The Betrayer and His Daughter

384 25 8
                                    

Seumur hidupku, aku tak pernah mengkhianati orang yang mempercayaiku.
Tetapi kenapa aku selalu dikhianati?
-- Choi Mujin

.
.
.

Duniaku runtuh seketika kala aku menemukan alat penyadap di dalam tutup lighterku.

Ini bukan lighter biasa.
Lighter ini adalah hadiah pemberian sahabat -- orang yang selama ini kupikir sahabatku.

Yoon Dong Hoon.
Dia bergabung dalam organisasi Dongcheon di tahun 2000an. Saat itu Dongcheon belum sebesar sekarang. Belasan tahun kami tertawa dan menangis bersama. Berjuang di antara hidup dan mati bersama. Dia bahkan menggunakan tubuhnya sendiri untuk menjadi perisai hidup bagiku. Aku sangat mempercayainya. Aku menyayanginya melebihi saudara kandungku sendiri.

Tetapi aku menemukan fakta yang sangat ingin kusangkal. Bahwa dia adalah seorang polisi yang dikirim oleh satres narkoba untuk memata-mataiku. Diam-diam ia mengirimkan laporan secara rutin kepada atasannya mengenai diriku, kegiatanku sehari-hari, transaksi bisnis yang kulakukan.

Aku tak pernah bisa memaafkan siapapun yang mengkhianati organisasi Dongcheon. Aku akan membunuh mereka dengan tanganku sendiri agar aku dapat melihat sinar mata terakhir mereka sebelum meredup. Siapapun, tanpa terkecuali, termasuk Yoon Dong Hoon yang kusayangi segenap jiwaku.

Aku membayar seorang polisi untuk menangkap Yoon Dong Hoon dengan tuduhan pemakai dan pengedar narkoba. Aku pura-pura membantunya untuk kabur dengan meminjamkan salah satu orang kepercayaanku, Jung Tae Ju, untuk mengawalnya.

Malam itu, Tae Ju melapor kepadaku bahwa Dong Hoon membawa mobil itu sendiri untuk kembali ke rumahnya. Aku mengendarai motorku menuju ke sana. Mengenakan jaket bertudung hitam dan masker, aku mengikutinya sampai di depan pintu rumahnya. Ia menodongkan pisau ke arahku, lantas ia terkejut saat menyadari siapa yang kini berada di hadapannya.

"Mujin-ah..."

Aku mengeluarkan pistolku, namun belum menodongnya. Aku masih memberikan kesempatannya untuk menjelaskan alasannya mengkhianatiku dan meminta ampun kepadaku. Tetapi ia tak melakukannya.

"Aku bersalah. Kau boleh mengambil nyawaku. Hanya satu permohonanku, putriku... kumohon jangan bunuh dia."

Aku menodongkan pistolku ke arahnya dan...

DOR!

Ia terlempar ke belakang menubruk pintu. Ia masih berusaha untuk berdiri dan menahan pintu agar tak terbuka dari dalam, agar aku tidak masuk dan membunuh putrinya.

"Kumohon... putriku... biarkan dia hidup... kumohon..."

DOR!

Kutinggalkan dirinya yang meregang nyawa.

~~~

Dia tersenyum di dalam pigura persegi yang terpajang di tengah karangan bunga pada hari pemakamannya. Aku berdiri di hadapannya, menjepit rokokku pada ujung bibirku, dan menyalakannya menggunakan lighter pemberiannya.

Fuh...

Separuh napasku terbang bersama asap rokok mengikuti Dong Hoon ke alam baka.

Separuh napasku terbang bersama asap rokok mengikuti Dong Hoon ke alam baka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Deep Blue (My Name FF)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang