"Kapan keinginan itu akan datang kepadaku?"
°°°Rasya menjatuhkannya telapak kakinya diatas tanah SMA Smetanova. Hirupan angin segara terasa pada hidung Rasya. Dia memarkirkan sepedanya tepat disamping mobil berwarna merah terang, walaupun di sekolahan ini semua memakai mobil dan motor, Rasya hanya bisa mengayuh sepeda usang berwarna hitam, karena hanya itu yang ia punya. Apakah Rasya pernah mengeluh? Setiap hari Rasya berharap agar lepas dari dunia ini.
Rasya berjalan santai, belum ada beberapa menit terdengar suara benturan keras dibelakangnya.
Brakkkkkk..........
Mata Rasya membulat setelah sepedanya ditabrak oleh motor sport berwarna hitam. Sang pemilik motor malah mengelus motor miliknya merasa tak bersalah sama sekali. Rasya segera berlari dan mengangkat sepedanya, ia membelalakkan mata setelah mendapati sepedanya terbelah menjadi dua.
"Duhh nanti, Rasya pulangnya gimana coba!" Rasya berdecak malas. Matanya beralih menatap seseorang yang telah membuat sepedanya tak fungsi lagi.
Berbentuk bola, begitulah keadaan mata Rasya sekarang. "Kak Devan??"
Siapa yang tak kenal sama Devan Aditama, seorang most wanted di SMA Smetanova. Devan berparas tampan, siapa pun yang melihatnya pasti akan menjatuhkan hatinya, tak terkecuali Rasya. Sudah satu tahun lebih, Dia mengejar cinta seorang Devan. Tetapi, apalah daya Rasya, ia hanya gadis biasa dan miskin.
"KALO PARKIR TUH LIHAT-LIHAT! MOTOR GUE LECET KAN! APA, LO MAMPU GANTI MOTOR, GUE!!" bentak Devan dengan mendelik kesal.
"Maaf, Kak! ini salah, Rasya kok!" Rasya memasang raut wajah menyesal.
Tanpa menjawab, Devan melenggangkan kakinya begitu saja. Rasya tak patah semangat, ia mengejar Devan untuk menyeimbangkan langkah kakinya."Kak maafin, Rasya ya!" Rasya terus memohon pada cowok yang ia suka. Padahal jelas-jelas itu bukan kesalahannya.
Devan tak menoleh, ia tetap fokus berjalan. Rasya menghela nafas panjang lalu berlari untuk mencegat Devan didepan. Rasya tak mengira kalau Devan belok ke kanan untuk menghindarinya. Rasya tetap saja mengikuti Devan, tetapi dia terhenti saat melihat papan didepannya yang bertuliskan "Toilet Cowok" raut wajah Rasya berubah menjadi masam bak rasa asam.
Rasya memilih pergi menuju kelasnya, saat melewati koridor, banyak siswi yang berbisik saat melihat Rasya. Karena, pakaian Rasya sangatlah kusut, tasnya buluk dan sepatunya kusam. Mana ada biaya untuk membeli semua itu, bisa makan sehari-hari saja Rasya sudah senang.
Setelah memasuki kelas, Rasya segera berjalan kearah bangkunya. Bangku paling pojok, ia bangku sendirian, tak ada yang mau duduk bersama cewek miskin seperti Rasya. Dia tak memiliki teman sama sekali, teman-teman Rasya hanya akan datang saat mereka membutuhkan contekan dari Rasya.
Rasya menjalani hari-harinya seperti biasa. Mendengar celaan dan hinaan yang terus menusuk-nusuk gendang telinganya. Kini Rasya harus membawa sepedanya yang rusak, berjalan kaki dengan tertatih-tatih keberatan. Saat sedang berhenti sejenak karena kelelahan, Rasya terkena air comberan. Air itu bersumber dari lubang jalanan yang terlindas mobil.
"ARGHHHHHHH RASYA CAPEK!!" Rasya menjatuhkan kedua potongan sepedanya, ia sudah tak kuat menahan beban hidupnya.
Butiran bening yang ia tahan sedari tadi akhirnya meluncur deras, hanya beberapa menit air hujan mulai menitik dan mengguyur tubuhnya. Rasya tetap berjalan pelan membawa kedua potongan sepeda dibawah terjangan air hujan.
Air hujan sudah berhasil mendominasi air matanya. Setelah melihat rumah reyot didepan sana, Rasya segera mempercepat langkah. Dia menaruh sepedanya di teras, lalu memasuki rumahnya. Rumah yang sangat kecil, berisikan suara keluhan yang luas.
Setelah sepuluh menit bersih-bersih, Rasya mendudukkan dirinya didepan jendela rumahnya. Jemari Rasya menyentuh kaca yang terdapat bulatan-bulatan air hujan. Tanpa berfikir, Rasya membuka kaca jendelanya. Ia memejamkan mata, membiarkan hembusan dingin yang terbawa oleh hujan untuk menampar wajahnya.
Rasya membuka mata, menatap kearah langit. "Tuhan, Rasya udah nggak kuat. Rasya ingin pindah dunia!! Ke dunia yang membuat Rasya lebih bahagia!"
Gluduk..... Gluduk...... Duarrrrrrr
Rasya terlonjak kaget saat petir mengamuk diatas sana. Bukannya menutup jendela, dia malah semakin mengoceh."Apa itu jawaban dari, Tuhan?" gumam Rasya menatap kilatan yang bersahutan di langit.
"Pindahkan, Rasya ke mana saja, ya Tuhan! Asal, Rasya bisa hidup tenang bahagia."
"Dan menemukan seseorang yang bisa menerima, Rasya apa adanya."
"Seseorang yang tidak memandang fisik Rasya."
"Rasya tau kok kalau, Rasya nggak cantik. Mangkanya, Kak Devan nggak mau sama, Rasya."
"Kapan sih, Kak Devan suka sama Rasya. Padahal, dia cinta pertamanya Rasya."
"Rasya udah susun sistematika cinta kita, Kak dalam novel karya, Rasya. Tapi kapan semua akan terwujud?"
Novel Rasya yang berjudul "My Senior" itu memang ia karang untuk Devan. Berceritakan kisah cinta adik kelas biasa dengan kakak kelas sempurna yang menerima apa adanya. Tetapi, itu sangatlah tidak cocok dengan kenyataan pada kisah cinta Rasya.
Rasya beranjak dari tempatnya dan mempersiapkan barang-barang untuk besok malam. Besok ia akan mengikuti kegiatan Pramuka, Rasya bukanlah anak Pramuka. Tetapi, dia adalah anak PMR, jadi dalam kegiatan apapun Rasya selalu terlibat.
Saat hendak mengunjungi kasur kesayangannya, Rasya selalu menyisakan waktu untuk menyelesaikan Novelnya yang ke delapan belas. Rasya sudah berhasil menerbitkan novel sebanyak tujuh belas. Tetapi, novel Rasya tak laku sama sekali. Terkadang, Rasya heran kenapa novelnya tak terjual. Padahal dia memutar otak seratus kali dalam sehari demi mencari alur yang unik.
Setelah menyelesaikan dua bab, mata Rasya sudah terasa lengket. Dia menutup laptopnya dan merebahkan tubuh untuk memasuki alam mimpi.
Bagaimana Rasya memiliki laptop? Dia mendapat hadiah saat memenangkan kontes menulis novel. Hadiah utama dari lomba itu adalah smartphone dan laptop, dan Rasya memenangkan keduanya.
Rasya sudah semakin terlarut dalam aliran bunga tidur, semakin masuk, semakin masuk dan terlelap. Saat hendak tidur, Rasya selalu berharap mimpinya indah. Dalam dunia nyata saja ia sudah hancur, apakah didunia mimpi Rasya harus pecah menjadi beberapa kepingan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Milagro [Terbit✓]
FantasyNote: Apabila dengan membaca karyaku menjadikan kamu jauh dari Tuhan, maka menjauh dan tinggalkanlah :) Gadis beribu luka bernama Rasya. Hinaan serta cercaan menimpa dia karena, kemiskinannya. Rasya jatuh hati pada seniornya bernama Devan. Devan pun...