Entah memang mencintainya sebagai wanita, maupun sebagai anak buah kesayangan, atau bahkan menganggapnya seperti adik atau anak kandung sendiri, apapun itu, Choi Mujin menyayangi Jiwoo.
Rasa sayang yang tak seharusnya tumbuh.
Kenapa Tuhan menciptakan narkoba? Kau pikir bagian bawah kotak pandora berisi harapan? Tidak. Isinya narkoba. Perang, kematian, kemiskinan, penyakit. Kenapa berusaha menghindari semua itu jika kau bisa melupakannya? Ketika kau memasukannya ke mulutmu, ketakutanmu akan hilang dan kau akan menjadi pahlawan super. -- Do Gang Jae
. . .
Ada narkoba jenis baru dan mulai merebut pasarku. Aku masih belum tahu siapa pengedar dan pembuatnya. Selama 3 pekan penjualan narkoba Dongcheon lumpuh gara-gara Bae. Pasti dia muncul saat itu. Aku melarang Tae Ju yang hendak menyelidikinya. Dia kutugaskan untuk mengurus pabrik Bae, sedangkan untuk hal ini, kuserahkan kepada Jiwoo.
Aku ingin memeriksa sendiri pabrik narkoba Bae. Letaknya di atas sebuah kapal di pelabuhan utara. Untuk mencapainya, kami harus naik speedboat.
Produk yang ia buat secara rahasia itu punya kualitas yang luar biasa. Kang Su Yeon sudah mengantarkan samplenya kepada Yamamoto dan pria Jepang itu sangat menyukainya. Stoknya pun sangat banyak sehingga kita tak akan kehabisan.
"Segera kirimkan ke Yamamoto."
"Baik."
"Choi Mujin, jangan bergerak!!!"
Sergapan itu mengejutkanku. Hampir saja aku menoleh jika Tae Ju tidak menahan bahuku. Aku tahu bahwa selama ini polisi mengejar-ngejarku atas produksi dan pengedaran narkoba. Tetapi mereka tak pernah mendapatkan bukti. Aku hanya perlu menghindarkan wajahku terekam oleh kamera yang selalu mereka bawa saat beroperasi.
"Choi Mujin, kau ditangkap atas tuduhan produksi narkoba."
DOR!
Terdengar letusan pistol, tetapi kuyakin bukan berasal dari polisi yang menyergapku, karena letusan itu membuat lampu di dalam kapal padam. Aku terpaksa membakar semua produk yang seharusnya akan menjadi tumpukan uang beberapa hari lagi.
Sebelum aku melarikan diri, kusempatkan untuk menoleh dan kulihat Jiwoo berada di belakang polisi tadi, dengan moncong pistol yang ia todongkan ke arah pria itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
~~~
Sial, sial, SIAL!!!
Para polisi brengsek itu! Mereka ternyata menargetkanku. Mereka berpura-pura menyelidiki narkoba jenis baru itu, tetapi sebenarnya menargetkanku.
"Tetapi... kenapa Jiwoo tidak menghubungi kita sebelumnya?"
Pertanyaan dari Tae Ju cukup menggangguku. Namun aku masih ingin mempercayai Jiwoo. Dia tak mungkin berkhianat. Dia pasti punya alasan.
~~~
"Ponselku disita. Aku tidak tahu sama sekali sebelumnya kalau mereka menargetkanmu. Maafkan aku."
Jiwoo memberiku alasan yang dapat kuterima dan kumaafkan.
"Apa mereka membuntutiku?"
"Ada mata-mata di organisasi. Mereka bisa mengetahui pergerakanmu dari CCTV yang terpasang di kediamanmu. Di lorong pintu masuk penthouse, pintu masuk lift bawah tanah dan pintu keluar garasi."