mix. Datang terlambat ke restoran tempat kerjanya karena ban motornya bocor, mengganti beberapa piring yang tanpa sengaja ia jatuhkan saat bekerja dan harus memergoki kekasihnya berselingkuh dengan pria tua kaya saat pulang kerja. Setelah merasakan hatinya yang hancur seperti piring yang ia jatuhkan tadi, iapun harus pasrah menerima nasib buruknya ketika beberapa orang bertubuh besar mendatangi tempat tinggalnya.

Mengobrak-abrik isi rumah kecilnya tersebut sampai membuat kedua orang tuanya ketakutan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mengobrak-abrik isi rumah kecilnya tersebut sampai membuat kedua orang tuanya ketakutan. Sungguh sial. Ia bahkan tidak ingat telah berurusan dengan siapa sampai ada yang membuat ulah di rumahnya seperti ini.

"Mix Sahaphap Wongratch...," seseorang dari mereka mengeja namanya dengan suara beratnya. Mengambil sebuah buku catatan kecil dari saku jas hitamnya, pria bertubuh kekar dan berwajah seram itupun mulai mencari-cari sesuatu di buku catatannya.

 Mengambil sebuah buku catatan kecil dari saku jas hitamnya, pria bertubuh kekar dan berwajah seram itupun mulai mencari-cari sesuatu di buku catatannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siaaaaa.....bagaimana bisa ia melupakan wajah itu! Ia bahkan sampai sering bermimpi buruk hanya karena membayangkan wajahnya saja.

"Hutangmu masih 150.000 baht (sekitar 70 juta), bukankah kau berjanji akan membayar separuhnya hari ini?," ucap pria itu yang membuat kedua orang tua Mix terlonjak kaget.

"Hutang? 150.000 baht?! Apa maksudnya ini Mix?," tanya ibu Mix menuntut penjelasan.

Seperti tersengat listrik, Mix hanya terlihat mengejang sebelum berusaha menenangkan kedua orang tuanya dan menuntun  mereka masuk kembali ke dalam rumah.

Setelah memastikan kedua orang tuanya masuk ke dalam rumah, Mixpun menatap keempat orang bertubuh besar yang tengah menunggunya tersebut satu persatu. Mungkin ini hari tersial, tapi ia tidak mau hidupnya berakhir hari ini di tangan orang-orang di hadapannya ini. Mungkin ia memang pandai menggunakan tehnik bela dirinya, tapi dengan melawan empat orang bertubuh besar yang ukurannya saja dua kali lipat darinya seperti ini sama saja bisa  mengantarkan dirinya sendiri menuju rumah sakit. Atau....lebih parahnya adalah menuju liang lahat.

"Bisa kita membicarakan ini di tempat lain?," tawar Mix. Keringatnya bahkan mulai turun membanjiri pelipisnya sebelum ia sempat memikirkan strategi apa yang akan ia lakukan setelah ini.

Living Inside YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang