SUMMER 07

662 118 9
                                    

.
.
.
.
Sasuke yang telah sampai di depan gedung asrama Sakurapun segera berlari memasuki asrama. Ia tidak peduli lagi dengan keadaannyaa yang amat berantakan. Keringat becucuran, nafas tersenggal,  yang ada di pikirannya sekarang hanya Sakura.

"Sakura." gumamnya dalam hati. Bebagai kilas kenangannya Sakura berputar layaknya sebuah film di pikiran Sasuke. Mulai dari ia terlempar di dunia komik, ia mendekati Sakura, Makan bersama, Selalu memuji Sakura sampai kencannya. Semua kenangannya terputar dengan detail di dalam otaknya.

Sesampainya di depan pintu kamar Sakura tanpa perlu mengatur nafasnya terlebih dahulu. Sasuke mengedor pintu kamar secara membabi buta. Tak lupa ia terus memanggil-manggil nama Sakura dengan cukup kencang. Tentu membuat suasana di asrama tsb menjadi berisik.

Seorang satpam yang bertugas berkeliling asramapun mendengar kegaduhan yang dibuat oleh Sasuke segera saja satpan tersebuh menghampiri Sasuke, "Hey, anak muda apa yang kau lakukan di asrama putri."

Sasuke menoleh kearah satpam itu dengan wajah cemas, "p-pak, saya mencari teman saya dia berada di dalam kamar ini. Saya sudah mengetuk dari tadi tapi tidak ada jawaban."

Satpam tersebut mengerutkan dahinya, "Anak muda, sepertinya kau salah. Kamar ini kosong tidak ada yang huni."

Bagai disambar petir, Sasuke yang mendengar itu membeku, "Tidak mungkin. Kamar ini di huni oleh Haruno Sakura." ucapnya menyakinkan satpam itu. Pak Satpam mengerutkan dahinya, "Nak, saya sudah bekerja disini bertahun-tahun. Dan kamar itu memang kosong."

"Tapi pak." ucapan Sasuke terpotong. "Kau lebih baik pulang ini sudah malam." ucap satpam itu kemudian menuntun Sasuke keluar gedung. Sasuke tidak rela ini tidak mungkin jelas-jelas itu adalah kamar Sakura.

"Sakura, kau dimana." batin Sasuke.

***

Sasuke yang kini telah berada di dalam kamar asramanya duduk termenung di kasurnya sembari menatap kosong kearah asesoris ubur-ubur miliknya. Sasuke mengeratkan genggamannya, "Apa yang harus kulakukan."

Sasuke menutup wajahnya dengan telapak tangannya ia menangis, ia merasa tidak berguna. Ia tidak bisa berbuat apa-apa. Apakah pilihannya merubah alur cerita salah? seketika ia menyesal telah merubah alur cerita jika membuat Sakura menghilang. Tetapi, di sisi lain ia tidak meyesalinya karna dengan ia merubah alur ia bisa merasakan kebahagian bersama Sakura.

Keesokan harinya Sasuke yang telah sampai dikelaspun memberanikan diri untuk bertanya kearah Uzumaki Naruto. Sasuke melangkahkan kakinya dengan lesu tak lupa mata yang sendu menghiasi wajahnya, "Naruto."panggilnya pelan

Naruto yang merasa namanya dipanggilpun menoleh kearah Sasuke, "Ada apa?."

Sasuke menatap kearah Naruto, "Apakah kau mengenal Haruno Sakura?." Ya, Sasuke ingin memastikannya apabila satpam semalam tidak mengenali Sakura itu mungkin saja satpam tersebut lupa tapi jika Narutopun tidak mengingat Haruno Sakura ia yakin author benar-benar menghapus Haruno Sakura seperti ucapannya kemarin malam.

Naruto mengerutkan dahinya, "Siapa dia?."

Deg

Jantung Sasuke seakan berhenti. Dua kata dari mulut Naruto sukses membuat ia yakin bahwa author benar-benar telah menghapus Sakura. Dadanya sesak, ia ingin berteriak dan marah terhadap author tetapi apa daya yang bisa ia lakukan sekarang hanya menunggu komik ini berakhir.

Hari demi hari dilewati Sasuke dengan hati yang kosong. Mengetahui komik ini akan segera berakhir Sasuke berhenti datang kesekolah. Yang ia lakukan hanya duduk termenung di dalam asrama sembari menatap tanggal menunggu waktu selesainya komik ini.

Ia menyesal, ia sedih dan juga marah tetapi sedari awal harusnya ia seharusnya sadar bahwa ini hanya dunia komik ia tidak bisa selamanya berada di dalam komik. Tetapi, hatinya berkata lain hatinya sudah terlanjur mencintai sosok itu sosok merah muda miliknya. Sasuke menundukkan kepalanya air matanya mengalir begitu saja saat mengingat sosok Haruno Sakura yang telah menemani waktunya di dalam komik.

The Best Summer [SASUSAKU] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang