chapter 5

572 42 12
                                    

Trakk...

Nunew meletakkan cangkir minuman berisi coklat hangat yang baru saja diminumnya separuh tersebut ke atas meja dengan perasaan yang sedikit lega. Lega dalam hal yang tidak sebenarnya, hanya melihat ada orang yang ada untuknya saat ini ia rasa sudah cukup.

"Bagaimana perasaanmu?," tanya Tutor khawatir.

New tersenyum masam, "Aku sudah merasa lebih baik, terima kasih," jawabnya. Keheningan kembali seperti sebelumnya, Tutor sangat berhati-hati untuk tidak menanyakan hal-hal yang membuat keadaan New semakin buruk. Sejak tadi ia hanya menunggu New untuk menceritakan sendiri penyebab sampai membuat terlihat sekacau ini, namun New tidak mencoba menceritakan apapun kepadanya.

"Kau tinggal sendiri?," tanya New sembari menjelajahkan pandangan matanya ke setiap sudut ruangan. Ia cukup terkejut saat tahu bahwa rupanya Tutor tinggal di sebuah apartemen mewah.

"Aku sedang belajar hidup mandiri," jawab Tutor senang karena pada akhirnya New mulai mau mengobrol dengannya.

Mendengar jawaban Tutor membuat New ingin tertawa, "Kalau hidup mandiri yang kau maksud hanya sekedar tidak tinggal satu rumah dengan ibumu, itu namanya kau hanya ingin bebas dari pengawasan," kekeh New.

Melihat senyum New, perasaan Tutor ikut lega. Ia ikut tersenyum, tidak peduli dengan ejekan New tentang dirinya yang sedang belajar hidup mandiri tersebut. "Tapi kau benar, aku hanya risih dengan ibuku yang terus menganggapku seperti masih bayi," kekeh Tutor yang langsung dihadiahi jitakan di kepalanya oleh New.

"Setiap ibu akan terus menganggap anaknya seperti bayi kecilnya sampai kapanpun, karena mereka sangat menyayangi darah dagingnya. Bagaimana mungkin kau justru memilih hidup jauh dari ibumu saat kau mendapatkan kasih sayang yang lebih dari ibumu!? Kau seharusnya bersyukur masih memiliki ibu yang sangat peduli denganmu!," omel New yang tiba-tiba teringat dengan ibunya sendiri.

"Kau..kau akan menyesal saat kau sudah  tidak memiliki—," tiba-tiba Mix teringat kedua orang tuanya. Bagaimana bisa  mereka meninggalkannya sendiri di dunia ini. Rasanya baru kemarin ia meninggalkan rumah dan ia  harus menerima kenyataan yang sangat pahit ketika kembali. Air matanya kembali jatuh, ia menangis tanpa sadar saat kesedihan itu menyerangnya lagi. Ia sudah tidak tahu bagaimana kelanjutan kehidupannya sendiri setelah ini.

Melihat itu, tanpa mengatakan apapun Tutor langsung membawa New ke dalam pelukannya. Seperti tadi, hanya memeluknya tanpa mengatakan apapun selain, "...tenanglah..kau akan baik-baik saja...," seperti sebuah mantra yang terus Tutor gumamkan sembari mengusap punggung New pelan.

***

New turun dari sepeda motor Tutor dengan heran, "Kau benar-benar tahu tempat tinggalku!," pekik New tak percaya saat Tutor benar-benar mengantarkannya sampai di depan rumahnya. Padahal tadi ia tidak berniat untuk kembali ke rumah Zee dan memberikan alamat yang salah. Tapi apa yang terjadi adalah Tutor mengantarkannya pulang ke rumah! Sial! Sial! Sial!

"Aku tahu semua tentangmu," jawab Tutor kalem dengan senyuman yang tak bisa New artikan. Bertepatan dengan itu pengawal yang melihat kepulangannya segera menghampirinya dengan heboh. Tiga penjaga yang memang tugasnya berjaga di gerbang tersebut nampak bahagia menyambut kepulangannya. Satu di antaranya segera menghubungi pengawal yang lain melalui earpiece yang terpasang di telinganya untuk segera memberikan kabar kepulangan New kepada tuan mereka—Zee. Sedangkan yang satunya lagi segera menghampiri Tutor untuk mencoba menangkapnya. Namun Tutor lebih pintar, bocah laki-laki itu segera melajukan kembali sepeda motornya sebelum pengawal tersebut berhasil menangkapnya.

"Ah sial....dia benar-benar meninggalkanku," keluh New yang kini hanya bisa pasrah ketika pengawal menggiringnya kembali masuk ke rumah.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Living Inside YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang