EXTRA PART [Happy family]

24 6 1
                                    

Renata membuka pintu rumahnya bar-bar. Mama Anna sama kakak Sean yang lagi nonton tv melonjak kaget.

"Adek?! Salamnya mana?!" Teriak mama Anna dari ruang tv melihat ketidaksopanan anak ceweknya. Sudah masuk tanpa salam, pintu rumah dibanting lagi. Siapa sih yang ngajarin?

"Kakak, coba cek adekmu ke kamar" pintah Anna kepada anaknya yang sulung. Si sulung yang sedang khusyuk memakan kentang goreng itu mendongak.

"Santai mama. paling si adek lagi bad mood" jawab kakak Sean santai.

Mama Anna akhirnya hanya bisa mengangguk sambil mengarahkan pandangannya ke televisi.

"AAAAAAAAAAAAAAAA"

Mama Anna dan kakak Sean terlonjak kaget mendengar teriakan Renata. Tanpa banyak aba-aba, keduanya berlari ke arah kamar Renata.

Ini si adek tiba-tiba histeris nih ada apa ya? Semangka terbang?
Duh kalau benaran ada mama Anna bisa pingsan. Kan seram semangka bisa terbang.

"Astaga adek. Ini kamarmu kenapa jadi berantakan?!" Tanya mama Anna seakan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Bagaimana tidak? Kamar yang tadinya rapi sekarang telah berubah menjadi kapal pecah.

"Adek kenapa sih?" Tanya kakak Sean sambil mendekat.

Sesuai dugaan saat kakak Sean merentangkan tangannya sang adek langsung berlari lalu memeluk tubuh kakaknya erat.

Digiring adeknya itu duduk di tepi ranjang.

Mama Anna? Ya ngikutin mereka lah.

"Adek kenapa? Coba cerita." Bujuk mama Anna sambil mengelus rambut panjang anaknya.

"Adek ngga punya baju.... Huaaaaa"

Ingin rasanya Sean menampol adeknya ini. Terus yang ngehabisin tiga lemari besar itu apa?! Kain lap mama Anna?!

Sabar Sean sabar. Ingat adekmu masih bad mood.

"Emang adek mau kemana sih?" Tanya Anna lembut.

"Mau ke mall mama~" rengek Renata.

"Sama siapa sih? Jeno? Biasanya juga ngga repot gini" Anna mengelus punggung anak cewek itu lembut.

"Ihh bukan mama.."

"Terus sama siapa??"

"Sama Jevan" cicit Renata. Waduh siaga satu ini.

Kakak Sean langsung mengeluarkan handphone-nya. Kenal nih si kakak sama si Jevan-jevan itu.

"Jevan ketua BEM?" Tanya Sean pelan. Renata mengangguk takut-takut sambil melirik mama Anna.

Ini sang ibunda tercinta masih belum mengeluarkan ekspresi sedikitpun.

"Jevan itu siapanya adek?" Nah ibunda Anna mulai bersuara. Sean sudah mencari kontak papanya dihandphone. Kalau gebetan masih bisa di mengerti tapi kalau pacar, fix papa Malvin harus tahu.

"Mama jangan marah~" ucap Renata, mama Anna menggeleng kepalanya pelan. "Jevan itu pacar adek"

"Halo papa Malvin! Pulang pak! Anak gadismu nih" lapor Sean pada papa Malvin disebelah sana.

"KAKAK!"

"Ngga boleh pacaran, adek masih kecil. Baru masuk kuliah" larang kakak Sean sedangkan mama Anna masih cengo tak bisa berkata-kata.

"Adek udah besar!"

"Masih kecil!"

"Kok kakak ngeselin sih?"

"Pokoknya engga ya si jevan itu banyak ceweknya"

"STOP! Astaga udah adek kakak" mama Anna pusing dengar teriakan anaknya. Pacar? Secepat itukah anaknya tumbuh?

pewarna HidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang