Sejak aku menyelamatkannya dari kematian di jalanan, hidupnya adalah milikku.
-- Choi Mujin.
.Sudah larut malam, namun dia masih berlatih tinju. Di siang hari, anggota lainnya tak membiarkannya menggunakan fasilitas di tempat latihan. Ia hanya disuruh untuk bersih-bersih dan cuci-cuci saja oleh mereka.
Gerakan tinjunya masih sangat lemah dan tak beraturan. Kalau seperti ini, bagaimana caranya dia mau membunuh orang? Dia yang akan lebih dulu terbunuh.
"Jangan berpikir untuk menang, tetapi membunuh... untuk membunuhnya. Kau harus berpikir seperti itu."
Aku menghampirinya dan mengajarinya beberapa tips. Yang diperlukan bukan teknik ataupun kekuatan, tetapi sasaran yang tepat. Pelipis, alur bibir, dagu, ulu hati dan alat kelamin.
Dia cukup cepat belajar.
~~~
Setiap tahun sasana akan mengadakan pertandingan fighting untuk memilih satu di antara mereka semua untuk resmi masuk ke organisasi. Yoon Jiwoo sudah cukup latihan dan dapat mengikuti pertandingan itu, meski aku tak yakin dia akan memenangkannya.
Semua anggota bertarung habis-habisan. Siapa yang bertahan tegak berdiri sendirian, dia yang akan menang.
Do Gang Jae, anggota termuda sebelum Jiwoo masuk. Dia yang bertahan hingga akhir. Ia merentangkan kedua tangannya ke atas menerima kemenangannya. Dia memang salah satu yang terbaik. Aku memang berniat meresmikannya dan memberinya jabatan penting setara Jung Tae Ju.
Tetapi sebelum kuumumkan dia sebagai pemenang, Jiwoo bangkit. Gang Jae masih harus mengalahkan gadis itu terlebih dulu.
Sayangnya, Gang Jae harus menunda untuk bergabung secara resmi sampai tahun depan.
Yoon Jiwoo menang.
~~~
Kemenangan Jiwoo membawa malapetaka baginya sendiri. Dia hampir diperkosa dan dibunuh oleh Gang Jae yang tidak dapat menerima kekalahannya dari seorang gadis.
Aku makin terkesan dengan gadis itu, selain dia berhasil mengalahkan belasan pria di pertandingan, dia juga dapat bertahan dari serangan Gang Jae meskipun sudah diminumkan obat tidur. Ia memiliki potensi yang luar biasa. Aku tidak dapat membuangnya begitu saja.
Maka Do Gang Jae yang akan kubuang.
Menyerang seseorang yang berada dalam pengaruh obat tidur bukanlah hal yang jantan, apalagi memerkosa seorang wanita. Dia pecundang sejati.
Terlebih, dia hendak menyentuh milikku.
Aku sendiri yang membawa gadis itu ke sasana ini. Sejak aku menyelamatkannya dari kematian di jalanan, hidupnya adalah milikku. Tidak boleh ada yang menyentuhnya, ataupun membunuhnya, selain aku.
"Wajah, tangan, kaki, pilih salah satu."
Gang Jae memohon-mohon pengampunan kepadaku.
Slash...
KAMU SEDANG MEMBACA
Deep Blue (My Name FF)✔
FanfictionEntah memang mencintainya sebagai wanita, maupun sebagai anak buah kesayangan, atau bahkan menganggapnya seperti adik atau anak kandung sendiri, apapun itu, Choi Mujin menyayangi Jiwoo. Rasa sayang yang tak seharusnya tumbuh.