Chapter 3

782 80 9
                                    

New segera menyembunyikan ponselnya di bawah bantal ketika pintunya tiba-tiba dibuka oleh seseorang. Seseorang yang tak ia pikirkan sama sekali sebelumnya telah masuk ke dalam kamarnya yang tak lain adalah Zee, suaminya.

"Apa kau tidak bisa ketuk pintu dulu?," protes New yang membuat Zee menaikkan sebelah alisnya.

"Untuk apa aku melakukannya? Kamarmu adalah kamarku juga. Aku juga punya hak masuk ke kamarmu," jawab Zee yang kini tengah mendudukkan dirinya di kursi belajar milik New.

Tak mau berdebat, Newpun memilih mengabaikannya. Iapun mencari kesibukan dengan mengeringkan rambutnya yang basah menggunakan handuk. Zee yang melihat itu berinisiatif membantunya meskipun mendapat penolakan dari New pada awal-awalnya. New yang dengan terpaksa membiarkan Zee mengeringkan rambutnya mencoba meyakinkan dirinya bahwa perlakuan Zee ini adalah hal yang normal dan tidak aneh. Meskipun ia selalu berpikir bahwa ia memiliki suami adalah hal paling salah yang pernah ia temui seumur hidup ini.

"Kau tadi dari mana? Kenapa pulang terlambat?," tanya Zee yang masih sibuk menggosok lembut rambut New dengan handuk.

"Tidak semua kau harus tahu," jawab New cepat dengan nada ketus. Sebenarnya yang ia mau adalah Zee cepat-cepat pergi dari kamarnya. Dengan membangun obrolan yang tidak mengenakkan mungkin akan membuat Zee tidak tahan berlama-lama di kamarnya, pikirnya.

"Kalau masalah kau yang ingin kabur dan baju sekolahmu yang kotor dan robek apa aku tidak boleh tahu?," tanya Zee lagi yang berusaha membuat suaranya tetap stabil dan lembut.

"Ada tempat yang ingin aku datangi dan tidak ada yang boleh mengetahuinya," jawab New yang lagi-lagi terdengar ketus. Zee menghentikan mengusap rambut New dan mengubah posisinya menjadi berlutut di depan istrinya yang tengah duduk di ranjang tersebut.

"Apa kau punya kekasih di luar sana?," tanya Zee hati-hati. Dari nada pertanyaan dan ekspresinya tidak terlihat kecemburuan di dalamnya, Mix justru melihatnya seperti seorang kakak yang tengah mengajak berbicara adiknya yang terpaut jarak umur jauh.

"Aku tidak tahu," jawab New jujur karena ia sebagai Mix memanglah tidak tahu menahu tentang New. Bahkan cara berbicara ataupun tingkahnya ia tidak tahu, ia hanya menjadi dirinya sendiri sebagai Mix. Mix yang berusaha menjalani kehidupan di dalam tubuh New. Mendengar jawaban polos New membuat Zee terkekeh pelan, ia merasa seperti orang bodoh ketika menanyakannya. Iapun mengubah posisinya dengan duduk di sebelah New, dan hal itu membuat istrinya tersebut heran.

'Apa New dan Zee biasa dalam suasana aneh seperti ini?,' batin New yang kini merasa jantungnya berdetak aneh saat berada di dekat Zee.

"Apa aku punya penyakit jantung?," tanya New spontan. Mendengar itu Zee terdiam beberapa saat sebelum akhirnya tertawa saat melihat wajah polos istrinya yang kini benar-benar terlihat menggemaskan.

"Kita akan memeriksakannya besok," jawabnya sembari mencubit pipi New gemas.

Entah karena terkena pukul tadi siang sehingga membuat matanya bermasalah atau Zee memang terlihat begitu tampan saat tersenyum, New benar-benar tidak sadar akan dirinya sendiri yang kini justru tak bisa mengalihkan pandangan matanya sama sekali dari wajah Zee. Seakan terhipnotis, antara kagum dan heran akan pahatan Tuhan yang terlihat sempurna. Bagaimana bisa, Zee memiliki semuanya dalam hidupnya. Fisik dan kekayaan seperti ini. Bukankah Tuhan terlalu baik kepada Zee?

"Tunggu, tetaplah seperti itu...," pinta Zee setengah berbisik. New yang belum lepas dari rasa kagumnya diam menurutinya, sampai iapun tak sadar bahwa kini jarak antara dirinya dan Zee hanya beberapa senti saja sampai..

Cup...

Sebuah kecupan lembut mendarat di pipinya. Lagi-lagi New merasakan sensasi aneh menyerang tubuhnya. Deru nafas Zee yang menerpanya membangkitkan sesuatu dalam dirinya, rasa panas yang menjalar ke atas hingga ke tengkuknya dan merembet ke kedua telinga dan wajahnya. Entah kenapa rasanya ia lupa cara bernafas, seperti ada rasa takut akan membuat Zee keracunan ketika ada nafas yang keluar masuk dari hidungnya. Mungkin inilah yang membuat nafasnya menjadi tersengal, sepertinya ia sangat bodoh jika berpikir bahwa nafas manusia bisa meracuni ketika terhirup orang lain. Newpun berjengit ketika merasakan sentuhan di telinganya, gerakannya pun tanpa sadar membuat hidungnya dan milik Zee saling bertubrukan. Entah apa yang membuatnya tak bisa melepaskan pandangan matanya dari kedua mata indah Zee, sampai iapun kembali tak menyadari jika kini Zee kembali memberikannya kecupan berkali-kali yang kali ini di bibirnya!

Living Inside YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang