"Terikat alam lain?"
°°°Cahaya semakin menusuk penglihatan Rasya. Hanya pancaran sinar putih menyerang netra. Rasya menutup kedua bola matanya. Saat cahaya semakin meredup, Rasya mulai membuka dengan perlahan. Dia bisa melihat banyak orang didepannya, tetapi kenapa semua orang tak bersuara sama sekali? Dan ada banyak berkas luka pada tubuh mereka.
Rasya melihat kebelakang, ternyata ada cowok memakai jaket levis dengan ujung bibirnya yang sobek. Cowok itu menatap Rasya, dia segera mengalihkan pandangan ke depan, Rasya takut akan tatapan cowok dibelakangnya ini. Tatapannya dingin sangat tajam dan menusuk.
Kaki Rasya tanpa ia sadari berjalan dengan sendirinya, sampai menembus cahaya putih, mata Rasya menyipit saat melihat keadaan sekitar. Keningnya berkerut karena melihat banyak orang berkeliaran disini.
"Dalam pohon bisa menampung orang sebanyak ini? Hebat!" gumam Rasya pelan.
Saat tak sengaja melihat Devan kembali, Rasya segera berlari bahagia dan mencekal pergelangan tangan Devan. Betapa terkejutnya Rasya saat tangannya justru menembus tangan Devan.
"Kak!" teriak Rasya dari balik punggung Devan. Sang pemilik nama membalikkan badan dan menatap ke sumber suara.
Rasya sudah menyiapkan senyum hangat untuk menyambut Devan. Saat Devan menghadapinya, Rasya justru berteriak histeris dengan menutup kedua matanya menggunakan telapak tangan. "AAAAAAAAAA!!!"
Devan saat kini berbeda dengan Devan yang biasanya. Saat ini wajah Devan dipenuhi dengan luka dan darah, darah kental mengalir dipelipisnya, bola mata yang hampir keluar dari tempatnya.
Rasya kembali membuka matanya dan memastikan bahwa ia sedang bermimpi, tetapi dia tetap saja bisa melihat Devan dengan bentuk yang berbeda. Rasya segera membalikkan badan mulai menjauh, tak sengaja seorang cewek berkulit pucat menabrak Rasya, dia semakin membelalakkan mata saat cewek itu malah menembus tubuh Rasya.
Rasya menyadari bahwa ia berada ditempat lain yang seharusnya tak dia tempati. Rasya segera berlari sekuat tenaga meskipun sempoyongan karena membawa banyak barang ditas ranselnya. Rasya selalu was-was terhadap sekitarnya, ia melirik kebelakang untuk memastikan apakah ada yang mengikutinya.
Brukkkkkkk..................
Rasya menabrak dada bidang seorang cowok, sampai tubuh Rasya terpental kebelakang. Dia terduduk dibawah sana dengan ketakutan melanda. Keningnya berkerut, Rasya menabrak seseorang? Dan seseorang itu tak menembus tubuh Rasya? Berarti dia sejenis Rasya! Rasya segera berdiri dan menggenggam kedua tangan seseorang itu.
"Tolongin, Rasya! Ayo kita pergi dari sini!!" Rasya memeluk cowok didepannya tanpa melihat wajah cowok itu.
"Loh, kok dingin? Ini baju keras amat! Baju besi kah?" terlintas pertanyaan pada pikiran Rasya.
Cowok itu mengerutkan kening lalu melepaskan pelukan Rasya dengan kasar. Rasya kembali terhuyung pelan, ia bisa melihat seorang cowok berparas rupawan dengan memakai baju besi, seperti baju perang.
"Ini cowok bukannya tadi yang ada dibelakang, Rasya? Kenapa baju dia ganti? Tadi kan pakai celana sama jaket levis! Pasti ini orang asli bukan setan, karena cuma dia yang bisa Rasya sentuh!" Rasya kembali bermonolog dengan dirinya sendiri.
"Rasya mohon selamatin Rasya! Ayo kita keluar dari sini!" Rasya menggenggam tangan cowok itu lalu menyeret dia untuk mengikuti langkahnya.
"Percuma! Pintu keluar sudah tertutup! Terima saja takdir lo! Lo memilih kesini, lupakanlah dendam, lo dan hiduplah disini sampai ingatanmu hilang!" cowok itu memberi penjelasan kepada Rasya.
Rasya membulatkan matanya, ia melepaskan tangan cowok itu lalu berlari menuju jalan dia masuk. Benar apa kata pemuda tadi, didepan Rasya hanya terdapat pohon besar persis seperti dihutan yang ia temukan. Tetapi, pohon itu normal, seperti pohon biasanya. Rasya tanpa aba-aba berlari untuk memasuki pohon tersebut, bukannya masuk, Rasya malah mendapat luka pada keningnya. Kening Rasya mengeluarkan darah segar.
"Kalo mati ya mati aja! Nggak usah berlagak kek masih hidup! Dendam, lo banyak kan, mangkanya, lo terkurung disini!" suara cowok tadi yang memakai baju besi.
Sontak Rasya membalikkan tubuhnya dan memasang raut wajah kesal. "Rasya belum mati!!"
"Pasti, lo korban pembunuhan. Mangkanya, lo nggak tau kalo udah mati," ujar cowok itu dengan ketus.
Rasya mendelik tajam ia hendak mendekati cowok itu, dia malah menghilang bak ditelan angin. "Haa? T-ternyata dia juga hantu?
"AAAAAAAAAA!!!!!" teriak Rasya kembali terdengar.
Rasya terus berjalan mencari jalan keluar tetapi, ia tak menemukannya sama sekali. Kaki Rasya sudah lemas rasanya, kini ia duduk ditepi tebing. Rasya bingung, dimana dia terjebak saat ini, kenapa ia bisa memasuki alam yang seharusnya tak dia masuki.
"Kenapa bengong?" suara lembut melewati gendang telinga Rasya.
Ketakutan? Rasya kini sudah biasa menghadapi hantu-hantu yang bergentayangan disekitarnya. Yang ada dipikiran Rasya saat ini hanyalah jalan keluar, Rasya masih ingin hidup dan membahagiakan orang-orang yang ia sayang."Jangan ganggu, Rasya! Rasya capek," sahut Rasya dengan nada cuek.
"Duhh, Ras-Rasya gimana ceritanya sih, lo bisa masuk kesini?" cewek itu malah terkikik geli.
Kening Rasya berkerut lalu menoleh ke sumber suara, terkejut? Pastinya dia terkejut. Karena, Rasya bertemu dengan sahabatnya kembali, satu-satunya teman Rasya disekolah.
"Lia???" Rasya mengembangkan senyumnya lalu bangkit dan memeluk Lia. Tetapi lagi-lagi Rasya menembusnya.
"Lia disini?" Rasya menatap wajah sahabatnya itu.
"Iya, gue disini. Gue masih ada urusan yang belum selesai, mangkanya, gue masih ada disini," ucap Lia sembari menyunggingkan senyuman.
Lia Dewi yaitu sahabat Rasya sejak SMP. Lia dan Rasya bersekolah di SMA yang sama. Lia bunuh diri satu tahun yang lalu, ia lompat dari atas rofftop.
"Berarti, Lia tahu dong ini sebenarnya tempat apa?" Rasya bertanya dengan polos.
Lia pun mengangguk pelan. "Ini itu dimana roh kita terikat, kami masih memiliki urusan yang belum selesai, manganya kami disini. Dan pendiri kawasan ini adalah dia, yang tadi masuk bareng, lo."
"Ha? Masuk bareng, Rasya? Yang mana?" Rasya mencoba mengingat siapa yang datang bersamanya kesini.
"Tuan Agro, laki-laki pemakai baju besi."
Mendengar jawaban dari Lia, mata Rasya membulat sempurna. "Cowok nyebelin itu? Eh tapi apa sebabnya dia mendirikan kawasan ini?" bukannya berhenti, Rasya malah mengorek informasi lebih.
"Tuan Agro masih mengganjal dengan kematiannya, pada jantungnya pedang tertancap dalam. Dia bisa pergi dari sini dengan tenang apabila ada seseorang yang bisa mencabut pedang pada jantungnya itu. Dan, Tuan Agro sudah reinkarnasi kurang lebih dua ratus kali."
Mata Rasya semakin terbuka lebar setelah mendengar pernyataan yang Lia katakan kepada Rasya. Betapa terkejutnya dia saat mengetahui bahwa cowok nyebelin yang tadi Rasya temui itu adalah penguasa kawasan yang ia tempati sekarang.
"Tapi tadi, Rasya nggak lihat kalau ada pedang pada jantungnya?" Rasya semakin ingin tahu
"Karena dia tidak mencintaimu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Milagro [Terbit✓]
FantasíaNote: Apabila dengan membaca karyaku menjadikan kamu jauh dari Tuhan, maka menjauh dan tinggalkanlah :) Gadis beribu luka bernama Rasya. Hinaan serta cercaan menimpa dia karena, kemiskinannya. Rasya jatuh hati pada seniornya bernama Devan. Devan pun...