"Ma. Aku pengen tinggal sendiri diwilayah rakyat." pinta Junkyu dengan tegas kepada Ibunya diruang tamu.
"Apa benar nak? Nanti Mama kesepian.."
"Kesepian seperti apa? Kan Mama selalu mementingkan kertas-kertas diatas meja kantor Mama itu, daripada Aku."
Ibu Junkyu tertegun.
"N-nak.."
"Sudah lah Ma, Aku ingin tinggal dikawasan rakyat, dan sekolahnya juga. Bila perlu aku ingin tinggal disekolah asrama."
"Baiklah jika itu maumu nak. Mama akan daftarkan." pasrah Ibu Junkyu dan beranjak dari sofa.
'Apakah aku akan tinggal dikawasan rakyat?! Yes!!'
-
"Nak.." ucap Ibu Junkyu saat memasuki kamar anaknya itu.
"Ma? Jadi gimana, sudah didaftarin kan?"
"Iya nak. Ini surat pendaftaran kamu, besok kamu mulai tinggal diasrama ya, kerumah 1 bulan sekali. Ini juga alamat rumah kamu jika kamu bosan tinggal diasrama. Siap-siap lah nak, besok ada bus sekolah yang menjemputmu kesini."
"Makasih Ma." Junkyu tersenyum dengan manis.
"Iya, terimakasih kembali nak sudah mensadarkan Mama." Ibu Junkyu mengusak pelan rambut Junkyu dan meninggalkan kamar Junkyu.
Junkyu melihat surat pendaftaran sekolah Asramanya dan melihat alamat rumahnya nanti.
'Treasure Boxie High School.'
'Diamonds Rubys Street, number 12.'
------------------------------------------------------------------------
"Papa.. Aku ingin sekolah dikawasan rakyat pls.." rengek Doyoung kepada Ayahnya itu.
"Tanya Mamamu sana."
"Mama pasti ga bolehin Paa, tanyain Mama yaa.."
"Yaudah, kalo boleh sama Mamamu, nanti Papa daftarkan ke sekolah asrama.
"Boleh Pa?! YES!!"
-
"Jadi gimana Pa?" tanya Doyoung penasaran.
"Boleh nak, besok kamu sudah mulai masuk ke asramanya, dan ini surat pendaftarannya. Kasih ke gurunya, ya. Siap-siap, besok ada bus sekolah yang jemput kesini. Kalo mau kerumah boleh, 1 bulan sekali, atau gamau kesini juga gapapa."
"Seragamnya mana Pa?"
"Belum dapet, besok baru dapet."
"Oke Pa, makasih ya Pa.."
"Ya nak." Ayah meninggalkan kamar Doyoung.
Doyoung melihat surat sekolahnya itu.
"Wih namanya sekolahnya keren amat! Treasure Boxie High School, bakal betah ga sih gw?"
------------------------------------------------------------------------
"Junkyu, Selamat bersenang-senang ya nak." ucap Ibu Junkyu.
"Makasih, Ma. Makasih banget udah ijinin Aku buat sekolah dikawasan rakyat."
"Itukan memang tujuan kamu Nak. Jadi ibu turutin aja, hehehe."
"Itu bus aku sudah datang Ma. Jaga diri baik-baik ya Ma."
"Iya, nak. Hati-hati dijalan."
------------------------------------------------------------------------
[Beberapa Menit Kemudian]
"
Dadah, Mama dan Papa. Aku sayang kalian." peluk Doyoung kepada kedua orangtuanya itu.
"Ya." Ibu Doyoung meninggalkan kedua orang itu yang berstatus Ayah dan Anak.
"Pa.. Mama emang ga sayang aku ya? Padahal, anaknya mau pergi dari rumah kalian."
"Papa juga gatau nak, sepertinya dia sedang kecapean."
"Kecapean setiap hari ya? Setiap ketemu denganku, Mama menghindar dariku."
"I-iya kali nak."
"Sudahlah Pa, itu busku sudah datang. Sampai Jumpa Pa, aku sayang Papa."
"Me too. See you, my boy."
[Di Bus]
"Kim Doyoung?" tanya petugas asrama yang menulis nama-nama anak baru yang baru saja memasuki bus.
"Ya, tuan."
"Baiklah, silahkan duduk disamping Kim Junkyu." Petugas itu menunjuk Junkyu.
"Yang mirip dengan saya itu tuan?"
"Benar."
Doyoung berlari kecil ketempat duduk kosong sebelah Junkyu.
"Halo!" sapa Doyoung.
"Oh, iya halo." jawab Junkyu tersenyum.
"Nama kamu siapa? Aku Kim Doyoung. Bisa dipanggil Dobby juga!"
"Kim Junkyu."
"Aah, salam kenal!" padahal Doyoung sudah tau namanya tadi.
Canggung beberapa saat, dan ada penghantar makanan ringan ke tempat duduk mereka.
"Halo, Selamat Pagi. Apakah kalian kembar?" tanya pengantar makanan tersebut dengan ramah.
"Ah tidak, nyonya. Kami hanya teman sebangku." jawab Doyoung.
Junkyu hanya mengangguk-angguk.
"Oh maaf, saya kira kalian kembar. Soalnya muka kalian sangat mirip."
"Apakah begitu?" tanya Junkyu tak percaya.
"Ya benar. Ini makanan ringannya, saya pergi dulu." pamit pengantar makanan tersebut.
"Waah, kita disebut kembar?!" seru Doyoung bersemangat.
"Shoosh, nanti kedengeran orang."
"Soalnya aku kaget.. hehehe maaf ya."
"Btw, kamu umur berapa?" tanya Junkyu.
"Aku umurnya 16 tahun!"
"Aku umurnya 17 tahun, terima fakta ya deck." ledek Junkyu dan tertawa.
"Ah maaf kak, aku gatau kalo kakak lebih tua dari aku, aku kira kita seumuran."
"Gausah panggil aku kakak, panggil Junkyu aja. Oh ya, kita kan jadi seumuran karena kamu ambil kelas akselerasi."
"Kok kak- kamu tau?"
"Iya dong. Kan kalo kamu masih kelas 10, pasti beda bus. Kita kan sudah kelas 11."
"Iya juga."
'Setelah sekian lama, aku bisa bercanda dengan seseorang lagi, terimakasih, Doyoung-ah.' Junkyu tersenyum dan melihat Doyoung yang sedang memakan makanan ringannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Geschwister? | Dokyu - ON HOLD.
RandomBrothership Dokyu. Kim Doyoung, anak konglomerat yang ingin bersekolah disekolah biasa. Kim Junkyu, anak konglomerat yang "broken home" ingin hidup sendiri diwilayah rakyat, dan bersekolah disekolah biasa. ⚠️ this story isn't bxb! Bagaimana kisah me...