8. Penawaran Menarik

10 2 0
                                    

BUGH...

Thalassa hanya mampu memejamkan mata. Adegan itu sungguh menakutkan baginya yang belum berkeinginan untuk meninggal. Namun anehnya, ia tidak merasakan sakit sama sekali. Ia bertanya-tanya, jangan-jangan dirinya meninggal seketika?

Grep

Sebuah lengan kekar menarik tangannya, menuntun gadis itu untuk berdiri.

Thalassa hanya pasrah dan akhirnya membuka mata secara perlahan. "Eh, G-Gavin? Gue di surga ya?"

Gavin tak kunjung melepaskan cengkeramannya pada Thalassa dan menatap gadis itu dengan penuh intimidasi.

"Lo nggak kapok buat lewat sini lagi?" tanyanya dengan nada rendah yang membuat siapapun yang mendengarnya akan merinding.

"Atau lo emang sengaja nyari mati, gitu?" Gavin terus memberikan pertanyaan dengan tatapan mematikannya. Aura mencekam darinya nampak menyeruak. Cindy dan Alana yang sedaritadi mengamati pun turut merasa takut.

Raut muka Thalassa nampak masih terkejut karena hampir kehilangan kepala, ditambah cengkeraman kuat Gavin yang masih belum terlepas. Gadis itu berdeham sebelum membuka mulut, "T-tadi gue kepepet, makanya lewat sini," gadis itu mengumpat dalam hati karena malah tergagap.

"Aish! Udah lah gue mau pergi," tambah gadis itu seraya menyentak tangan Gavin. Ia benar-benar gugup karena pria itu melayangkan tatapan menyeramkan. Ia menjauhi Gavin namun baru beberapa langkah, ia tidak bisa berkutik lagi.

"Kemana?" Gavin menahan tangannya lagi.

"Nyari makan bareng Alana Cindy tuh," jawab Thalassa seadanya.

"Tunggu," ujar Gavin masih dengan tangan kanannya yang menahan tangan gadis itu. Pria tampan itu merogoh sakunya untuk mengeluarkan handphone kemudian menghubungi seseorang.

"Gang kemuning, ajak yang lainnya," tutur Gavin kepada seseorang di balik handphone.

Alana dan Cindy yang melihat interaksi keduanya hanya tercengang. Mereka tentu tahu tentang desas-desus yang beredar, menyebutkan bahwa Gavin adalah pria paling irit ngomong dan dingin apalagi dengan perempuan. Mereka pun sudah membenarkan hal itu setelah berhari-hari melihat interaksi Gavin dengan teman-temannya dan para penggemar yang selalu berusaha menarik perhatiannya. Namun kata-kata singkat Gavin mulai menjadi panjang ketika ia berhadapan dengan gadis bernama Thalassa. Meskipun sifat dingin dan galaknya masih nampak dari ketika ia memarahi Thalassa tadi.

***

Thalassa, Cindy dan Alana serta anggota inti Archenix menjadi sorotan para pengunjung Cailano Cafe. Kafe tersebut sudah ramai bahkan mereka harus mengantre dulu sebelum memesan.

Setelah duduk di suatu meja untuk tujuh orang, keheningan melanda mereka yang terfokus pada pikiran masing-masing sambil menunggu pesanan mereka datang. Thalassa berkali-kali mengernyit kebingungan mengingat perlakuan Gavin padanya.

Ternyata orang yang ditelfon Gavin tadi adalah Bara, wakilnya di Archenix. Bara kemudian datang bersama dua orang anggota inti Archenix lainnya yang selalu siap sedia karena sering gabut. Belum lagi Gavin tiba-tiba masuk ke mobil Cindy dan duduk di kursi pengemudi, sedangkan kunci motornya ia serahkan pada Bara.

Hal yang lebih mengejutkan lagi adalah ketika Gavin yang cuek dan dingin memaksa untuk mengobati sedikit luka di wajah Thalassa sebelum gadis itu berjalan menuju kafe. Terlihat dari sebuah plester kecil yang menempel di wajah cantik gadis itu.

"Lo nggak mau cerita, apa yang sebenernya dimaksud Gavin tadi, Tha?" tanya Cindy pelan memecahkan keheningan.

"Emang harus?" Thalassa balik bertanya.

"HARUS!" jawab Cindy dan Alana kompak, membuat Thalassa memutar bola matanya malas. Ia melirik Gavin sekilas yang masih memandangnya dengan tajam.

Karena dipaksa, akhirnya Thalassa menjelaskan dengan panjang lebar.

"Oh, jadi gitu. Sebenernya pak ketua udah cerita sama anak Archenix, tapi karena dia irit ngomongnya, jadi kita kurang jelas sama cerita dia!" celetuk Farel.

"Tapi kok bisa Gavin nggak nyadar? Biasanya paling peka dan cekatan," Daniel yang sedaritadi diam menimpali.

"Capek," jawab Gavin malas.

Jawaban tersebut membuat enam orang lain di meja itu terdiam untuk berpikir.

"Capek karena baru sampai dari Australia," Bara yang sadar segera memberikan keterangan, seakan-akan ia adalah juru bicara Gavin. Pria berambut light blonde itu hanya mengangguk.

"Terus tadi kenapa neng Thalassa bisa di gang itu lagi? Mana anak The Eagle pada pingsan gitu di jalan," Farel sudah sangat kepo sepertinya.

"Jangan bilang tadi kalian nolongin bos Gavin lagi?" tanya Daniel dengan sok tahu.

"G-gue---" ucapan Thalassa terpotong oleh Gavin yang tiba-tiba menginterupsi.

"Dia nantangin The Eagle kali," jawab pria itu dengan nada dingin. Thalassa menatap Gavin tajam. Sejak ia membantu Thalassa menghadapi tongkat baseball, pria itu seakan-akan mengajak Thalassa untuk bertengkar.

"Tadi bensin mobil kita abis, makanya lewat situ yang deket sama pom bensin. Eh malah ketemu sama berandalan itu," Cindy menjawab.

"Terus? Gavin nolongin kalian?" tanya Daniel.

"Nah ini! Thalassa ternyata jago berantem sampe bisa ngalahin empat orang! Baru dia dibantu sama Gavin," jawab Alana sambil menatap Thalassa dengan penuh selidik.

"Makasih, Gavin," ucap Thalassa dengan nada rendah sambil menatap Gavin yang duduk tepat di depannya.

"Bayar," jawab Gavin datar.

Thalassa mengerjapkan matanya sambil menatap pria di depannya dengan heran. Kemudian dengan polosnya ia bertanya, "Berapa?"

Pertanyaan itu justru mengundang kekehan pria dingin itu, membuat Thalassa dan lima orang lainnya di meja itu semakin bingung. "Gabung ke Archenix."

Bara, Farel dan Daniel sukses dibuat melongo oleh perkataan Gavin itu. Mereka masih ingat bahwa Gavin tidak suka untuk dekat dengan cewek, apalagi menerimanya menjadi anggota Archenix karena ia menganggap hal itu akan merepotkan. Namun sekarang justru Gavin sendiri yang mengajak bahkan sedikit memaksa Thalassa untuk bergabung ke geng motor yang terkenal seantero kota itu.

-------------------BERSAMBUNG-------------------

Tolong dukung author dengan memberikan komentar dan vote ya, readers-ku tercinta ❤💯

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tolong dukung author dengan memberikan komentar dan vote ya, readers-ku tercinta ❤💯

Bold and Italic Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang